Senin, 16 Januari 2017

Marc Marquez Ngebut di Lintasan Salju Pakai Motor MotoGP

Juara dunia MotoGP, Marc Marquez, tak hanya piawai memacu motor di trek aspal sirkuit atau lintasan tanah. Pebalap asal Spanyol itu ternyata juga jago ngebut di lintasan salju.
Seperti dilansir Speedweek, Jumat (13/1/2017), Marquez mengendarai motor Honda RC213V di sirkuit salju untuk lomba Piala Dunia Ski di Hahnenkamm, Kitzbuehel, Tyrol, Austria.
Marquez mengendarai RC213V yang telah dimodifikasi. Modifikasi apa yang dilakukan oleh teknisi Honda agar motor tersebut bisa dipacu dengan cepat di atas salju dirahasiakan.
Marc Marquez hanya memperlihatkan penggunaan ban dengan stud (kancing logam yang runcing) lewat foto yang diunggah di media sosial.
Aksi Marquez tersebut merupakan bagian dari event promosi yang diselenggarakan oleh sang sponsor, Red Bull. Tahun lalu, Red Bull menggandeng pebalap F1, Max Verstappen.
Event tersebut berlangsung tertutup untuk publik. Red Bull belum merilis video aksi Marquez. Namun, beberapa orang yang sedang bermain ski di sana sempat merekam aksi Marquez dan mengunggahnya di media sosial.

Marc Marquez bukan pebalap MotoGP pertama yang ngebut di lintasan salju dengan motor MotoGP. Menurut Speedweek, beberapa tahun lalu Vittoriano Guareschi pernah mengendarai motor Ducati Desmosedici di atas skating rink di Madonna di Campiglio, Italia. Pada 2016, Loris Baz dan Hector Barbera juga mengendarai motor Desmosedici di atas salju dalam acara perkenalan tim Avintia Racing.

Alex Rins Terbebani Status The Next Marc Marquez

Saat akan melakoni debut di kelas Moto3 kejuaraan dunia balap motor grand prix dalam usia 15 tahun pada 2015, Fabio Quartararo mendapat ekspektasi tinggi. Bahkan, media menjuluki pebalap asal Prancis itu sebagai The Next Marc Marquez.
Quartararo datang dengan status sebagai dua kali juara Moto3 CEV. Selain itu, dia juga bergabung dengan tim Estrella Galicia 0,0. Manajer tim tersebut ialah Emilio Alzamora yang tak lain merupakan mentor Marc Marquez.
Awal perjalanan Quartararo terlihat mulus. Saat pertama kali menjajal motor Moto3 grand prix dalam tes di Valencia pada November 2014, dia bisa lebih cepat 0,3 detik dari waktu pole di Valencia.
Quartararo kembali tampil dominan pada tes resmi IRTA pertama di Valencia pada Februari 2015. Puncaknya, dia memecahkan rekor lap pada tes kedua di Jerez.
Namun, ketika musim sudah dimulai, pencapaian Quartararo tak sesuai harapan. Sempat naik podium kedua di Austin dan Assen, dia juga empat kali gagal finis. Patah pergelangan kaki kanan akibat crash pada sesi latihan bebas kedua di Misano memaksa Quartararo absen dalam empat dari enam seri terakhir musim. Dia pun harus puas hanya mengakhiri musim di peringkat ke-10 dengan 92 poin.
"Tahun pertama saya sudah sangat sulit karena media menjuluki saya sebagai The Next Marc Marquez. Sangat sulit bagi saya untuk memperlihatkan penampilan bagus saat balapan. Hal itu benar-benar membebani saya," kata Quartararo seperti dikutip dari Speedweek, Minggu (15/1/2017).
Pada musim keduanya di Moto3, Quartararo pindah ke tim Leopard Racing. Namun, peruntungannya tak berubah. Bahkan, pencapaiannya lebih buruk. Hasil terbaik Quartararo hanyalah dua kali finis keempat. Dia pun cuma berada di peringkat ke-13 klasemen akhir dengan 83 poin.
Meski gagal memenuhi ekspektasi pada dua musim pertamanya di Moto3, bakat Quartararo tetap dilirik tim papan atas Moto2, Paginas Amarillas HP40. Dia akhirnya direkrut tim milik Sito Pons itu sebagai suksesor Alex Rins yang naik ke kelas MotoGP pada 2017.
"Jika tak bergabung dengan tim Moto2 yang kompetitif, mungkin saya akan tetap di Moto3 setahun lagi. Sangat penting bagi saya untuk berprestasi pada musim 2017. Saya meneken kontrak selama dua tahun. Jika bisa mengalahkan diri sendiri, impian saya membalap di MotoGP mungkin akan terwujud. Namun, saya harus bekerja ekstra keras," tutur Quartararo.
Pada tes Moto2 di Valencia, akhir November 2016, Quartararo menempati posisi keenam. Dia terpaut 1,6 detik dengan pebalap tercepat Takaaki Nakagami.
"Saya merasa nyaman dengan motor Kalex sejak tes pertama. Motornya memang lebih besar. Begitu pula dengan tenaga yang dihasilkan. Namun, secara fisik kini saya merasa lebih cocok dengan motor Moto2 ketimbang Moto3. Bisa dibilang motor dan tim ini sangat fantastis," kata Quartararo.
Apabila bisa berprestasi pada Moto2 2017, Fabio Quartararo berpeluang mewujudkan mimpinya naik ke kelas MotoGP dalam waktu dekat. Bukan mustahil pula dia benar-benar mengikuti jejak Marc Marquez dengan menjadi juara dunia MotoGP.

