Selasa, 08 Desember 2015

Manajer Honda: Sejak Jaman Biaggi, Rossi Selalu 'Rusuh'

Manajer Honda Sejak Jaman Biaggi Rossi Selalu Rusuh

Rossi dianggap sudah sering melontarkan perang urat syaraf berujung kontroversi sejak jaman Max Biaggi hingga Casey Stoner. Musim ini, Marquez yang disebut kena pancing The Doctor. | Crash

VENICE - Manajer tim LCR Honda Lucio Cecchinelo mengomentari kontroversi MotoGP 2015 antara Valentino Rossi dengan Marc Marquez. Cecchinelo mengaku lontaran kalimat pedas The Doctor yang membuat Marquez emosi sejatinya sudah sering terjadi sejak pembalap Yamaha masih bersaing dengan Max Biaggi, Sete Gibernau, dan Casey Stoner.

"Saya sangat menyesal melihat akhir musim di mana kedua pembalap telah tiba di titik ini. Rossi yang berusaha membuat kesuksesan dalam kariernya, malah melakukan sesuatu. Kata-katanya menciptakan api untuk Marquez yang akhirnya meledak. Ucapan Rossi selalu mengganggu lawannya, ingat persaingannya dengan Gibernau, Biaggi dan Stoner yang selalu panas. Marquez tampaknya menuduh tekanan ini dilontarkan Valentino dan bereaksi dengan cara yang kita semua lihat," ucap Cecchinelo saat diwawancara SuperNews sebagaimana dilansir Insella.it, Senin (7/12/20105).
Lebih lanjut, Cecchinelo mengaku Rossi sepatutnya layak mendapatkan gelar. Namun ia menegaskan Marquez bisa menyulitkan pembalap Italia itu dengan wajar sebelum akhirnya Rossi terganggu dan melontarkan perang urat syarafnya.

"Setiap orang yang hidup di era MotoGP pasti mengatakan Rossi mendapatkan gelar, tetapi pada saat yang sama saya juga mengatakan Lorenzo sangat baik dan cepat. Saya punya keraguan kejuaraan dunia akan berakhir dengan cara yang sama jika bukan karena kesulitan dari Marquez untuk Rossi, tapi ia telah melontarkan kata-kata panas jadi saya bisa memahami reaksi Marquez," imbuhnya.
Perselisihan dengan Marquez yang dianggap membantu Lorenzo akhirnya menciptakan isu adanya konspirasi pembalap Spanyol untuk menjegal Rossi. Menanggapi isu skandal tersebut, Cecchinelo menegaskan hal itu tidak pernah ada.

"Saya tidak berpikir ada aliansi antara dua pembalap Spanyol, melainkan hanya situasi di mana tensi persaingan meningkat antara Marquez dan Rossi pertama kalinya dan akhirnya Rossi kehilangan gelar juaranya. Itu bukan akhir dari musim yang kami harapkan di mana MotoGP telah kehilangan nilai tertentu," tambahnya.

"Ini sangat berantakan, tetapi juga kami katakan bahwa di Valencia ada perselisihan tunggal antar penggemar pembalap dan tidak ada bagian yang pantas dikutuk. Itu adalah olahraga di mana anda tidak melihat memerlihatkan kemarahan dan harusnya ditekankan," pungkasnya. Crash.Net

Fernando Alonso, Pembalap F1 Tunggangi Kuda Besi MotoGP Pada Acara Honda Thanks Day

Alonso Pamer Kebolehan Tunggangi Kuda Besi MotoGP

MOTEGI - Fernando Alonso memamerkan kebolehannya menunggangi kuda besi MotoGP selama acara Honda bertajuk 'Thanks Day' di Twin Ring Moteg Sebanyak 50 pembalap ikut kegiatan motorsport yang diadakan pabrikan Jepang pada Minggu (6/12/2015) kemarin.

Seperti dilansir Formulaspy, Senin (07/12/15), selain Alonso, juga hadir mantan rivalnya, Takuma Sato yang ikut bergabung dalam acara ini. Sato adalah eks pembalap Jordan Honda, BAR Honda, dan Super Aguri Honda pada 2002-2008.

Seusai pensiun sebagai pilot jet darat, Sato sempat berkecimpung dalam memacu sepeda motor untuk spesifikasi MotoGP. Sekarang ia aktif pada balapan Indycar bersama tim AJ Foyt Enterprises.

Pada acara tersebut penggemar dimanjakan dengan sejumlah demonstrasi dan melihat dari dekat tentang mesin Formula 1 baru dan lama. Tak hanya itu, ada beberapa perlombaan yang disiapkan untuk model produksi.

Hal yang paling menyita perhatian sewaktu Alonso mengemudikan McLaren MP4/6 Honda V12. Itu adalah kendaraan jet darat yang pernah dikendarai oleh Gerhard Berger pada 1991.

