Jumat, 06 Mei 2016

Sempat Memburuk, Yamaha Samakan Status Lorenzo dengan Rossi

Dua pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, akan melakoni balapan penentuan juara dunia di MotoGP Valencia, Minggu (8/11/2015). (REUTERS/Issei Kato)

Jorge Lorenzo sudah memilih meninggalkan Movistar Yamaha di penghujung MotoGP 2016. Dia telah memutuskan bergabung dengan Ducati untuk dua musim ke depan.

Di musim terakhirnya, manajer direktur Movistar Yamaha, Lin Jarvis mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membeda-bedakan keperluan hingga misi antara Lorenzo dan rekan setimnya, Valentino Rossi.

"Selama sisa musim ini, misi kami masih sama dengan misinya Lorenzo. Dia dan kami akan keluar sebagai juara pada musim balap kali ini," ujar Jarvis, seperti dilansir dari Euro Sport.

"Kami akan memberikan dukungan secara maksimum kepada Lorenzo, seperti yang didapat Rossi agar keduanya bisa mengembangkan motor sepanjang musim," ucapnya.

Jarvis juga mengatakan, sejak insiden yang meilbatkan Rossi dan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez di Sirkuit Sepang pada 2015 membuat garasi Movistar Yamaha kian memanas. Ketika itu, Rossi menuduh Marquez membantu Lorenzo agar bisa memenangkan gelar juara dunia MotoGP 2015.

"Hal yang terjadi di Sepang sangat kami sayangkan. Itu sangat mempengaruhi suasana hati pembalap dan rekan-rekannya di dalam garasi. Padahal sebelum insiden di Sepang, Lorenzo dan Rossi sangat akur dalam tiga setengah musim," katanya.

Namun setelah Lorenzo memutuskan bergabung dengan Ducati, hubungannya dengan Rossi mulai membaik. "Jujur, sekarang hubungan mereka sudah jauh lebih baik dari sebelumnya," ujar Jarvis.

Kian Sulit Menangi MotoGP, Rossi Mulai Merasa Tua

Sukses pada MotoGP Jerez adalah kemenangan perdana pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, di musim 2016. (CRISTINA QUICLER / AFP)

Usia Valentino Rossi boleh saja telah menginjak 37 tahun. Namun, pembalap asal Italia ini tetap mampu menunjukkan kehebatannya di ajang MotoGP

Terakhir, dengan mengendarai motor tim Movistar Yamaha, Rossi finis terdepan di MotoGP Jerez, Spanyol, pada 24 April 2016. Itu menjadi kemenangan ke-73 Rossi di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.

Kendati senang dengan kemenangannya di Jerez, Rossi mengakui, kini memenangkan balapan lebih sulit. Alasannya, pembalap yang dijuluki The Doctor ini jauh lebih tua dari para rivalnya di lintasan balap. 

"Itu tentu saja jauh lebih sulit (memenangkan balapan), karena 20 tahun lalu, segalanya lebih mudah untuk melakukannya, tapi saya tidak merasa begitu buruk," kata Rossi, seperti dilansir Fox Sport. 

"Saya perlu lebih berupaya dan berlatih lagi, tapi Anda dapat balapan di MotoGP setidaknya sampai usia 40 tahun. Motivasi adalah perbedaannya. Itu apa yang Anda rasakan, ketika Anda ingin mencoba menang dan berusaha melanjutkannya," bebernya. 

Kendati tampil mengesankan dengan mendominasi MotoGP Jerez, Rossi paham segalanya bisa berubah pada balapan berikutnya. Kini, Rossi berada di posisi ketiga klasemen kejuaraan dunia MotoGP tertinggal 24 poin dari Marc Marquez, yang berada di peringkat teratas. 

"Balapan-balapan memiliki cerita berbeda dari pekan ke pekan. Mungkin dalam 10 hari semuanya bisa berbeda. Ini tetap menjadi kemenangan besar, tapi mungkin Anda bisa bisa tanyakan lagi kepada saya dalam dua pekan ke depan," tuturnya.


Begini Cara Suzuki Tahan Vinales Gabung Yamaha

Valentino Rossi (kiri) secara tersirat mendukung Maverick Vinales menggantikan Jorge Lorenzo di Yamaha. (Bola.com/Vitalis Yogo Trisna/Twitter)
Banyak cara yang dilakukan Suzuki Ecstar agar pembalap andalannya, Maverick Vinales bertahan. Salah satunya dengan  membujuknya dengan iming-iming bakal cetak sejarah dengan Suzuki jika bertahan di pabrikan asal Jepang itu.

