Senin, 22 Agustus 2016

Soal Cal Crutchlow, Marquez Setuju dengan Rossi

Marc Marquez (Foto: AFP)
Rider Tim Repsol Honda, Marc Marquez, mengatakan dirinya setuju dengan perkataan Valentino Rossi soal Cal Crutchlow. Menurut Marquez, Crutchlow adalah seorang pembalap yang sangat menyenangkan.

“Saya setuju dengan Valentino (Rossi) dan saya menikmati satu sore dengan Cal (Crutchlow) berbicara tentang motor dan saya senang dengannya, dengan Lucy dan keluarganya. Ia pria yang menyenangkan,” kata Marquez, seperti disadur dari Crash, Senin (22/8/2016).
Nama Crutchlow kali ini melejit setelah dirinya sukses menguasai balapan pada seri ke-11 yang berlangsung di Sirkuit Brno, Ceko. Pembalap asal Inggris tersebut menyudahi perlawanan sengit rider Ducati Corse, Andrea Iannone.
Sejatinya, Crutchlow tidak terlihat menunjakan progres positif sepanjang pekan di Brno. Namun, siapa sangka, rider 30 tahun tersebut justru mampu tampil impresif dan menyudahi balapan di tempat pertama.
Memulai balapan dari tempat 10, perlahan tapi pasti Crutchlow mulai melewati lawan-lawannya hingga menduduki posisi dua dan bersaing dengan Iannone. Dengan memanfaatkan kesalahan yang dibuat rider asal Italia itu, Crutchlow sukses mengudeta posisi puncak dan menyudahi balapan di tempat pertama.

Rossi: Saya Tidak Seberani Cal Crutchlow

Rossi: Saya tidak seberani Crutchlow. (foto:AFP)
Pembalap Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, memberikan pujian kepada Cal Crutchlow saat mengaspal di GP Ceko pada Minggu 22 Agustus 2016 malam WIB. Rossi merasa, rider Tim LCR Honda itu sangat berani saat balapan.

Pasalnya, saat memulai race kondisi lintasan terlihat sedikit basah. Oleh karena itu beberapa pembalap salah satunya Rossi merasa tidak yakin bisa memacu kuda besinya dalam kecepatan maksimal.
Namun di sisi lain, Crutchlow justru dengan beraninya mengambil risiko dengan terus menekan selepas start. Mengawali balapan dari posisi 10, pembalap 30 tahun tersebut mampu merangkak naik hingga akhirnya bersaing sengit dengan Andrea Iannone untuk tempat pertama.
Tidak hanya itu, bahkan Crutchlow mampu meng-overtake Iannone saat pembalap asal Italia itu melebar di tikungan. Sampai akhirnya, rider asal Inggris tersebut sukses menyentuh garis finis pertama kali.
“Sayangnya kami tidak juga bisa menggunakan ban keras untuk depan karena pagi ini saya tidak memiliki perasaan yang baik untuk ban soft, jadi saya tidak cukup berani seperti Cal (Crutchlow),” kata Rossi, seperti dinukil dari Crash, Senin (22/8/2016).

Bersaing Ketat dengan Valentino Rossi, Marquez Siap Perkuat Performa Motornya

Marc Marquez (Foto: Twitter Marc Marquez)
Persaingan perebutan gelar juara MotoGP 2016 semakin ketat. Hingga saat ini, posisi puncak masih ditempati oleh pembalap Tim Repsol Honda, Marc Marquez, dengan raihan 197 poin atau selisih 53 poin dari pembalap Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi.

Pada seri ke-11, Marquez gagal merebut podium tertinggi dan harus puas finis di posisi ketiga. Sementara Rossi berhasil menempati podium kedua. Jika melihat persaingan saat itu, tentu hasil tersebut tidak sesuai dengan harapan Marquez.
Kendati demikian, pembalap berpaspor Spanyol tersebut yakin dapat tampil impresif hingga akhir MotoGP 2016. Ia mengaku yakin dapat tampil maksimal, baik di atas lintasan basah maupun kering.
“Bagi saya yang terpenting adalah tampil kuat di atas lintasan kering dan basah. Hal itu penting demi meraih gelar juara. Pada kondisi kering, akselerasi adalah hal yang paling penting. Sementara pada kondisi basah, akselerasi pada ban belakang harus dijaga,” tutur Marquez, mengutip dari Crash, Senin (22/8/2016).
“Jadi kami dapat lebih kompetitif. Pada lintasan kering, saat melaju saya merasa kuat dan di sini (Sirkuit Brno) pada FP2 saya merasa sangat kuat tanpa akselerasi,” tandasnya.