Juara dunia dua kali Formula 1 itu berkesempatan untuk menjajal kehebatan mesin MotoGP. Sebelum ia menunggangi kuda besi, ia berkesempatan untuk bertukar helm dengan Marc Marquez. Yang mengesankan ternyata eks pilot jet darat Ferrari tersebut sangat piawai dalam memacu sepeda motor spesifikasi MotoGP.

Kawasaki Belum Berniat Kembali ke MotoG

Kawasaki (MotoGP.com)


Pabrikan motor asal Jepang,Kawasaki belum berniat untuk kembali tampil di MotoGP.Kawasaki pernah berkompetisi di MotoGP pada 2003-2008, namun mundur teratur setelah itu karena krisis keuangan. Sejak itu, Kawasaki fokus di Kejuaraan Balap Motor Dunia (WSBK). Di balapan motor produksi massal ini, keberuntungan Kawasaki cukup bagus.Kawasaki berhasil menjadi juara dua kali di tiga edisi terakhir WSBK lewat Tom Sykes (2013) dan Jonathan Rea (2015).


Kawasaki secara jujur akui tak sanggup lakukan "comeback" seperti Suzuki dan Aprillia yang kembali tampil di MotoGP di 2015.

"Modal yang dibutuhkan membuat kami tak mungkin bersaing di MotoGP," kata bos Kawasaki WSBK Team, Ichiro Yoda seperti dikutip motorsport.com.


"Pada akhirnya, Anda harus jual motor juga, merek lain berhasil jual jutaan lebih banyak ketimbang kami. Bagi mereka, MotoGP adalah investasi yang bernilai satu persen dari penjualan mereka," ujarnya. Yoda juga mengatakan, regulasi di MotoGP juga membuat mereka ogah bersaing untuk saat ini. "Ada teknologi yang diadopsi tim motoGP seperti Seamless Shift Gearbox. Itu tak akan kami gunakan di motor massal kami. Itu terlalu mahal," tandasnya.



"Jika saja Dorna ubah filosofi dan membuat regulasi lebih terbuka, membiarkan semua tim bereksperimen secara bebas. Mungkin kami akan kembali tampil di MotoGP," katanya.

Senin, 07 Desember 2015

Astra Honda Motor (AHM Racing Team) Rekrut Yudhistira Untuk Program Moto2 & MotoGP di Musim 2020

PT Astra Honda Motor (AHM) akhirnya putuskan untuk merekrut Ahmad Yudhistira, Juara Nasional 600 cc musim ini, punya alasan jelas. AHM menargetkan 2025 punya tim Honda Indonesia untuk berlaga di MotoGP. Sebelum ke MotoGP, AHM akan membidik Moto2 terlebih dahulu. Karena itu, AHM kontrak Yudhistira untuk program Moto2.
“Jika saya bicara pribadi, saya kecewa Yudhistira pindah ke Honda. Tapi, walau bagaimana pun pembalap butuh program yang lebih tinggi dan program itu harus dilakukan. Apalagi, Yudhistira pembalap terbaik, terbaik di Indonesia, termasuk di Asia,” papar Direktur Two Wheels Motor Racing (TWMR) sekaligus promotor Asia Road Racing Championship yakni Ron Hogg.
Keputusan AHM kontrak Yudhistira untuk program Moto2 untuk mempercepat target ke MotoGP musim 2025. Artinya masih ada waktu 10 tahun sebelum ke balapan kelas para raja. Jadi, AHM kontrak Yudhistira untuk program Moto2 di musim 2020.
Opsi untuk memilih Yudhistira direkrut AHM masuk akal banget. Umur masih 22 tahun. Di Kejurnas 600 cc rider yang lama di tim Manual Tech Kawasaki ini sudah Juara Nasional 600 cc. Musim ini Yudhis berpeluang runner up 600 cc Asia Road Racing Championship.

Ingin Balapan di Moto2, Alasan Kuat Yudhistira Pindah ke Honda

Rider tim Manual Tech Kawasaki di kelas supersport lokal dan Asia saat ini, Ahmad Yudhistira berencana hengkang dari tim 'hijau' tersebut. Pembalap bernomor 33 ini dikabarkan akan merapat ke tim Honda musim depan.
Rumor ini bukan kabar baru, karena di pertengahan tahun, Yudhis, sapaannya mengaku galau akan masa depannya bersama Kawasaki. Pasalnya, Kawasaki tak memiliki perjenjangan ke MotoGP.
"Sebenarnya kalau ada perjenjangan ke World Superbike (WSBK) juga tidak masalah. Tapi Kawasaki tidak punya tim pabrikan di jenjang World Supersport (WSS), jadi hanya mengandalkan privateer. Itu sulit," ungkapnya.
"Saya mau coba balap CEV (Kejurnas Motor Spanyol). Tujuannya bisa ke Moto2 atau Moto3. Kalau sudah balapan di CEV, setidaknya saya sudah menjajal empat sirkuit yang dipakai di MotoGP, yakni Jerez, Catalunya, Aragon dan Valencia. Ditambah pengalaman di sirkuit Sepang dan Qatar di ARRC dan kalau Sentul juga menggelar MotoGP. Maka setidaknya saya sudah bisa menghapal tujuh trek dari 18 sirkuit yang dipakai MotoGP. Itu sudah jadi modal besar nantinya," urai pembalap asal Kalimantan tersebut.