Dapat Motor Desmosedici GP16, Bautista Bidik Posisi 5 Besar

Pebalap Aspar Ducati, Alvaro Bautista, merasa yakin bersaing untuk mendapatkan posisi lima besar pada MotoGP 2017. Mendapatkan motor anyar, yaitu Desmosedici GP16, Bautista optimistis bisa bersaing dengan pebalap lain.

Pada musim 2016, Bautista mengarungi balapan MotoGP bersama tim Aprilia. Pebalap berusia 32 tahun itu hanya mampu menempati posisi ke-12 di klasemen akhir dengan 82 poin.
Pencapaian terbaiknya pada musim lalu hanyalah menempati posisi tujuh, yaitu pada balapan MotoGP Jepang dan Malaysia. Pada musim 2017, dia yakin bisa meraih hasil yang lebih baik.
"Saya berharap pada tahun 2017, dari sisi olahraga, saya bisa menikmati naik motor dan balapan. Saya berharap bisa memberikan segalanya sebagai pebalap dan mendapatkan hasil maksimal di semua situasi. Saya tahu jika bisa mengeluarkan 100 persen kemampuan motor dan menikmatinya, hasil pasti akan datang," ujar Bautista seperti dikutip GP One, Minggu (15/1/2017).
"Bertarung untuk posisi lima besar akan merupakan hasil yang bagus. Itu akan sulit tapi saya pikir itu akan menjadi target yang realistis," tambahnya.
Menggunakan motor baru jelas akan membuat Bautista harus mengubah gaya balapnya. Namun, dia tak bisa memberikan jawaban pasti soal hal tersebut.
"Sulit untuk menjawab itu sekarang, saya harus melakoni beberapa lap lagi bersama motor. Saya masih belum tahu harus berkembang di mana atau batasan saya di mana," ungkap Alvaro Bautista.

Suzuki : Maverick Vinales Memiliki Mental Juara

Chief Suzuki, Davide Brivio, menyebut Maverick Vinales sudah memiliki mental juara. Dia pun tak akan heran jika pebalap asal Spanyol itu langsung mengejar gelar juara dunia pada musim perdananya bersama Movistar Yamaha.

Banyak yang menilai Vinales tak akan begitu ngotot untuk ikut bersaing dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP karena masih butuh waktu adaptasi dengan tim barunya.
Namun, hasil yang diraih Vinales pada tes pasca-MotoGP di Sirkuit Valencia, November 2016, memperlihatkan pebalap berusia 24 tahun itu tak butuh waktu lama beradaptasi dengan motor barunya. Dia sudah memperlihatkan siap bersaing dengan Valentino Rossi, Marc Marquez, dan Jorge Lorenzo dalam mengejar gelar juara dunia.
"Maverick memiliki mental juara. Dia ingin memenangi gelar, yang mana itu sangat jelas. Untuk itu dia bekerja keras," ujar Brivio seperti dikutip Speedweek, Minggu (15/1/2017).
"Pada awalnya, dia mungkin terlihat malu dan tak banyak bicara, tapi dia tahu apa yang diinginkannya. Dia sangat pintar," tambah pria yang juga sempat lama bekerja sama dengan Rossi.
Brivio mengaku yakin Maverick Vinales tak akan kesulitan di Movistar Yamaha. Apalagi dengan kehadiran Rossi di tim Iwata tersebut. "Saya yakin (kepintarannya) itu akan bekerja dengan baik dalam garasinya, tak peduli siapapun di sisi lainnya," tutur Brivio.

