Jumat, 20 Mei 2016

Iannone Terdepan di Latihan Kedua MotoGP Italia

Iannone Terdepan di Latihan Kedua MotoGP Italia

Pebalap tim pabrikan Ducati Corse, Andrea Iannone sukses menjadi yang tercepat dalam sesi latihan bebas kedua MotoGP Italia yang digelar di Sirkuit Mugello pada hari Jumat (20/5).

Pebalap tuan rumah ini diikuti oleh pebalap Movistar Yamaha MotoGP,Jorge Lorenzo di posisi kedua dan pebalap wildcard Ducati Corse,Michele Pirro di posisi ketiga.

Sementara itu posisi keempat dan kelima masing-masing ditempati oleh pebalap Suzuki Ecstar, Aleix Espargaro dan pebalap Repsol Honda,Marc Marquez.

Hasil sesi latihan bebas kedua MotoGP Italia 2016:
1. Andrea Iannone - Ducati Team (1m 47.696s)
2. Jorge Lorenzo - Movistar Yamaha MotoGP (+0.461s)
3. Michele Pirro - Ducati Team (+0.549s)
4. Aleix Espargaro - Team Suzuki Ecstar (+0.574s)
5. Marc Marquez - Repsol Honda Team (+0.594s)
6. Valentino Rossi - Movistar Yamaha MotoGP (+0.644s)
7. Maverick ViƱales - Team Suzuki Ecstar (+0.649s)
8. Scott Redding - Octo Pramac Yakhnich (+0.710s)
9. Cal Crutchlow - LCR Honda (+0.762s)
10. Pol Espargaro - Monster Yamaha Tech 3 (+0.774s)
11. Dani Pedrosa - Repsol Honda Team (+1.017s)
12. Danilo Petrucci - Octo Pramac Yakhnich (+1.056s)
13. Andrea Dovizioso - Ducati Team (+1.120s)
14. Yonny Hernandez - Aspar MotoGP Team (+1.136s)
15. Bradley Smith - Monster Yamaha Tech 3 (+1.503s)
16. Hector Barbera - Avintia Racing (+1.538s)
17. Tito Rabat - Estrella Galicia 0,0 Marc VDS (+1.952s)
18. Jack Miller - Estrella Galicia 0,0 Marc VDS (+2.002s)
19. Eugene Laverty - Aspar MotoGP Team (+2.156s)
20. Alvaro Bautista - Factory Aprilia Gresini (+2.217s)
21. Stefan Bradl - Factory Aprilia Gresini (+2.672s)
22. Loris Baz - Avintia Racing (+3.359s) (cn/kny)

Marquez Keluhkan Buruknya Akselerasi Honda

Marquez Keluhkan Buruknya Akselerasi Honda

Marc Marquez terjatuh di separuh balapan MotoGP Prancis. Kejadian itu disebutnya sebagai akibat dari akselerasi RC213V yang tertinggal dari para pesaing.

Dapat posisi start kedua, Marquez langsung mundur ke urutan enam tak lama setelah balapan dimulai. Dia kemudian bisa naik kembali ke urutan empat dan bahkan naik ke posisi tiga setelah Andrea Iannone crash.

Bersama dengan Andrea Dovizioso dan Valetino Rossi, Marquez lantas terlibat dalam persaingan sengit memperebutkan posisi dua. Namun rivalitas itu tak bertahan lama. Setelah diasapi The Doctor, Marquez malah terjatuh. Dia kehilangan kendali pada bagian depan motornya dan terseret masuk ke gravel.

Kejadian itu disebut Marquez sebagai akibat dari buruknya akselerasi motor Honda. Marquez mengaku sangat kesulitan untuk bersaing dengan Dovizioso dan Rossi karena Ducati dan Yamaha punya akselerasi yang lebih baik.

"Sejujurnya, saya sebenarnya mengalami balapan yang bagus karena kami punya sangat banyak masalah di akhir pekan ini, tapi saya berada dekat dengan podium. Itulah target utama hari ini," ucap Marquez.

Untuk mengakali kekalahan akselerasi dari pesaing, Marquez mencoba menebusnya dengan melakukan late breaking. Pada momen itulah dia kemudian mengalami kecelakaan.