Cara ini diungkapkan oleh manajer Suzuki Ecstar, Davide Brivio. Pria yang dulunya pernah menjadi 'otak' di Yamaha mengaku pihaknya sudah berusaha keras untuk membujuk Vinales, pembalap yang masih berusia 21 tahun.

"Sudah sejak Juni tahun lalu kami mencoba pertahankan Vinales. Ini karena kami tahu di tiga atau empat seri MotoGP, Maverick akan putuskan masa depannya.Jadi kami harus gerak cepat. Kami sudah lakukan itu," ujarnya seperti dikutip motorsport.com.

Brivio mengaku tak perlu menakut-nakuti Vinales jika jadi gabung Yamaha. Salah satunya kemungkinan dianaktirikan oleh Yamaha yang masih punya 'sang dewa', Valentino Rossi.

"Saat saya bicara dengan dia, saya hanya bicarakan soal Suzuki. Soal apakah dia bakal nyaman tampil dengan Vale itu terserah dia. Saya jelaskan kepada dia apa yang bisa kami lakukan bersama-sama dengan Suzuki," kata Brivio.

Dulu, Brivio berperan dalam membujuk Rossi untuk pindah dari Honda ke Yamaha. Brivio punya pengalaman panjang dengan Rossi.

Meski demikian, Brivio tak mau jelek-jelekan Rossi. "Saya tak akan ceritakan situasi yang bisa dia dapatkan di Yamaha. Dia harus cari tahu sendiri. Yang pasti, dia bakal jadi legenda jika juara bersama Suzuki, kalau di Yamaha, semua orang bisa memprediksinya," ujarnya.

Senin, 25 April 2016

Marc Marquez Puas Bisa Tempel Duo Yamaha

Marc Marquez Puas Bisa Tempel Duo Yamaha

Walau kalah di negeri sendiri, Marc Marquez mengaku puas dengan penampilannya. Pembalap Honda itu sudah berusaha maksimal meski akhirnya harus mengakui duo Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. 

Marquez yang mengawali start dari posisi ketiga sempat memberikan perlawanan pada Lorenzo dari awal lomba yang berlangsung di Sirkuit Jerez, Spanyol, Minggu (24/4/2016). Sayangnya tekanan itu terus melambat memasuki pertengahan lomba. 

Pemegang gelar juara dunia dua kali itu memang bisa mempertahankan posisi ketiga. Sayangnya meninggalkan jarak dengan Lorenzo begitu jauh. 

"Saya menekan di belakang Lorenzo. Saya sudah berusaha sekali, dua kali sampai tiga kali kemudian saya berpikir, ok, dapat 16 poin sudah bagus bersama dua orang tercepat hari ini," ujarnya dilansir Sport24.

"Terpenting sekarang saya memimpin klasemen. Jadi itulah alasan mengapa saya senang," lanjut Marquez. 

Marquez awalnya ingin memberikan sesuatu yang pada penggemar. "Saya berharap lomba yang baik. Tapi hari ini tidak mungkin saya memberikannya."

Kesulitan Marquez Bertahan di Pacuan MotoGP Spanyol

Susah Payah Marquez Bertahan di Pacuan MotoGP Spanyol

Pebalap Repsol Honda Marc Marquez susah payah memacu sepeda motornya di lintasan balap sirkuit Jerez dalam seri keempat MotoGP, Minggu (24/4).

Namun, sulit bagi juara dunia dua kali itu untuk memburu duo Yamaha yang berada di depan, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Akhirnya, Marquez hanya bisa finis di urutan ketiga di belakang Lorenzo dan Rossi.

Marquez mengakui dirinya tak bisa ambisius memburu duo Yamaha di depan. Sebaliknya pebalap berusia 23 tahun itu memilih bertahan di posisinya dan tak gagal finis.

"Saya hampir tergelincir beberapa kali, hal itulah yang membuat saya mengambil keputusan untuk mengamankan 16 angka dibandingkan harus memaksa memacu motor. Angka ini sangat berarti dalam sebuah perlombaan yang berlangsung lama musim ini," ucap Marquez seperti dilansir Crash.net.

Meski hanya finis di posisi ketiga, Marquez tetap memuncaki klasemen sementara MotoGP 2016 dengan torehan 82 poin, unggul 17 poin atas Lorenzo. Sementara Rossi berada di peringkat tiga klasemen dengan torehan 58 poin.

Dalam seri balap di negara asalnya tersebut, Marquez mengatakan dirinya mencoba fokus untuk memacu gas sepeda motor. Target utamanya adalah menempel ketat Jorge Lorenzo, sebelum menempel Rossi yang melejit di urutan terdepan.

"Tetapi yang bisa saya katakan bahwa temperatur lintasan lebih tinggi 11 derajat celsius dibandingkan kemarin (23/4)- hal itu membuat saya sangat sulit mengendalikan ban depan," ujar Marquez dikutip dari Grand Prix Times.

