Kamis, 17 Desember 2015

7 Pembalap MotoGP Terbaik Sepanjang Sejarah

Tujuh rider MotoGP terbaik sepanjang masa (Foto: Totalsportek)
MOTOGP saat ini dikenal sebagai olahraga balap yang menyajikan pertarungan sengit dari para pembalap yang kompetitif. Sebut saja Valentino Rossi dan Marc Marquez yang musim lalu tampil luar biasa dan menghibur, namun pada akhirnya gelar juara jatuh pada Jorge Lorenzo.
Rossi dan Marquez hanya dua dari sekian pembalap terbaik di ajang MotoGP. Masih ada sederet pembalap lain yang masuk daftar pembalap terbaik dalam sejarah ajang balap motor hingga saat ini.
Berikut daftar tujuh pembalap terbaik sepanjang masa:
1. Giacomo Agostini
Berbicara soal kesuksesan di ajang balap motor, sejauh ini belum ada pembalap yang mendekati raihan yang dimiliki Giacomo Agostini. Agostini total meraih delapan gelar juara dunia di kelas premier (saat itu masih bernama 500cc) yakni pada 1966 hingga 1975.
Tak hanya itu, pria 73 tahun itu juga meraih tujuh gelar juara dunia di kelas 350cc. Sepanjang kariernya, ia tercatat memenangkan 122 grand prix (GP) yang hingga kini belum mampu dipecahkan oleh pembalap mana pun.
2. Valentino Rossi
Valentino Rossi tercatat sebagai pembalap terbaik dan tersukses kedua setelah Agostini. Rossi sejauh ini telah mengoleksi tujuh gelar juara dunia MotoGP dan masing-masing satu gelar di kelas 250cc (sekarang Moto2) dan 125cc (Moto3).
Mengingat saat ini Rossi masih bertarung di MotoGP, maka bukan tidak mungkin ia akan menyamai catatan juara kelas premier yang dimiliki Agostini. Musim lalu, The Doctornyaris meraihnya andai tidak terlibat insiden dengan Marquez yang membuat peluangnya lenyap begitu saja.
3. Michael Doohan
Michael Doohan dikenal sebagai pembalap Repsol Honda yang sangat mendominasi pada eranya. Mantan rider berpaspor Australia itu mengoleksi lima gelar juara dunia kelas premier yakni pada secara beruntun pada 1994 hingga 1998.
Tidak hanya dikenal sebagai pembalap yang luar biasa, Doohan juga disebut sebagai pembalap yang cerdas. Sebab, pria yang kini berusia 50 tahun itu dulunya sangat andal dalam mengatur motornya dan memiliki pandangan yang luar biasa dalam kelas 500cc.
4. Mike Hailwood
Mike Hailwood menempati posisi keempat dalam pembalap terbaik dalam sejarah MotoGP. Hailwood yang pada zamannya dijuluki “Mike The Bike” merupakan rider yang begitu mendominasi selama sembilan tahun yakni pada 1958 hingga 1967.
Hailwood total mengoleksi sembilan gelar juara dunia di tiga kelas berbeda, yaitu empat gelar di kelas premier, dua gelar di kelas 350cc, dan sisanya di kelas Moto3 (250cc). Ia sempat mencoba peruntungan di ajang Formula One (F1), namun tak bertahan lama sebab mengalami kecelakaan mobil hingga merenggut nyawanya di usia 40 tahun.
5. John Surtees
John Surtees merupakan salah satu pembalap Inggris lainnya yang ikut mendominasi di era yang sama dengan Hailwood. Total, Surtees mampu mengumpulkan tujuh gelar juara dunia di kelas premier (empat gelar) dan kelas 350cc (tiga gelar).
Kegemilangan Surtees tak hanya di bidang olahraga balap motor. Pria yang kini berusia 81 tahun itu juga sempat bertarung di F1 dan mampu memenangkan satu gelar juara dunia pada 1964. Sejauh ini, Surtees tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu menang di ajang balap motor dan mobil.
6. Marc Marquez
Marc Marquez menduduki posisi enam dalam daftar pembalap terbaik dalam sejarah MotoGP. Betapa tidak, dalam dua musim debut awalnya di kelas premier, Marquez mampu menjadi juara beruntun yakni pada musim 2013 dan 2014.
Raihan tersebut membuat The Baby Alien –julukan Marquez- menjadi pembalap termuda yang mampu memenangkan MotoGP dalam dua musim debutnya. Sejauh ini, pembalap 22 tahun itu telah mengoleksi empat gelar juara dunia, yaitu dua gelar MotoGP serta masing-masing satu gelar di kelas Moto2 dan Moto3.
7. Kenny Roberts
Sebelum dipecahkan oleh Marquez, Kenny Roberts merupakan pembalap termuda yang mampu menjuarai MotoGP (saat itu masih bernama 500cc) di musim debutnya. Jika Marquez menjuarainya di dua musim beruntun, Roberts meraih hasil yang lebih mengagumkan lagi yakni juara di tiga musim beruntun (1978-1980).
Terlepas dari total “hanya” tiga gelar juara yang diraih sepanjang kariernya, Roberts dikenal sebagai pembalap terbaik lantaran gaya membalapnya. Ia diketahui sebagai pembalap pertama yang memperkenalkan metode “menggantungkan” lutut ketika sedang berbelok di lintasan balap. Gaya tersebut berhasil membuat perubahan besar dalam cara membalap yang diterapkan di ajang balap motor hingga saat ini.