"Tapi tiba-tiba di Tikungan 5, saya masuk dan kehilangan (kendali) ban depan. Jelas mengecewakan, tapi hal seperti ini terjadi jika Anda kehilangan akselerasi. Anda harus menebusnya di titik pengereman, dan menjalani kondisi itu selama 28 lap membuat Anda mudah melakukan kesalahan. Karena di titik pengereman tidak ada kendali, hanya pada jari (yang menekan rem) dan feeling motor," terang Marquez usai balapan.

Akelerasi motor menjadi masalah besar Honda di musim ini. Marquez malah menyebut Honda punya akselerasi paling buruk dibanding pabrikan-pabrikan yang ada di MotoGP saat ini. Namun dia yakin kalau masalah akselerasi bisa dipecahkan maka Honda akan memiliki motor terbaik.

"Buat saya, jika kami membuat ranking akselerasi maka kondisinya akan seperti ini: Ducati, Yamaha, Suzuki, Honda. Kami kalah jauh dari Ducati, lebih sedikit dibanding Yamaha less, lebih sedikit lagi dibanding Suzuki, baru kemudian kami," keluh Marquez.

"Masalahnya adalah kami kalah jauh. Tapi kami terus mengembangkan akselerasi dan kami memiliki salah satu motor terbaik. Itu kondisi yang sulit karena di lintasan lurus kami memberikannya dengan 'cuma-cuma' (pada lawan). Itu menyulitkan secara mental saat Anda melihat di lintasan lurus Anda tidak bisa mengikuti mereka. Tapi saya tahu Honda bekerja keras. Saya percaya pada Honda. Jadi tidak ada gunanya kini jika hanya mengeluh," tegasnya di Crash.

Marquez Targetkan Podium di Mugello

Marquez Targetkan Podium di Mugello

Rider Repsol Honda Marc Marquez menargetkan podium untuk MotoGP Italia pada akhir pekan, setelah hasil buruk di Le Mans lalu.

Marquez kehilangan posisi sebagai pemuncak klasemen sementara setelah di Le Mans cuma bisa finis di posisi 13. Ia sempat crash di Turn 7 walaupun masih bisa melanjutkan balapan.

Hasil tersebut membuat Marquez kini turun ke posisi dua klasemen sementara MotoGP 2016. Ia juga gagal melanjutkan rentetan podiumnya di empat seri sebelumnya pada musim ini.

Mengingat persaingan yang semakin ketat dengan Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi dari Movistar Yamaha, Marquez pun kini bersiap menghadapi MotoGP Italia pada akhir pekan, sekaligus terus berusaha membenahi masalah akselerasi motor yang acapkali ia keluhkan.

"Saya menantikan dua balapan berikutnya: kami harus fokus dan konsentrasi ke Mugello dan Montmelo yang merupakan dua sirkuit yang amat berbeda daripada Jerez dan Le Mans. Kedua sirkuit itu membutuhkan lebih banyak kecepatan saat menikung. Dua tahun lalu saya akan bilang keduanya merupakan sirkuit yang amat menuntut buat kami dan kini saya pikir bisa lebih baik," ucap Marquez di MotoGP.com.

"Kami masih punya pekerjaan untuk dilakukan tapi saya percaya kalau kami bisa memoles akselerasi, motor kami adalah salah satu yang terbaik di lintasan. Tidak mudah untuk melakukannya mengingat peraturan yang tak memperbolehkan kami saat ini mengutak-atik mesin, tapi saya tahu Honda sedang bekerja keras dalam setiap area motor dan saya percaya pada mereka.

"Jadi kami tetap positif dan di Mugello kami akan menargetkan podium. Tetapi kami juga akan melihat bagaimana situasinya nanti dan tergantung kondisinya nanti kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih apa yang kami mampu," tuturnya.

Yonny Hernandez Tercepat di Sesi Pertama

Yonny Hernandez Tercepat di Sesi Pertama

Pebalap Aspar, Yonny Hernandez, jadi pebalap tercepat di sesi latihan bebas pertama. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh riderPramac, Scott Redding.

