Jumat, 01 April 2016

Marquez Datang dengan Perasaan Positif

Marquez Datang dengan Perasaan Positif

Santiago del Estero - Marc Marquez menyebut masih sukar memprediksi bagaimana lajunya di MotoGP Argentina akhir pekan ini, meski ia tetap menghadapinya dengan perasaan positif.

Rider Repsol Honda tersebut membuka musim ini dengan finis ketiga pada balapan perdana di Losail, Qatar. Berikutnya menanti MotoGP Argentina pada akhir pekan.

Berbeda dengan Losail, Marquez bakal menjalani balapan di Autodromo Termas de Rio Hondo nanti tidak dengan bekal tes pramusim terkait dengan data ban Michelin. Itu yang membuatnya sulit menerka bagaimana kira-kira lajunya nanti.

"Kami datang ke Argentina dengan perasaan positif setelah finis ketiga di Qatar, sebuah hasil yang benar-benar tidak diprediksi sebelum musim dimulai," ucap Marquez di Crash.net.

"Kami sudah bekerja amat keras dan amat baik dengan Honda, dan dengan tim sepanjang pekan, dan pada hari balapan saya mampu memacu motor sebaik yang memungkinkan pada saat itu. Tentu saja kami tidak menjalani tes musim dingin di sini untuk dijadikan masukan dan kami harus melihat apakah setelan motor yang kami dapat di Qatar juga akan berfungsi di sini.

"Secara umum itu akan menjadi kemajuan dan kami bahkan jadi bisa membidik hasil lebih baik. Tentu saja itu baru akan ketahuan pada hari Jumat, tapi secara keseluruhan Argentina merupakan sirkuit yang saya suka. Saya selalu cepat di sini jadi saya merasa positif untuk akhir pekan nanti," tuturnya.

Marquez meraih kemenangan di MotoGP Argentina 2014. Semusim setelah itu, musim lalu, ia tampil kencang walaupun gagal menuntaskan balapan akibat insiden dengan Valentino Rossi--yang kemudian menang. Itu merupakan satu dari insiden antara keduanya di 2015.

Ujian Sesungguhnya pada MotoGP Argentina


Para pebalap MotoGP akan menghadapi ujian berat saat datang ke Argentina, 1-3 Maret. Mereka hanya punya dua hari untuk menguji motor dan lintasan sebelum menjalani balapan di Termas de Rio Hondo.
Akhir pekan ini, mereka akan memacu motor di Termas de Rio Hondo dengan ban Michelin untuk kali pertama. Begitu pula dengan sistem elektronik baru yang mulai diterapkan musim ini.

Pada seri pertama di Qatar, 17-20 Maret, mereka punya waktu tiga hari sebelum bersaing pada balapan. Sebelum seri berjalan, para pebalap juga menjalani salah satu dari tiga tes pramusim di sirkuit Losail.

Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha) akan datang ke Argentina dengan bekal kemenangan yang didapat di Qatar pada Minggu (20/3/2016).
Dengan cahaya lampu yang membanjiri Sirkuti Losail, Lorenzo akhirnya memenangi persaingan dengan Andrea Dovizioso (Ducati), Marc Marquez (Repsol Honda), dan Valentino Rossi (Movistar Yamaha).

Namun, Termas de Rio Hondo akan jadi tantangan tersendiri bagi Lorenzo. Dari dua kali balapan di sana sebelumnya, dia baru sekali naik podium setelah finis di urutan ketiga pada 2014.

Duo Ducati, Dovizioso dan Andrea Iannone, bisa saja kembali menyulitkan Lorenzo. Di Qatar, Dovizioso berhasil mengalahkan Marquez dalam perebutan tempat kedua.

Iannone memang gagal finis karena terjatuh pada awal balapan. Namun, sebelumnya dia menunjukkan kecepatan dan kekuatannya. Dia bisa bersaing dengan Lorenzo dan Dovizioso.

Ducati sudah hampir enam tahun tidak menjuarai balapan MotoGP. Kali terakhir Ducati memenangi balapan adalah pada GP Australia 2010 lewat Casey Stoner.

Rossi masih berbahaya. Pebalap 37 tahun tersebut memang gagal naik podium setelah finis di urutan keempat balapan GP Qatar. Namun, dia bisa bertahan di kelompok terdepan pada sepanjang balapan.

Rossi memenangi balapan GP Argentina 2015. Namun, ketika itu dia masih memakai ban Bridgestone dan ECU dengan softwaredari tim.