Johan Zarco Tunda Kepindahan ke MotoGP

Johann Zarco / foto: Motorsport

Juara dunia Moto2 2015, Johann Zarco, mengaku mematok target kembali menjadi jawara intermediate class musim depan. Ya, rider Red Bull KTM Ajo berkebangsaan Prancis itu ingin kembali merebut titel sembari menunggu tawaran menarik dari tim-tim MotoGP untuk musim 2017.
Zarco yang mengoleksi 14 podium termasuk delapan kemenangan di musim 2015, sukses merebut titel Moto2 dari Esteve ‘Tito’ Rabat. Baru-baru ini, Zarco pun menolak tawaran untuk naik kelas dari Pramac Ducati dan Aspar Team, yang ia nilai tak punya motor yang cukup kompetitif.
ADVERTISING
“Alasan saya tak hijrah ke MotoGP karena tak ada paket motor yang kompetitif. Jika saya menunggu, maka tujuan saya adalah mendapatkan motor dan tim yang bisa bersaing,” ungkap Zarco, seperti dilansir RACER, Selasa (8/12/2015).
Zarco pun tak berkecil hati melihat Rabat telah mendahuluinya naik kasta ke MotoGP musim depan. Rabat telah dipastikan gabung Marc VDS Racing. Zarco bahkan dirumorkan telah menandatangani prakontrak dengan KTM yang akan kembali ke MotoGP pada musim 2017.
“Saya rasa naik ke MotoGP merupakan keputusan tepat, bahkan meski Tito tak memenangkan gelar tahun ini. Tito kini jauh lebih kuat ketimbang setahun yang lalu. Jadi, bagus baginya naik ke MotoGP sekarang,” pungkas rider berusia 25 tahun tersebut.