Juarai GP Republik Ceko, Momen Terbaik dalam Hidup Crutchlow

Cal Crutchlow (Foto: Crash)
Pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya setelah menjuarai GP Republik Ceko. Seperti diketahui, Crutchlow tampil pintar dan cermat kala mengaspal di Automotodrom Brno sebelum berdiri di podium teratas.

Crutchlow menggunakan ban belakang dan depan bertipe hard. Saat kondisi trek basah, dia memang terus-terusan disalip. Tapi, ketika permukaan sirkuit mengering, pembalap berkebangsaan Inggris ini mulai menguasai jalannya balapan.
Bahkan, Crutchlow unggul sejauh tujuh detik dari peringkat dua, Valentino Rossi, saat melewati garis finis. Ini adalah kemenangan pertama seorang pembalap Inggris sejak Barry Sheene di musim 1981.
“Saya sangat senang dan jelas ini adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu. Saya sudah beberapa kali hampir jadi juara seperti saat di Sachsenring. Tapi, tidak ada hal yang lebih besar dari sebuah kemenangan,” kata Crutchlow, seperti dilansir Crash, Senin (22/8/2016).
“Tentu kami memenangi balapan yang tricky. Tapi, saya membuat keputusan terbaik mengenai pilihan ban, dan saya merasa bahwa jika saya menggunakan hard di ban belakang, depan juga harus mengikuti,” jelasnya.

Posisi Klasmen Diambil Rossi, Lorenzo Masih Pede Juarai MotoGP 2016

Jorge Lorenzo (Foto: AFP)
Pembalap Tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, gagal meraih hasil yang memuaskan kala mengaspal di MotoGP seri Republik Ceko akhir pekan kemarin. Pemilik julukan X-Fuera itu harus finis di urutan paling buncit pada seri tersebut.

Dalam balapan yang dilangsungkan di Sirkuit Brno itu, Lorenzo sebenarnya bisa saja meraih hasil yang lebih baik. Terlebih Lorenzo sempat meraih catatan waktu tercepat dalam satu putaran di balapan kemarin. Namun keputusannya mengganti motor, menjadi titik balik performa Lorenzo di GP Ceko sebelum akhirnya harus rela finis di posisi paling buncit.
Dengan hasil itu, membuat Lorenzo pun terpaksa harus turun peringkat di tabel klasemen sementara pembalap MotoGP 2016. Kini, pembalap berkebangsaan Spanyol tersebut berada di tempat ketiga atau terpaut enam poin dari rekan setimnya, Valentino Rossi.
Meski begitu, tidak lantas membuat Lorenzo pesimis mengenai peluangnya untuk mempertahankan titel juara di MotoGP 2016. Ia mengakui akan berusaha semaksimal mungkin di balapan yang tersisa pada musim ini.
“Saya masih memiliki peluang besar untuk bisa mempertahankan gelar juara dunia (MotoGP 2016). Terlebih masih ada balapan yang bisa saya manfaatkan untuk mengejar jarak dengan (Marc) Marquez, dan saya akan berusaha sangat keras untuk mewujudkannya,” ungkap Lorenzo, seperti dikutip dari Crash, Senin (22/8/2016).

Lorenzo Ungkap Penyebab Cekcok di Paddock Yamaha

Lorenzo Ungkap Penyebab Cekcok di Paddock Yamaha
Juara bertahan MotoGP, Jorge Lorenzo, menjelaskan insiden cekcok yang dialaminya dengan kru tim Movistar Yamaha di sela balapan MotoGP Republik Ceko, Minggu (21/8).

Lorenzo mengalami hari buruk pada balapan GP Ceko. Pebalap asal Spanyol itu finis di posisi ke-17 setelah sempat mengalami miskomunikasi dengan kru tim yang berujung pada cekcok di depan paddock Yamaha.

Ketika balapan menyisakan tujuh lap, Lorenzo masuk pit untuk melakukan pergantian motor meski tidak ada perintah dari tim. Padahal Lorenzo mulai menunjukkan peningkatan kecepatan signifikan dengan motor pertamanya.

Sempat terjadi cekcok. Kru Yamaha bingung mengapa Lorenzo ingin melakukan pergantian motor. Anehnya, satu lap kemudian Lorenzo kembali masuk pit dan kembali melakukan pergantian motor. Di momen ini lagi-lagi Lorenzo terlibat cekcok dengan kru tim.