Minggu, 16 Oktober 2016

Give Me Five! Perayaan Juara Marquez di Motegi

Give Me Five! Perayaan Juara Marquez di Motegi 
Give me five! Demikianlah seruan dari Marc Marquez. Pebalap asal Spanyol itu keluar sebagai juara di Sirkuit Motegi, Jepang, sekaligus menjadi juara dunia 2016.

Pada balapan yang berlangsung Minggu (16/10/2016) siang WIB, Marquez finis terdepan, diikuti oleh Andrea Dovizioso di posisi kedua dan Maverick Vinales di posisi ketiga. Dua pesaing utama, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, crash sebelum balapan berakhir.

Marquez gembira bukan main. Begitu melintasi garis finis lebih dulu, ia berteriak kegirangan bersama dengan adiknya, Alex Marquez, seolah-olah tak percaya pada keberuntungan yang mendatanginya atas jatuhnya kedua rival utamanya.

Alex kemudian memakaikan kaus berwarna putih kepada sang kakak dengan tulisan "Give me 5!" di bagian depannya.

Seruan "CampeĆ³n del Mundo!" juga berkumandang begitu Marquez kembali ke paddock. "Juara Dunia!" demikian kata mereka. Ini adalah gelar kelima bagi Marquez di arena balap, dan yang ketiga di kelas MotoGP.

Marquez lima kali juga menjadi juara pada balapan musim 2016. Sebelum menjadi juara di Jepang ini, ia menjadi juara di Argentina, Amerika Serikat, Jerman, dan Aragon.

Dengan tiga balapan tersisa, poin 273 yang dikantongi Marquez sudah tak mungkin dikejar.

Marquez "Give Me Five"

Marc Marquez (Foto: AFP) 
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, memastikan diri menjadi juara MotoGP 2016 setelah finis pertama di race GP Jepang, Minggu (16/10/2016) siang WIB. Berarti, ini adalah kali kelima The Baby Alien menjadi juara balap motor tingkat dunia. 

Ya, raihan juara MotoGP 2016 menjadi titel juara dunia kelima Marquez. Sebelumnya, pembalap berkebangsaan Spanyol tersebut menjadi juara pada 2010 (125cc), 2012 (Moto2), 2013, 2014 dan 2016 (MotoGP). 

Kemenangan Marquez kali ini sangat spesial karena terjadi di “kandang” Honda yakni Sirkuit Twin Ring Motegi. Dia pun mencatatkan rekor sebagai pembalap termuda yang meraih tiga titel lomba balap kelas primer (500cc dan MotoGP). 

Marquez sejajar dengan tiga pembalap andal yakni Mick Doohan, Jorge Lorenzo, dan Toni Mang yang sama-sama mengoleksi lima gelar juara dunia. Dengan usia yang masih 23 tahun, catatan emas Marquez masih bisa berlanjut.

Rossi Gagal Sentuh Garis Finis

BREAKING NEWS: Rossi Gagal Sentuh Garis Finis 
Duel perebutan mahkota juara dunia MotoGP berlangsung panas. Valentino Rossi yang menempati posisi pole position di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang, terpaksa meninggalkan balapan seri ke-15 setelah mengalami insiden kecelakaan tunggal di tikungan kesepuluh di 18 lap tersisa, Minggu (16/10/2016).

Rossi memulai start buruk di Motegi. Posisi barisan terdepannya sukses dicuri Jorge Lorenzo. Persaingan pun semakin sengit selama beberapa putaran di mana Marc Marquez, Lorenzo, dan Rossi saling bertukar posisi.

Hingga akhirnya Marquez sukses mengunci posisi pertama disusul Lorenzo dan Rossi. Sayang, 18 lap tersisa Rossi kehilangan keseimbangan saat akan menaklukan tikungan kesepuluh. Meskipun ia terlihat sempat ingin melanjutkan balapan. Namun pada akhirnya The Doctor memutuskan untuk masuk pit dan tidak melanjutkan balapan krusial ini.

Kecelakaan itu makin membuat peluang Marquez semakin terbuka untuk mengunci gelar juara ketiga di kelas utama. Dengan catatan, Lorenzo tidak mendapatkan podium di Motegi.  

Sumber :
http://sports.sindonews.com/read/1147579/49/breaking-news-rossi-gagal-sentuh-garis-finis-1476595347