Jack Miller Positif Jalani MotoGP 2016

Pembalap Tim Marc VDS, Jack Miller, optimistis akan meraih hasil yang lebih baik di MotoGP 2016. Terlebih lagi dia akan balapan menggunakan motor yang lebih kompetitif ketimbang musim lalu.
Musim 2015 adalah debut Miller di MotoGP setelah langsung loncat dari Moto3. Dia digaet oleh Tim LCR Honda dan berduet dengan pembalap gaek Cal Crutchlow. Menunjukkan performa yang cukup meyakinkan sebagai rookie, Miller pun hijrah ke Tim Marc VDS.
“Loncat dari Moto3 ke MotoGP adalah sesuatu yang tak mudah. Kami membuktikan bahwa kami berada di posisi atas klasemen akhir, meski tak begitu atas untuk kelasOpen,” papar Miller, seperti dilansir Autosport, Kamis (17/12/2015).
Di Tim Marc VDS, Miller akan bahu-membahu bersama juara Moto2 yakni Tito Rabat. Dengan musim depan yang menggunakan paket elektronik Magneti Marelli, rider yang kerap dilabeli The Next Casey Stoner ini yakin takkan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi seperti para pembalap Factory.
“Musim depan akan menjadi langkah yang besar. Semoga dengan Honda kami bisa selalu bertarung di 10 besar. Itu akan menjadi musim yang bagus karena semua pembalap menggunakan Magneti Marelli, elektronik yang telah kami gunakan musim lalu sebagai kelas Open,” jelas Miller.
“Sempat memiliki motor yang sama dengan Cal, Marc Marquez, atau Dani Pedrosa juga akan banyak membantu kami,” lanjutnya.





10 Pembalap MotoGP dengan Gaji Terbesar

AJANG balap MotoGP dikenal sebagai salah satu jenis olahraga yang termasuk paling ekstrem di dunia. Bagaimana tidak, keselamatan para pembalap kerap menjadi pertaruhan di ajang balap Kuda Besi tersebut.
Dengan segitu besarnya risiko yang dihadapi, maka bukan hal asing jika para pembalap mendapatkan gaji dari timnya masing-masing dengan nominal yang “wah”. Setidaknya, terdapat 10 pembalap dengan penghasilan terbesar saat ini.
Berikut 10 pembalap MotoGP dengan gaji terbesar, seperti dilansir TSM Play, Kamis (17/12/2015):
10. Colin Edwards (Forward Racing)
Meski sudah tak aktif di ajang MotoGP, Edwards nyatanya masih berstatus sebagai pembalap yang pernah mendapatkan gaji besar. Terhitung, pria asal Amerika Serikat tersebut sempat memiliki penghasilan sebesar USD5 juta atau sekira Rp70miliar.
9. Andrea Dovizioso (Ducati)
Nama Dovizioso memang belum pernah tercantum sebagai juara dunia MotoGP. Meski begitu, pihak Ducati rela menggaji pembalap berpaspor Italia tersebut dengan gaji sebesar USD6,5 juta atau sekira RP91 miliar per tahunnya.
8. Cal Crutchlow (LCR Honda)
Sama halnya dengan Dovizioso, Cructhlow juga bukanlah salah satu pembalap MotoGP yang sarat akan prestasi. Namun, dengan pengalamannya selama lima tahun tampil di MotoGP, membuat tim LCR Honda rela membayarkan jasanya sebesar USD9,3 juta atau sekira Rp130 miliar.
7. Alvaro Bautista (Gresini Racing)
Sempat disebut-sebut sebagai calon juara dunia MotoGP, Bautista justru memiliki karier yang kurang membanggakan di ajang tersebut. Akan tetapi, pembalap asal Spanyol itu tetap mampu meraih penghasilan besar dari timnya saat ini Gresini Racing dengan gaji sebesar USD15 juta atau sekira Rp210 miliar.
6. Stefan Bradl (Aprilia)
Nama Bradl memang diprediksi memiliki karier cemerlang di ajang MotoGP, terlebih ia sendiri sempat meraih gelar juara dunia di ajang Moto2 pada musim 2011. Hal itu pun membuat tim Aprilia rela memboyong pembalap berpaspor Jerman itu dan menggajinya sebesar USD18,2 atau Rp256 miliar.
5. Nicky Hayden (ASPAR Team)
Berstatus sebagai mantan juara dunia dan masih memiliki kharismatik yang luar biasa di atas lintasan, membuat Hayden memicut ASPAR Team untuk memboyongnya. Bahkan tak hanya itu, Hayden pun juga mendapatkan gaji sebesar USD29 juta atau sekira Rp408 miliar dari timnya tersebut.
4. Daniel Pedrosa (Repsol Honda)
Nama Pedrosa memang termasuk dalam empat pembalap papan atas di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi itu pun membuat pemilik julukan The Little Spaniard itu lantas mendapatkan bayaran cukup besar dari timnya, Repsol Honda sebesar USD32 juta atau sekira Rp451 milar.
3. Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha)
Kualitas Lorenzo sebagai pembalap MotoGP memang tak perlu diragukan lagi, terhitung sudah tiga kali pemilik julukan X-Fuera tersebut meraih gelar juara dunia. Kondisi itu membuat timnya, Movistar Yamaha memberikan gaji sebesar USD34 juta atau sekira Rp477 miliar.
2. Marc Marquez (Repsol Honda)
Penampilan Marquez di atas lintasan memang sukses menyihir banyak pecinta MotoGP dengan aksi-aksi luar biasanya. Bahkan, The Baby Alien sempat menguasai MotoGP dalam kurun waktu dua musim atau tepatnya pada 2013 dan 2014. Hal itu lantas membuatnya mendapatkan gaji sebesar USD43 juta atau sekira Rp604 miliar dari pihak Repsol Honda di setiap musimnya.
1. Valentino Rossi (Movistar Yamaha)
Berstatus sebagai salah satu pembalap legendaris di MotoGP, maka bukan hal asing jika Rossi menjadi pemilik gaji paling besar di ajang ini. Terhitung, The Doctor mampu mendapatkan penghasilan sebesar USD147 juta atau sekira Rp2 triliun dari pihak timnya, yakni Movistar Yamaha.