Sesi free practice I yang dihelat di Sirkuit Mugello, Mugello, Jumat (20/5/2016), tersebut berlangsung dalam kondisi basah. Tiga pebalap teratas di klasemen saat ini, Jorge Lorenzo, Marc Marquez, dan Valentino Rossi, sama-sama tidak membuat catatan waktu di sesi pertama ini.

Hujan deras memang mengguyur Mugello sejak pagi. Kendati kondisi membaik jelang sesi latihan bebas dimulai, trek masih belum kering pada 45 menit pertama sesi. Demikian seperti dilaporkan Autosport.

Hanya ada 14 pebalap yang menorehkan catatan waktu, dengan Dani Pedrosa jadi yang paling belakang. Sementara itu, Hernandez jadi pebalap tercepat.

Hernandez menorehkan catatan waktu 1:54,199 detik. Ia unggul 0,774 detik atas catatan waktu Redding yang berada di posisi kedua. Redding sendiri menorehkan catatan waktu 1:54,973 detik.

Pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, menempati urutan ketiga dengan torehan catatan waktu 1:55,334 detik.

Sedangkan Bradley Smith dan Michele Pirro melengkapi urutan lima besar. Smith terpaut 1,460 detik dari catatan waktu Hernandez, sedangkan Pirro terpaut 2,212 detik dari Hernandez.


Senin, 09 Mei 2016

Marquez Ungkap Penyebab Terjatuh di Le Mans

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, menjadi yang tercepat pada tes tengah musim MotoGP 2016 pertama di Sirkuit Jerez, Spanyol, Senin (25/4/2016). (Motorsport)

Marc Marquez terpaksa tidak bisa menyelesaikan balapan MotoGP di sirkuit Le Mans, Prancis, Minggu (8/5/2016) kemarin malam. Pembalap tim Repsol Honda itu terjatuh saat balapan memasuki lap ke 16.

Marquez menilai hal itu terjadi lantaran dia kehilangan akselerasi motor. "Mengecewakan, pasti. Tapi hal ini terjadi ketika Anda kehilangan banyak akselerasi. Anda harus memulihkannya di tempat Anda mengerem dan sangat mudah membuat kesalahan jika Anda terus membalap seperti itu selama 28 lap," ujar Marquez di Crash.

Akibat gagal meneruskan balapan, Marquez sendiri kehilangan kesempatan meraih poin. Padahal, sebelum terjatuh pembalap asal Spanyol ini berpotensi finis di tempat kedua atau bahkan menyalip pimpinan balapan, Jorge Lorenzo dari tim Movistar Yamaha.

"Sejujurnya saya membalap dengan baik, karena kami punya banyak masalah akhir pekan ini. Tapi saya hampir saja meraih podium. Itu target utamanya dan hasil yang terbaik musim ini. Tapi tiba-tiba, di tikungan kelima, saya kehilangna keseimbangan di bagian depan," kata Marquez.

Lebih lanjut, Marquez juga menyangkal kalau insiden itu berkaitan dengan terjatuhnya pembalap Ducati, Andrea Dovizioso. Kebetulan, Dovizioso memang jatuh hampir bersamaan dengan Marquez di lap ke 16 di tikungan yang sama.

"Saya menyadari, Dovizioso telah jatuh ketika saya sudah di terjatuh duluan. Jadi itu tidak berhubungan. Tapi begitulah, itu menjadi menarik karena kami mengalami hal yang sama di waktu yang hampir bersamaan," ujar Marquez mengakhiri.

Marquez saat ini berada di peringkat kedua klasemen sementara pembalap MotoGP. Pembalap berjuluk Baby Alien itu tertinggal 5 poin dari Lorenzo di posisi puncak dengan 90 poin.

Kecelakaan di Le Mans Jadi Misteri untuk Iannone

Kecelakaan di Le Mans Jadi Misteri untuk Iannone
Nasib buruk kembali dialami Andrea Iannone. Pembalap Ducati ini terjatuh saat balapan di Sirkuit Le Mans, Prancis, Minggu (8/5/2016).

Iannone hanya menuntaskan balapan hingga 11 lap. Seperti dikutip dari Motorsport, ia mengaku tak tahu penyebab kecelakaan yang menimpa dirinya.

