Jumat, 06 Mei 2016

Kontrak Habis Musim Ini. Honda Siap Perpanjang Kontrak Marc Marquez



Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez akan memasuki masa-masa akhir dari kontraknya di tim Repsol Honda. Meski banyak yang menyebutkan Marquez akan tetap bersama tim Honda, namun meski peluangnya kecil, peluang bagi Marquez untuk pindah tim masih ada.
Marquez saat ini mendapat bayaran dengan nilai kontrak sebesar 7 juta Euro (Rp 107 miliar). Nilai itu jauh lebih kecil dari nilai kontrak yang akan diterima Jorge Lorenzo bersama tim Ducati.
Nilai kontrak Lorenzo di Ducati sebesar 12 juta Euro atau sekitar Rp 183 miliar. Perbedaan itu menjadi godaan bagi Marquez untuk menaikkan nilai kontraknya.
Oleh karena itu, Wakil presiden eksekutif HRC, memiliki misi terakhir sebelum dia pensiun untuk segera memperpanjang kontrak Marquez yang mungkin juga sedang menunggu-nunggu kesempatan itu.
Shuhei Nakamoto pada hari Jumat (29/4/2016) lalu merayakan ulang tahunnya yang Ke-59. Ini berarti wakil presiden eksekutif HRC itu, kemungkinan besar segera pensiun dan ia juga akan diganti sebelum akhir musim ini.
Namun, Nakamoto memiliki satu misi khusus, memperpanjang kontrak Marquez di tim HondaSaat ini, tampaknya itu menjadi tugas yang jauh lebih mudah dibanding beberapa bulan lalu, ketika bursa pebalap masih sangat terbuka.
Setelah Jorge Lorenzo memutuskan pindah dari Yamaha ke Ducati, memperkecil peluang Marquez pindah tim juga. Namun perlu diingat bahwa Marquez juga pernah mengatakan mendapat tawaran dari tim Ducati juga.
Ducati telah mengatakan secara terbuka bahwa ia telah berbicara dengannya tentang kesepakatan yang juga masih mungkin. Selama pramusim, Honda sempat mengalami kesulitan mempersiapkan motor, namun peran Marquez membuat ada perbedaan besar.
Pada akhir pekan ini, akan digelar balapan seri kelima musim ini. Marquez tampaknya harus menerima segala kondisi bersama tim Honda.
Seperti yang terjadi pada kesempatan pembaharuan kontrak pertama, pada tahun 2014, juara dunia termuda dalam sejarah harus puas dengan nilai kontrak yanag angkanya lebih rendah dari perkiraan.
Pada kesempatan pembaharuan kontrak pertama mungkin Marquez terlalu terburu-buru untuk menandatangani kontrak yang diajukan Honda.
Namun beda dengan saat ini. Fakta menunjukkan bahwa saat ini Marquez telah menunggu cukup lama, terutama melihat situasi dari Honda dan seberapa besar hasil balapan yang ia mampu perlihatkan sebagai daya tawar.
Pebalap Spanyol itu sadar bahwa posisi Honda lebih kuat dalam negosiasi, sehingga belum ada pengumuman perpanjangan kontrak baru setelah dia memenangkan balapan di Austin lalu.
Marquez saat ini mendapat bayaran dengan nilai kontrak sebesar 7 juta Euro (Rp 107 miliar). Nilai itu jauh lebih kecil dari nilai kontrak yang akan diterima Jorge Lorenzo bersama tim Ducati.
Nilai kontrak Lorenzo di Ducati sebesar 12 juta Euro atau sekitar Rp 183 miliar. Menurut sumber yang dekat dengan negosiasi, untuk mendapatkan kontrak yang lebih besar bagi Marquez tampaknya besar kontrak dari Honda bagi Marquez ini sudah terkunci, sampai Marc rela memutuskan untuk menurunkan tawarannya.
Nakamoto memiliki misi besar sebelum pensiun. Dalam delapan tahun bersama tim HRC, dia telah mencapai keberhasilan penting. Mendapatkan gelar juara pada 2016 akan menjadi gelar juara yang keempat kalinya bagi manajemen, tanpa melupakan keterlibatan Casey Stoner dan juga Marc Marquez.
Ketika Nakamoto pensiun, Honda tidak akan mudah untuk mencari pengganti dari figur sepertinya. Disebut-sebut ada tiga orang yang akan menjadi penggantinya dengan membagi tanggung jawab peran. Ketiga calon penggantinya adalah Shinichi Kokubu, Hattori, dan San Tetsuhiro Kuwata.