Insiden Marquez-Rossi Bagus untuk MotoGP

Kontroversi Bagus untuk MotoGP



Tidak sedikit yang menyayangkan terjadinya kontroversi di antara Marc Marquez dan Valentino Rossi di penghujung musim 2015. Tapi menurut pebalap LCR Honda Jack Miller, kontroversi itu bagus untuk MotoGP.

Perselisihan antara kedua pebalap itu dikecam oleh FIM [Federasi Balap Motor Internasional]. Menurut mereka konflik Marquez-Rossi meracuni olahraga tersebut.

"Kejadian-kejadian yang muncul dalam kaitannya dengan perebutan gelar juara dunia MotoGP 2015 mempunyai dampak merusak dalam penyelenggaran kompetisi kami dan meracuni atmosfir di sekitar olahraga ini," kata ketua FIM Vito Ippolito usai insiden di Sepang.

Namun, Miller tidak sependapat. Pebalap Australia itu menilai MotoGP justru memerlukan kontroversi-kontroversi semacam itu.

"Kupikir itu [kontroversi] itu bagus. Itu yang dibutuhkan olahraga. Semua orang berpikir bahwa itu adalah bencana, tapi olahraga justru membutuhkan kontroversi," ucap Miller yang dikutip Autosport.

"Kalau Anda melihat berapa banyak orang yang menonton di Valencia, itu adlah paddock dan balapan paling sibuk yang pernah kulihat dalam hidupku."

"Benar-benar tidak bisa dipercaya! Kupikir mereka menjualnya tiga kali lipat lebih banyak karena mereka terus-menerus mencetak tiket. Ini akan terus berlanjut pada tahun depan dan jelas orang-orang akan menyaksikan [balapan pembuka] Qatar," imbuh Miller.