Marquez jelas jadi ancaman meskipun motornya masih belum bisa beradaptasi sempurna dengan sistem elektronik baru. Dia juga pernah menjuarai balapan di Termas de Rio Hondo pada 2014. Tahun lalu dia gagal finis setelah terjatuh ketika balapan tinggal menyisakan dua putaran.

Maverick Vinales Belum Pikirkan soal Kontrak Musim Depan


Pebalap Spanyol, Maverick Vinales, merupakan salah satu rider yang berada di posisi teratas dalam daftar incaran tim untuk MotoGP 2017.

Namun, pebalap Suzuki Ecstar tersebut mengaku masih belum mau memikirkan ke mana akan berlabuh musim depan. Kontraknya bersama Suzuki akan habis pada akhir musim nanti.

"Yang pasti, untuk saat ini saya belum memikirkan hal itu. Fokus saya masih pada balapan dan mencoba melakukan yang terbaik untuk memanfaatkan semua keunggulan Suzuki," kata Vinales kepada bikesportnews.com.

Pabalap 21 tahun tersebut juga menegaskan bahwa hasil beberapa balapan musim ini akan sangat memengaruhi kepercayaannya terhadap Suzuki.

"Jika saya melihat bahwa suatu saat Suzuki punya motor yang bisa membuat saya menjadi jaura dunia, itu akan meyakinkan saya untuk bertahan. Namun, intinya sekarang saya bersama Suzuki dan saya merasa sangat senang," aku Vinales.

Juara dunia Moto3 2013 tersebut menutup debutnya di MotoGP pada 2015 dengan berada di urutan ke-12 klasemen. Ketika itu dia turun bersama Suzuki yang baru kembali ke MotoGP setelah pergi pada akhir 2011.

Kehadirannya semakin menyedot perhatian saat turun pada sesi tes pramusim MotoGP 2016. Dia mampu bersaing dengan pebalap papan atas sekelas Jorge Lorenzo atau Marc Marquez.

Pada seri perdana musim ini di Sirkuit Losail, Qatar, 17-20 Maret, dia berhasil mengunci tempat start di baris terdepan setelah menjadi yang tercepat ketiga pada sesi kualifikasi.

Dia menutup balapan 22 putaran tersebut dengan finis di urutan keenam. Tahun lalu di Qatar, dia finis di urutan ke-14.

"Saat ini, saya merasa bahwa inilah tim saya, tempat saya seharusnya. Sudah pasti, jika saya harus pergi, itu akan sangat berat," kata Vinales.

"Namun, saya pikir, pebalap harus membentuk kariernya sendiri dan harus mendapatkan mesin yang bagus, motor yang bagus, dan tim yang bagus untuk menjadi juara dunia," ujarnya menambahkan.

Vinales membela Suzuki bersama pebalap Spanyol lainnya, Aleix Espargaro.

Rossi: Akan Sulit Mengulang Prestasi Tahun Lalu di Argentina


Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, gagal naik podium pada seri pertama MotoGP 2016 di Qatar, Minggu (20/3/2016). Rossi finis di urutan keempat.

Hasil tersebut memutus rangkaian selalu naik podium yang dicatat Rossi pada tiga balapan di Qatar sebelumnya. Setelah finis di urutan kedua pada 2013 dan 2014, Rossi finis pertama pada 2015.

"Di Qatar, saya tidak bisa naik podium, tetapi itu adalah balapan yang bagus. Kami bekerja dengan baik sepanjang akhir pekan," kata Rossi.

Rossi akan bersaing dengan pebalap lain pada GP Argentina di Autodromo Termas de Rio Hondo, 1-3 April.

"Saya sangat senang pergi ke Argentina. Di sini, saya punya banyak fans dan selalu menyenangkan bisa merasakan perhatian dan semangat mereka," ujar pebalap 37 tahun tersebut.

Rossi menang secara dramatis untuk kali pertama di sirkuit ini pada 2015 setelah sempat bersaing ketat dengan Marc Marquez. Pebalap Repsol Honda tersebut akhirnya gagal finis setelah terjatuh ketika balapan tersisa dua putaran.

"Saya punya kenangan-kenangan indah di sini. Tahun lalu merupakan balapan yang luar biasa. Akan sulit untuk mengulang hasil yang sama, tetapi akan kami coba," ujarnya menambahkan.

Pada balapan perdana GP Argentina (2014), Rossi belum bisa naik podium setelah finis di urutan keempat.

"Di Argentina, kami harus melakukan hal yang sama (seperti di Qatar), tetapi harus lebih baik saat balapan dan berusaha mendapatkan podium. Saya sangat suka lintasan di Termas dan akan mencoba yang terbaik," kata Rossi.