Berbicara kepada media usai balapan, Lorenzo mengatakan terpaksa melakukan pergantian motor setelah ban depan yang digunakannya mengalami kerusakan. Tapi, kepala kru Ramon Forcada tidak menyadarinya.

"Tim saya tidak tahu apa yang terjadi. Mereka tidak mengerti karena ketika saya menghentikan motor, bagian ban yang rusak menghadap ke aspal. Jadi ban depan terlihat sempurna," ujar Lorenzo seperti dikutip dari Motorsport.com.

"Baru ketika mereka memindahkan motor mereka menyadari ada bagian ban depan yang hilang. Jadi, itu mungkin kenapa Forcada tidak mengerti kenapa saya ingin melakukan pergantian motor."

Lorenzo berharap Michelin bisa mengatasi masalah ban depan yang dihadapinya. Juara dunia MotoGP tiga kali itu mengklaim seharusnya bisa bersaing meraih podium tanpa masalah ban depan tersebut.

"Sangat tidak beruntung, karena dengan ban depan seperti itu saya tidak akan bisa menyelesaikan balapan. Saya merasa bisa tampil lebih cepat, finis ketiga atau bahkan kedua," ucap Lorenzo.

Drama MotoGP Ceko: Harinya Nomor 35

Drama MotoGP Ceko: Harinya Nomor 35
Jalannya balapan MotoGP Republik Ceko di Sirkuit Brno, Minggu (21/8), berlangsung penuh drama. Mulai dari kemenangan kejutan Cal Crutchlow, nasib sial Ducati, hingga konflik Jorge Lorenzo dengan timnya.

Dengan basahnya trek Sirkuit Brno dan cuaca yang tidak menentu, balapan MotoGP Ceko memiliki status flag-to-flag, di mana pebalap bisa melakukan pergantian motor dengan ban trek kering di tengah balapan.

Hampir seluruh pebalap menggunakan opsi ban lunak depan dan belakang. Crutchlow dan Loriz Baz (Avintia Racing) menjadi dua pebalap yang memilih ban keras depan dan belakang.

Sementara Lorenzo dan rekan setimnya di Movistar Yamaha, Valentino Rossi, memilih strategi ban belakang keras dan ban depan lunak.

Duo Ducati, Andrea Dovizioso dan Andrea Iannone, sempat memimpin jalannya balapan. Disusul Marc Marquez (Repsol Honda) di posisi ketiga. Scott Redding dan Hector Barbera yang jago di trek basah musim ini juga sempat memberikan ancaman.

Crutchlow dan Rossi sempat terlempar dari posisi sepuluh besar di awal-awal balapan. Pasalnya, ban belakang dengan kompon keras sulit panas dan tidak mencengkeram di kondisi trek basah.

Tapi, seiring dengan mengeringnya kondisi trek, perlahan tapi pasti Crutchlow dan Rossi mulai memperbaiki posisi.

Dovizioso mengalami nasib sial pada lap kesepuluh setelah motor Desmosedici yang ditungganginya mengalami kegagalan mesin. Sempat melakukan pergantian motor, pebalap asal Italia itu memilih untuk tidak melanjutkan balapan.

Ducati yang finis satu-dua di GP Austria pekan lalu, semakin terpuruk setelah Iannone hanya finis posisi delapan setelah ban lunaknya mengalami degradasi yang luar biasa.

Lorenzo Bersitegang

Drama tidak berhenti di situ. Lorenzo terlihat sempat bersitegang dengan kru timnya saat balapan menyisakan tujuh lap.

Lorenzo melakukan pergantian motor meski tidak ada perintah dari tim. Padahal Lorenzo mulai menunjukkan peningkatan kecepatan signifikan dengan motor pertamanya.

Berkaca dari penampilan Rossi yang sukses finis di posisi kedua dengan pilihan ban yang sama, melakukan pergantian motor jelas keputusan yang salah dari Lorenzo.

Anehnya, satu lap kemudian Lorenzo kembali masuk pit dan kembali menggunakan motor pertamanya. Di momen ini lagi-lagi Lorenzo terlibat cekcok dengan kru tim. Lorenzo akhirnya finis ke-17, gagal mendapatkan poin, dan digeser Rossi dari posisi dua klasemen sementara.

Pada akhirnya, Crutchlow lah yang tersenyum. Pasalnya, pebalap dengan nomor sepeda motor 35 itu menjadi pebalap pertama asal Inggris yang mampu meraih kemenangan di kelas primer Grand Prix dalam 35 tahun terakhir setelah Barry Sheene pada 1981 (GP Swedia).