"Saya bingung dengan kecelakaan itu. Segalanya sulit dijelaskan. Dari awal saya punya perasaan yang bagus. Motor saya punya kecepatan yang oke dan tidak ada masalah pada ban depan serta pengereman. Kecelakaan ini sangat aneh. Situasi ini menyulitkan orang-orang dalam tim," ungkapnya.

Andaikan tidak jatuh, Iannone yakin bisa bersaing dengan Jorge Lorenzo yang dalam balapan ini keluar sebagai juara. Saat jatuh, Iannone memang berada di posisi dua dan ia beberapa kali menempel ketat Lorenzo.

"Jika tidak jatuh, saya yakin bisa bersaing ketat dengan Lorenzo. Kami punya potensi besar. Kami punya kecepatan yang bagus. Tapi sayangnya saya mengalami kecelakaan," sesalnya.

Musim ini sudah tiga kali Iannone gagal menuntaskan balapan. Selain Prancis, hal serupa juga dialaminya di GP Qatar serta GP Argentina. Karena kesialannya tersebut, Iannone kini terpental ke peringkat 10 klasemen dan ia hanya memiliki 25 poin.

Lin Jarvis Komentari Insiden Ngepot Marquez

Lin Jarvis Komentari Insiden Ngepot Marquez

Marc Marquez sudah dikenal memiliki gaya balap agresif di lintasan balap, terutama ketika ia mengaspal di kelas utama. Namun kelihaiannya dalam menjinakkan kuda besi RC213V terkadang memunculkan masalah lantaran melakukan blunder. Terbaru, ia melakukan kesalahan ketika tampil di Grand Prix Prancis, Minggu (8/9/2016) malam WIB.  

Posisi Marquez sebenarnya sangat ideal untuk merebut podium. Berada di urutan kedua membuat peluangnya mengalahkan Jorge Lorenzo makin besar. Namun ia malah kehilangan momentum tersebut ketika Baby Alien terjatuuh di turn 5 atau tepat 16 lap sebelum balapan usai. 

Padahal saat itu Marquez sudah mengunci tempat di urutan ketiga atau tepat di belakang Andrea Dovizioso. Namun akibat kesalahan yang dilakukan pemilik nomor 93 menyebabkannya kehilangan banyak poin, sehingga ia harus puas posisinya dikudeta Lorenzo dengan hanya selisih lima poin. 

Marquez tampaknya belum belajar dari pengalaman di masa lalu. Dan Tim Principal Yamaha, Lin Jarvis, memberikan sedikit komentarnya perihal insiden kecelakaan yang melibatkan rekan setim Dani Pedrosa tersebut. 

"Itu adalah kesalahan yang mahal buat Marquez di kejuaraan MotoGP, sehingga rencana yang telah diusungnya berantakan. Seharusnya dia bisa lebih baik lagi dari sebelumnya," jelas Jarvis seperti dikutip dari Motorsport, Senin (9/5/2016). 

Dengan kegagalan Marquez merebut podium di Sirkuit Le Mans. Peta persaingan perebutan mahkota juara makin seru. Karena posisi ketiga yang dihuni oleh Valentino Rossi dengan pimpinan klasemen sementara hanya terpaut 12 poin. Sedangkan dengan pembalap kelahiran Cervera, Spanyol, 17 Februari 1993 itu cuma selisih tujuh angka.

Marquez, Tak Perlu Mengeluh

Marquez Bilang Enggak Perlu Mengeluh

Marc Marquez masih diselimuti kekecewaan setelah joki Repsol Honda ini gagal menyelesaikan balapan seri kelima di Grand Prix Prancis, Minggu (8/5/2016) malam WIB. Meski demikian, juara dunia dua kali di kelas utama tersebut tak ingin mencari-cari alasan untuk melontarkan keluhan. 

Sejak balapan dimulai Marquez awalnya sempat tercecer di urutan kelima, tapi Baby Alien tampaknya tak ingin kehilangan tempat di podium dan dia langsung memacu kecepatan kuda besi RC213V yang dikendarainya sampai akhirnya berada di posisi ketiga. 