Pebalap Italia tersebut sudah menandatangani kontrak baru bersama Yamaha. Dia akan bertahan di tim pabrikan asal Jepang tersebut pada akhir 2018.

Bos Yamaha Tech3: Marquez adalah Gunung Api di MotoGP


MotoGP 2015 bukan musim terbaik bagi pebalap Repsol Honda, Marc Marquez. Setelah enam kali gagal finis, Marquez menutup musim dengan berada di peringkat ketiga klasemen akhir.

Meski begitu, bagi bos tim MotoGP Monster Yamaha Tech3, Herve Poncharal, Marquez tetap jadi pebalap terbaik. Menurut dia, pebalap 22 tahun tersebut merupakan gunung api di MotoGP.

"Marquez adalah duta terbaik untuk MotoGP kerena dia merupakan gunung api! Luar biasa. Saya senang melihat Marc balapan, dan menurut saya, dia punya efek besar pada olahraga ini," kata Poncharal kepada Crash.net.

"Buat saya, Marquez tetap pebalap paling menarik untuk ditonton. Dia adalah tipe pebalap yang ingin saya tonton karena semuanya lebih dari biasanya. Namun, ini yang kita suka," kata Poncharal.

Menurut pria Prancis tersebut, Marquez dan Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha) sama-sama cepat. Namum, keduanya memiliki cara yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan.

"Melihat Jorge, jika tidak memegang stopwatch, kamu akan berpikir dia sedang memanaskan ban! Namun, ketika kamu melihat Marc, kamu berkata 'sial'!" ujar Poncharal.

"Sitiap tikungan dia sepertinya akan mengalami kecelakaan. Kamu akan berpikir tidak ada di dunia ini yang bisa lebih cepat dari Marquez," katanya menambahkan.

Poncharal juga mengaku senang melihat gaya balap Lorenzo yang bersih dan dengan kemampuan teknik bagus. Meski begitu, menurut dia, hanya para ahli yang bisa menghargai hal tersebut.

"Namun, Marc -meskipun orang berusia 75 tahun dan tidak pernah naik motor- bisa melihat aksinya di TV dan berkata 'wow'!" kata Poncharal.

Pada musim 2015, Marquez enam kali gagal finis karena terjatuh. Angka ini lebih banyak dari jumah kemenangan yang dia raih, yiatu lima kali.

"Seperti yang dikatakan Marc, dia belajar dari kesalahan. Sebenarnya, saya tidak yakin karena setelah beberapa kali jatuh, dia berkata 'saya telah belajar', tetapi pada balapan berikutnya atau beberapa balapan setelah itu, dia jatuh lagi!" kata Poncharal disertai senyum.

"Menurut saya, para pebalap di posisi satu-dua-tiga (Lorenzo, Rossi, dan Marquez) jelas yang terbaik, paling cepat, dan paling menarik untuk ditonton," ucapnya menambahkan.

Marquez dan Lorenzo Tanggapi Cemooh Penonton di Qatar

Pebalap Repsol Honda asal Spanyol, Marc Marquez (kanan), bercanda dengan pebalap Movistar Yamaha asal Spanyol, Jorge Lorenzo, pada konferensi pers jelang GP Argentina di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Kamis (31/3/2016).

TERMAS DE RIO HONDO, KOMPAS.com - Teriakan bernada ejekan terdengar dari tempat penonton saat balapan GP Qatar berlangsung di Sirkuit Losail, Minggu (20/3/2016). Hal ini merupakan kelanjutan dari panasnya persaingan musim lalu.

Pebalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, yang berhasil finis di urutan pertama beberapa kali melakukan gerakan mengunci mulutnya sebagai tanggapan atas teriakan cemooh para penonton.

"Well, menurut saya, kami tidak melakukan kesalahan pada beberapa bulan terakhir. Kami hanya berkonsetrasi supaya bisa membalap dengan sangat cepat," kata Lorenzo kepada media dalam konferensi pers jelang GP Argentina, Kamis (31/3/2016).

Musim lalu, Lorenzo dan rekan satu timnya, Valentino Rossi, bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia. Persaingan makin panas ketika Rossi menuduh Marc Marquez (Repsol Honda) dengan sengaja membantu Lorenzo.

"Saya akhirnya menjadi juara dunia. Marc mencoba melakukan yang terbaik pada 2015 dan mengawali musim seperti saya, mencoba profesional, berusaha menjadi yang terbaik di lintasan, dan kami mempertaruhkan nyawa dalam proses tersebut," kata Lorenzo.