Ini Dia Tantangan Sirkuit Le Mans di GP Perancis Menurut Marc Marquez


Pebalap Repsol Honda Marc Marquez menganggap kesulitan pada GP Perancis terdapat pada cuaca dan karakter lintasan.
"Kita tidak bisa menebak cuaca di sana, tahun lalu suhu meningkat pada hari balapan dan itu menyulitkan kami," kata Marquez seperti dikutip dari Crash, Kamis (5/5/2016).
Pebalap asal Spanyol itu juga menuturkan lintasan pada Sirkuit Le Mans membuat pebalap sering membuka gas dan melakukan pengereman mendadak.
Namun Marquez mengaku timnya sudah menemukan solusi menghadapi tantangan tersebut.
"Pada uji coba di Jerez lalu, kami mengotak-atik peranti elektronik dan setelan sasis agar bisa dapatkan lebih banyak grip kami sudah dapatkan gambaran untuk Le Mans," ungkapnya.
Pada balapan tahun lalu, Marquez gagal naik podium pada GP Perancis. Rekan satu tim Dani Pedrosa itu hanya mampu finis di urutan keempat. 

Kejutan, Yamaha Bidik Pedrosa Gantikan Lorenzo

Rossi mengaku sempat ketir-ketir, namun akhirnya bisa bernapas lega setelah Dani Pedrosa keluar sebagai juara dan Lorenzo di urutan ketiga.

Kabar mengejutkan datang dari Movistar Yamaha. Tim berlambang garpu tala itu disebut-sebut siap menggaet pembalap MotoGP dari tim Repsol Honda, Dani Pedrosa untuk bertandem dengan Valentino Rossi musim depan.

Seperti diketahui, Yamaha dipastikan melepas Jorge Lorenzo ke Ducati untuk musim depan. Tindakan itu dilakukan setelah memburuknya relasi antara Lorenzo dengan Rossi pasca-insiden di Sepang pada musim lalu.


Mau tak mau, Yamaha pun harus mencarikan pembalap pengganti Lorenzo.

Pembalap Suzuki, Maverick Vinales dikabarkan menjadi kandidat kuat untuk menggantikan Lorenzo. Namun seperti dilansir motorcyclenews, Yamaha mulai meninggalkan Vinales dan membidik Pedrosa.

Pedrosa sendiri dinilai merupakan pengganti yang pas bagi Yamaha. Pasalnya, pembalap asal Spanyol itu dianggap punya gaya membalap yang mirip dengan Lorenzo.

Pedrosa bergabung dengan Honda pada tahun 2006. Sayangnya, pembalap dengan nomor 24 ini belum pernah sekalipun merengkuh gelar juara dunia bersama Honda.

Statistik mencatat, Pedrosa telah meraih 28 kemenangan bersama Honda dengan 100 podium. Selain itu, dia juga 28 kali meraih pole position bersama tim dengan lambang sayap tersebut.

Marquez Beber Masalah Honda di MotoGP Prancis

Tim Repsol Honda sebut perangkat elektronik sebagai masalah terbesar di MotoGP 2016 (Mohd Hafsan/AFP)

Marc Marquez beber masalah yang bakal dihadapi Honda Respol saat menjalani seri ke-5 MotoGP Prancis di Sirkuit Le Mans, Minggu (8/5/2016). Meski unggul 17 poin dari Jorge Lorenzo di klasemen, Marquez yakin Honda Repsol harus kerja keras di Le Mans.

Soalnya, karakter sirkuit Le Mans yang dipenuhi tikungan stop and go (mengerem sebentar lalu tancap gas) membutuhkan akselerasi yang bagus di motor. Inilah masalah yang dialami Honda Repsol selama ini.

"Kita harus tunggu apakah bisa atasi masalah akselerasi seperti di Sirkuit Austin lalu. Di tes pasca balap lalu, kami mengotak atik peranti elektronik dan setelan sasis agar bisa dapatkan lebih banyak grip. Kami sudah dapatkan info untuk Le Mans," katanya seperti dikutip crash.

Meski dihambat masalah akselerasi, Marquez dan Honda Repsol hebatnya bisa konsisten selama empat seri. Terbukti, hanya Marquez yang bisa konsisten capai podium di empat seri pertama.

Musim lalu, Marquez berhasil rebut pole di MotoGP Prancis. Sayang, dia bermasalah dengan bagian depan motor karena cuaca berubah panas.

"Hal pertama yang harus diperhatikan yaitu cuaca. Anda tak akan pernah tahu apa yang bakal terjadi di sana," ujarnya.

Sempat Memburuk, Yamaha Samakan Status Lorenzo dengan Rossi

Dua pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, akan melakoni balapan penentuan juara dunia di MotoGP Valencia, Minggu (8/11/2015). (REUTERS/Issei Kato)

Jorge Lorenzo sudah memilih meninggalkan Movistar Yamaha di penghujung MotoGP 2016. Dia telah memutuskan bergabung dengan Ducati untuk dua musim ke depan.

Di musim terakhirnya, manajer direktur Movistar Yamaha, Lin Jarvis mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membeda-bedakan keperluan hingga misi antara Lorenzo dan rekan setimnya, Valentino Rossi.

"Selama sisa musim ini, misi kami masih sama dengan misinya Lorenzo. Dia dan kami akan keluar sebagai juara pada musim balap kali ini," ujar Jarvis, seperti dilansir dari Euro Sport.

"Kami akan memberikan dukungan secara maksimum kepada Lorenzo, seperti yang didapat Rossi agar keduanya bisa mengembangkan motor sepanjang musim," ucapnya.