Rabu, 16 Desember 2015

Dorna Beri Peluang Pabrikan Lain Untuk Jadi Pemasok Mesin Moto2 MotoGP



FIM dan Dorna Sports saat ini tengah membuka kesempatan bagi pabrikan lainnya di MotoGP yang tertarik untuk menjadi pemasok resmi mesin Moto2 mulai tahun 2019 hingga seterusnya.
Seperti yang kita tahu, sejak tahun 2010 yang lalu Honda Racing Corporation (HRC) telah menjadi pemasok tunggal mesin Moto2. Namun, akhir tahun lalu pabrikan Jepang itu mengumumkan akan terus menjadi pemasok mesin resmi untuk Kelas Moto2 selama tiga tahun kedepan yakni mulai 2016 sampai akhir musim 2018.
Nah karena hal itu FIM dan Dorna memberikan kesempayan buat pabrikan lainnya. Tidak menutup kemungkinan Yamaha atau bahkan Suzuki bisa menggantikan posisi Honda sebagai pemasok mesin Moto2 kedepannya.
Basis mesin Moto2 hingga saat ini menggunakan mesin Honda CBR600RR yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk tujuan kompetisi yang terjangkau, namun dari segi harga tetap terjangkau bagi tim-tim Moto2, tidak overprice.
Bahkan harga satu unit paket lengkap motor Moto2 itu kabarnya jauh lebih murah dibanding satu unit motor prototipe Moto3 yang paling kompetitif saat ini seperti Honda NSF250RW.
ExternPro sampai saat ini bertugas men-tweak mesin CBR600RR yang digunakan di kelas Moto2. Namun, mereka juga bertanggung jawab untuk memperbarui komponen mesinnya sepanjang musim berlangsung. Kalau masalah sasis itu urusan Kalex sama Suter.
Kesempatan ini dibuka FIM dan Dorna hingga akhir musim ini bersamaan dengan proses pemilihan tender mesin Moto2.

Suter berhenti menjadi pemasok motor di Moto2 2016

Suter quits Moto2
Suter telah membatalkan rencananya untuk melanjutkan proyek pengembangan motor Moto2 dan akan berhenti di balapan moto2 sepenuhnya sebagai pemasok motor balap di kejuaraan kelas moto2.

Sebelumnya Suter telah banyak memenangkan kejuaraan moto2  pada musim 2010, 2011 dan 2012, ditambah gelar juara konstruktor Moto2 yang ditorehkan oleh Marc Marquez pada tahun 2011 dan 2012.  Suter sebelumnya sudah bermaksud untuk membuat 'comeback  yang kuat' dengan chassis diperbarui Suter MMX2 pada musim 2016.

Namun hanya tiga pembalap yaitu Efren Vazquez (Ioda), Federico Fuligni (AGP) dan Remy Gardner (AGP) yang terdaftar menggunakan motor desain Swiss itu di daftar pembalap dan tim moto2  2016  bulan lalu.

Suter sekarang telah menyatakan untuk menarik diri dari kejuaraan dunia moto2, setelah gagal untuk menarik minat setiap tim-tim moto2  untuk menggunakan motor buatannya nya.

"Dengan segera, Suter Racing mengakhiri keterlibatannya dikelas Moto2 GP dan tidak akan mengajukan izin tahun depan di MotoGP konstruktor," demikian pernyataan dari Suter.

"Karena tidak ada tim yang menunjukkan potensi besar untuk pengembangan suter sepenuhnya pada musim 2016, Suter mengakhiri komitmennya untuk saat ini, setelah memenangkan 3 gelar konstruktor dan pada tahun 2012 juga kejuaraan pembalap dengan Marc Marquez.

"Pada saat ini, departemen balap kami berkomitmen penuh untuk mandat rekayasa untuk produsen sepeda motor besar di Moto3 dan MotoGP. Tapi tentu saja kami akan mengembangkan dan memproduksi juga di masa depan merek kami sendiri untuk sepeda motor balap. Perencanaan untuk program motorsport baru sudah berjalan dengan baik. "

Keluarnya Suter disebabkan hanya Speed ​​Up dan Tech 3 yang sebagai alternatif dan tak sanggup bersaing dengan sasis motor dari Kalex, yang sudah diisi 26 dari 34 tempat di grid tahun depan.