"Jadi, saya tidak tahu apa kesalahan kami. Hanya karena menjadi sangat cepat dan mengalahkan pebalap lain, begitu?" ujar Lorenzo lagi.

Perselisihan antara ketiga pebalap tersebut semakin memuncak ketika Marquez terjatuh pada balapan GP Malaysia setelah bersenggolan dengan Rossi.

Rossi dikenai penalti tiga poin dan imbasnya dia harus memulai balapan terakhir di Valencia dari posisi start paling belakang. Pebalap berjulukan The Doctor tersebut akhirnya kalah dari Lorenzo dalam persaingan menjadi juara dunia.

Marquez juga merasakan efek perselisihan pada musim lalu tersebut. Menurut dia, teriakan cemooh dari penonton merupakan hal yang biasa dan harus dihadapi.

"Menurut saya, ini sesuatu yang contohnya terjadi di sepak bola dan saya tidak suka. Tentu saja saya tidak senang ini terjadi di MotoGP dan jika itu menentang saya," aku Marquez.

"Namun, pada akhirnya ini merupakan sesuatu yang akan menjadi hal biasa. Jadi, kami harus beradaptasi," katanya menambahkan.

Pebalap 23 tahun tersebut juga menegaskan bahwa siapa pun yang jadi idola para penonton, pada akhirnya balapan yang menarik jadi sesuatu yang lebih penting.

"Menurut saya, semua orang menikmati balapan di Qatar. Saya menikmati berada di lintasan. Saya senang dengan hasil balapan dan akan mencoba mengulangnya di sini," kata pebalap Spanyol tersebut.

Rossi yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut memilih menolak memberi komentar seputar hal ini. Dia hanya menjawab singkat, "Saya tidak tahu."

Lorenzo dan Marquez juga membantah rumor bahwa mereka tidak keluar dari hotel selama berada di Argentina karena alasan keselamatan.

"Tidak, tidak, tidak," jawab Lorenzo. "Saya tidak takut, dan jika saya tidak keluar dari hotel itu karena saya berlatih dan bersantai sebelum balapan."



Marc Marquez: Di Argentina, Saya Selalu Cepat


TERMAS DE RIO HONDO, KOMPAS.com - Setelah hasil tes pramusim yang tidak menjanjikan, Marc Marquez berhasil menutup seri pertama MotoGP 2016 di Sirkuit Losail, Qatar, dengan finis di urutan ketiga, Minggu (20/3/2016).

GP Qatar merupakan balapan perdana rider Repsol Honda tersebut memakai ban Mchelin. Produsen ban asal Prancis tersebut kembali ke MotoGP pada 2016 sebagai penyuplai tunggal.

Michelin pernah menjadi penyuplai ban MotoGP bersamaan dengan Bridgestone. Michelin meninggalkan MotoGP pada 2008 dan sejak itu Bridgstone menjadi penyuplai tunggal hingga 2015. 

Akhir pekan ini, GP Argentina jadi tantangan berikutnya. Bukan hanya Marquez, bagi seluruh pebalap ini akan jadi pengalaman perdana mereka menjelajahi Autodromo Termas de Rio Hondo dengan ban Michelin.

"Kami datang ke Argentina dengan semangat positif setelah finis di urutan ketiga di Qatar, hasil yang sebenarnya tidak diprediksi ketika musim belum berjalan," kata Marquez.

Marquez dan timnya harus bekerja keras sepanjang akhir pekan untuk mendapatkan setelan motor terbaik. Hasilnya, ketika balapan Marquez bisa memaksimalkan kinerja motor dan meraih hasil bagus.

Marquez berharap setelan motor di Qatar tersebut bisa berfungsi baik saat dia menjelajahi Autodromo Termas de Rio Hondo pada 1-3 April.

"Benar bahwa kami tidak melakukan tes di sini sebagai pertimbangan. Kami harus melihat apakah setelan yang kami dapatkan di Qatar akan berhasil juga di sini," ujar pebalap 23 tahun tersebut.

"Semua masih tanda tanya hingga Jumat (latihan bebas). Namun, Argentina adalah sirkuit yang saya suka. Kami selalu cepat di sini, jadi saya merasa positif untuk akhir pekan ini," ucap Marquez.

Marquez finis pertama pada balapan perdana di Argentina (2014). Namun, tahun lalu dia gagal finis setelah terjatuh ketika balapan menyisakan dua putaran. Marquez terjatuh ketika bersaing dengan Valentino Rossi dalam perebutan tempat pertama.