Pembalap Kawasaki, H.A Yudhistira Pindah Ke Honda Tahun Depan

image

H.A Yudhistira, pembalap Manual Tech KYT Kawasaki dikabarkan akan hijrah ke tim Astra Honda Racing Team (AHRT) tahun depan gan. Meski Yudhistira tidak mengiyakan karena masih terikat kontrak dengan Kawasaki, tapi gosip tersebut telah dibenarkan oleh manajer Kawasaki Manual Tech, Ibnu Sambodo.
HA Yudhistira adalah pembalap binaan Kawasaki. Mulai dari bebek hingga kini dipuncak performanya di kelas Supersport 600cc dalam kejuaraan Asia Road Racing Championship (ARRC). Hal ini memang menjadi kerugian bagi Kawasaki ditinggalkan pembalap berbakatnya. Namun, Yudhistira juga mempertimbangkan untuk karir balap yang lebih tinggi. Paling tidak, bisa ikut dalam kejuaraan balap dikelas dunia. Dengan bergabung dengan Honda maka kesempatan itu akan mudah terealisasi. Terutama untuk masuk ke kelas Moto2 CEV Repsol.
Bagi Honda, ini adalah kesempatan emas memiliki pembalap tangguh seperti Yudhistira. Tentunya kita sudah tahu bagaimana aksi Yudhistira diatas Kawasaki ZX-6 di ARRC. Hadirnya Yudhistira diharapkan mampu menggantikan pembalap utama Honda, M.Fadli yang cedera patah kaki.
Kabar lainnya, ternyata kepindahan Yudhistira ke Honda tidak sendirian. Karena Novel Faisal, bagian ahli elektronik Kawasaki juga ikut bersama Yudhis.
Untuk karir yang lebih cerah, pilihan Yudhistira memang tepat. Tapi kita lihat dulu, dengan motor dan tim baru tentunya Yudhistira masih butuh adaptasi dulu…
Good luck…!!

Minggu, 06 Desember 2015

Final ARRC 2015 Thailand, Jatuh Ditikungan Akhir Menjelang Finish, Pembalap Indonesia di Team Kawasaki Manual Tech, Yudhistira Gagal Runner Up ARRC 600 2015

Race 2 kelas Supersport 600cc seri final Asia Road Racing Championship (ARRC) 2015 Thailand (6/12) jadi balapan yang menegangkan. Pembalap asal Indonesia yang tergabung di tim Manual Tech KYT Kawasaki yaitu Yudhistira terjatuh di tikungan terakhir lap terakhir.
Yudhistira yang sedang memperebutkan posisi runner up di race dan di klasemen terjatuh karena slide. Dengan sekuat tenaga, Yudhistira yang asli Kalimantan Selatan ini mencoba bangkit dan mendorong motornya sampai garis finish agar mendapatkan poin.Namun Yudhis hanya bisa finish ke-19 dan tentu saja tidak mendapatkan poin.
Namun sayang sekali Yudhistira yang hanya terpaut 5 poin saja dari Tomoyoshi Koyama yang berada di klasemen ke-2 gagal jadi runner up di musim ini.Koyama yang kini finish ke-4 akhirnya resmi jadi runner up.
Sebelum race Yudhis sempat mengatakan bahwa targetnya adalah bisa finish didepan Koyama. Yudhis ingin bisa meraih titel runner up di ARRC musim 2015.
”Poin saya dengan Koyama hanya terpaut 5 saja, saya harus bisa finish di depan dia agar bisa raih runner up di musim ini. ” tutur Yudhistira yang akhirnya gagal meraih runner up dan hanya bisa jadi ketiga di klasemen akhir.
Sementara itu, Yuki Takahasi pembalap dari tim Mushasi Boon Siew Honda yang menjadi juara umum di kelas Supersport 600cc mampu jauh meninggalkan lawan hingga 5,923detik.Di belakang Yuki diduduki dua pembalap Thailand yaitu Dheca Kraisart dan Anucha K. [ luvo ]
Klasemen Akhir SS 600 ARRC 2015 :
  1. Yuki Takahasi               Musasi Boon Siew Honda         202 poin
  2. Tomoyoshi Koyama      NTS Yusi Honda                       144 poin
  3. Ahmad Yudhistira        Kawasaki Manual Tech KYT      139 poin
  4. Yuki Ito                        Petronas Hong Leong Malaysia  107 poin
  5. Dimas Ekky P               Astra Honda Motor RT                 97 poin