Kesabaran, kata Marquez, adalah hal utama dalam membalap dalam sistem kompetisi tersebut. Akhirnya, Marquez berhasil finis dengan catatan waktu lebih lama 7,087 detik dibandingkan Rossi.

Rossi menjadi juara dengan catatan total waktu 45 menit dan 28,834 detik.

Marquez pun memuji penampilan impresif Rossi. Rossi, katanya, terlihat lebih berbeda di lintasan balap Jerez. Selain itu, kemenangan Rossi, telah menciptakan rekor tersendiri di Jerez.

Pebalap veteran berusia 37 tahun itu menjadi pebalap non-Spanyol pertama yang berhasil meraih kemenangan di sirkuit Jerez pada kelas primer Grand Prix sejak Casey Stoner pada 2012 silam.

Sebelumnya, dalam tiga tahun terakhir sirkuit Jerez dikuasai pebalap Spanyol. Dani Pedrosa, Marquez, dan Lorenzo adalah pemenang di Jerez selama berturut-turut sejak tiga thaun silam.

Podium Kaku MotoGP Spanyol

Podium Kaku MotoGP Spanyol

Podium MotoGP Spanyol terlihat kaku ketika Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez bersamaan naik podium usai balapan di Sirkuit Jerez, Minggu (24/4).

Rossi, Lorenzo, dan Marquez untuk kali pertama sejak GP Republik Ceko, 16 Agustus 2015, naik podium bersama di ajang MotoGP. Ketiganya juga untuk kali pertama berbagi podium sejak insiden kontroversial di GP Malaysia musim ini.

Terlihat jelas masih ada masalah di antara ketiga pebalap tersebut. Pasalnya, tidak ada tegur sapa atau jabat tangan di antara ketiga, terutama Rossi terhadap Lorenzo dan Marquez.

Usai melakukan wawancara dengan MotoGP TV di parc ferme, Rossi dan Lorenzo naik ke lantai dua tempat podium berada secara bersamaan. Namun, keduanya tidak saling menyapa, berjabat tangan, atau memberikan ucapan selamat.

Sebelum naik podium, Rossi, Lorenzo, dan Marquez berada di ruangan yang sama. Pihak Dorna selaku pemegang hak komersial MotoGP dan Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) juga terkesan berupaya mencairkan situasi. Bahkan Presiden FIM, Vito Ippolito, turut hadir di tengah-tengah ketiga pebalap tersebut.

Di atas podium, konflik antara Rossi dengan Lorenzo dan Marquez semakin jelas terlihat. Pebalap asal Italia itu hampir tidak memandang ke arah Lorenzo dan Marquez yang berada di sampingnya.

The Doctor hanya merayakan kemenangan bersama direktur pelaksana Movistar Yamaha, Lin Jarvis, di atas podium. Rossi hanya menyemprotkan sampanye ke Jarvis dan kru tim.

Sementara Lorenzo dan Marquez sempat merayakan podium bersama. Rossi juga menjadi orang pertama yang meninggalkan podium setelah foto bersama Lorenzo, Marquez, dan Jarvis. (har)


Pesan Lorenzo-Marquez Lewat Bendera Jepang di Podium Jerez

Pesan Lorenzo Marquez Lewat Bendera Jepang di Podium Jerez\
Setelah menyelesaikan balapan GP Spanyol, Minggu (24/4/2016), dua Pembalap Spanyol, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez membentangkan bendera Jepang saat naik podium. Keduanya punya pesan kepada masyarakat lewat aksi tersebut. 

Lorenzo dan Marquez bermaksud mendedikasikan keberhasilan mereka naik podium di Jerez untuk masyarakat Jepang yang pekan lalu tertimpa bencana gempa bumi. Tepatnya Sabtu, 16 April 2016 lalu, gempa berkekuatan 7,3 skala Richter (SR) mengguncang Perfektur Kumamoto dan menewaskan puluhan orang. 

Sebelum tampil di GP Spanyol, Lorenzo sudah lebih dulu mengucapkan bela sungkawa atas musibah yang menimpa masyarakat Jepang. Lewat akun Twitter-nya, pembalap Movistar Yamaha mengucapkan turut berduka bagi korban gempa Jepang. 
Pesan Lorenzo Marquez Lewat Bendera Jepang di Podium Jerez
Lorenzo sendiri finis di urutan kedua pada balapan yang jatuh di seri keempat MotoGP 2016 tersebut. Sementara Marquez finis di urutan ketiga. Balapan tersebut dimenangkan rekan satu tim Lorenzo, Valentino Rossi dengan catatan waktu 45m 28.834 detik.