Jarvis juga mengatakan, sejak insiden yang meilbatkan Rossi dan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez di Sirkuit Sepang pada 2015 membuat garasi Movistar Yamaha kian memanas. Ketika itu, Rossi menuduh Marquez membantu Lorenzo agar bisa memenangkan gelar juara dunia MotoGP 2015.

"Hal yang terjadi di Sepang sangat kami sayangkan. Itu sangat mempengaruhi suasana hati pembalap dan rekan-rekannya di dalam garasi. Padahal sebelum insiden di Sepang, Lorenzo dan Rossi sangat akur dalam tiga setengah musim," katanya.

Namun setelah Lorenzo memutuskan bergabung dengan Ducati, hubungannya dengan Rossi mulai membaik. "Jujur, sekarang hubungan mereka sudah jauh lebih baik dari sebelumnya," ujar Jarvis.

Kian Sulit Menangi MotoGP, Rossi Mulai Merasa Tua

Sukses pada MotoGP Jerez adalah kemenangan perdana pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, di musim 2016. (CRISTINA QUICLER / AFP)

Usia Valentino Rossi boleh saja telah menginjak 37 tahun. Namun, pembalap asal Italia ini tetap mampu menunjukkan kehebatannya di ajang MotoGP

Terakhir, dengan mengendarai motor tim Movistar Yamaha, Rossi finis terdepan di MotoGP Jerez, Spanyol, pada 24 April 2016. Itu menjadi kemenangan ke-73 Rossi di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.

Kendati senang dengan kemenangannya di Jerez, Rossi mengakui, kini memenangkan balapan lebih sulit. Alasannya, pembalap yang dijuluki The Doctor ini jauh lebih tua dari para rivalnya di lintasan balap. 

"Itu tentu saja jauh lebih sulit (memenangkan balapan), karena 20 tahun lalu, segalanya lebih mudah untuk melakukannya, tapi saya tidak merasa begitu buruk," kata Rossi, seperti dilansir Fox Sport. 

"Saya perlu lebih berupaya dan berlatih lagi, tapi Anda dapat balapan di MotoGP setidaknya sampai usia 40 tahun. Motivasi adalah perbedaannya. Itu apa yang Anda rasakan, ketika Anda ingin mencoba menang dan berusaha melanjutkannya," bebernya. 

Kendati tampil mengesankan dengan mendominasi MotoGP Jerez, Rossi paham segalanya bisa berubah pada balapan berikutnya. Kini, Rossi berada di posisi ketiga klasemen kejuaraan dunia MotoGP tertinggal 24 poin dari Marc Marquez, yang berada di peringkat teratas. 

"Balapan-balapan memiliki cerita berbeda dari pekan ke pekan. Mungkin dalam 10 hari semuanya bisa berbeda. Ini tetap menjadi kemenangan besar, tapi mungkin Anda bisa bisa tanyakan lagi kepada saya dalam dua pekan ke depan," tuturnya.


Begini Cara Suzuki Tahan Vinales Gabung Yamaha

Valentino Rossi (kiri) secara tersirat mendukung Maverick Vinales menggantikan Jorge Lorenzo di Yamaha. (Bola.com/Vitalis Yogo Trisna/Twitter)
Banyak cara yang dilakukan Suzuki Ecstar agar pembalap andalannya, Maverick Vinales bertahan. Salah satunya dengan  membujuknya dengan iming-iming bakal cetak sejarah dengan Suzuki jika bertahan di pabrikan asal Jepang itu.

Cara ini diungkapkan oleh manajer Suzuki Ecstar, Davide Brivio. Pria yang dulunya pernah menjadi 'otak' di Yamaha mengaku pihaknya sudah berusaha keras untuk membujuk Vinales, pembalap yang masih berusia 21 tahun.

"Sudah sejak Juni tahun lalu kami mencoba pertahankan Vinales. Ini karena kami tahu di tiga atau empat seri MotoGP, Maverick akan putuskan masa depannya.Jadi kami harus gerak cepat. Kami sudah lakukan itu," ujarnya seperti dikutip motorsport.com.

Brivio mengaku tak perlu menakut-nakuti Vinales jika jadi gabung Yamaha. Salah satunya kemungkinan dianaktirikan oleh Yamaha yang masih punya 'sang dewa', Valentino Rossi.

"Saat saya bicara dengan dia, saya hanya bicarakan soal Suzuki. Soal apakah dia bakal nyaman tampil dengan Vale itu terserah dia. Saya jelaskan kepada dia apa yang bisa kami lakukan bersama-sama dengan Suzuki," kata Brivio.

Dulu, Brivio berperan dalam membujuk Rossi untuk pindah dari Honda ke Yamaha. Brivio punya pengalaman panjang dengan Rossi.

Meski demikian, Brivio tak mau jelek-jelekan Rossi. "Saya tak akan ceritakan situasi yang bisa dia dapatkan di Yamaha. Dia harus cari tahu sendiri. Yang pasti, dia bakal jadi legenda jika juara bersama Suzuki, kalau di Yamaha, semua orang bisa memprediksinya," ujarnya.