Sayangnya, ketika sedang berusaha menjaga posisinya dari kejaran Valentino Rossi. Marquez dan pembalap yang berada di posisi kedua Andrea Dovizioso terlihat kompak jatuh di turn 5 tepat 16 lap sebelum balapan berakhir. Keuntungan justru didapat joki Movistar Yamaha di mana dia mampu menyodok dua barisan terdepan.

"Saya menyadari bahwa Dovizioso telah jatuh ketika saya sudah berada di gravel. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan dia. Tapi ya, itu menarik karena kami berdua kehilangan tempat di barisan tedepan dalam waktu bersamaan," jelas Marquez, seraya menceritakan kronologi kejadian seperti diberitakan Crash, Senin (9/5/2016). 

Marquez menambahkan sebenarnya dia mencoba mengatasi masalah yang terjadi pada bagian motornya. Ini dilakukannya mengingat pemilik nomor 93 itu memulai balapan dari posisi ideal atau barisan pertama. Sehingga wajar jika target utamanya adalah podium. 

"Jujur saya melakukan balapan hebat karena kami memiliki masalah yang banyak akhir pekan ini. Tapi saya terlanjur menargetkan podium dan itu merupakan target utama saya. Tapi tiba-tiba di Turn 5, saya masuk dan saya kehilangan bagian depan. Jelas saya merasa Kecewa, tapi ini terjadi ketika Anda kehilangan banyak akselerasi. Karena Anda dipaksa untuk terus melakukannya di sisa balapan, sehingga mudah untuk melakukan kesalahan. Tapi saya tahu bahwa Honda sedang bekerja keras. Saya percaya pada mereka, sehingga tidak tepat untuk mengeluh. Yang penting adalah bahwa kita tahu di mana kita perlu meningkatkan. Tapi di sisi lain, sulit untuk meningkatkan di tengah-tengah musim, karena mesin ditutup untuk semua orang," tutup Marquez.

Jumat, 06 Mei 2016

Kontrak Habis Musim Ini. Honda Siap Perpanjang Kontrak Marc Marquez



Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez akan memasuki masa-masa akhir dari kontraknya di tim Repsol Honda. Meski banyak yang menyebutkan Marquez akan tetap bersama tim Honda, namun meski peluangnya kecil, peluang bagi Marquez untuk pindah tim masih ada.
Marquez saat ini mendapat bayaran dengan nilai kontrak sebesar 7 juta Euro (Rp 107 miliar). Nilai itu jauh lebih kecil dari nilai kontrak yang akan diterima Jorge Lorenzo bersama tim Ducati.
Nilai kontrak Lorenzo di Ducati sebesar 12 juta Euro atau sekitar Rp 183 miliar. Perbedaan itu menjadi godaan bagi Marquez untuk menaikkan nilai kontraknya.
Oleh karena itu, Wakil presiden eksekutif HRC, memiliki misi terakhir sebelum dia pensiun untuk segera memperpanjang kontrak Marquez yang mungkin juga sedang menunggu-nunggu kesempatan itu.
Shuhei Nakamoto pada hari Jumat (29/4/2016) lalu merayakan ulang tahunnya yang Ke-59. Ini berarti wakil presiden eksekutif HRC itu, kemungkinan besar segera pensiun dan ia juga akan diganti sebelum akhir musim ini.
Namun, Nakamoto memiliki satu misi khusus, memperpanjang kontrak Marquez di tim HondaSaat ini, tampaknya itu menjadi tugas yang jauh lebih mudah dibanding beberapa bulan lalu, ketika bursa pebalap masih sangat terbuka.
Setelah Jorge Lorenzo memutuskan pindah dari Yamaha ke Ducati, memperkecil peluang Marquez pindah tim juga. Namun perlu diingat bahwa Marquez juga pernah mengatakan mendapat tawaran dari tim Ducati juga.
Ducati telah mengatakan secara terbuka bahwa ia telah berbicara dengannya tentang kesepakatan yang juga masih mungkin. Selama pramusim, Honda sempat mengalami kesulitan mempersiapkan motor, namun peran Marquez membuat ada perbedaan besar.
Pada akhir pekan ini, akan digelar balapan seri kelima musim ini. Marquez tampaknya harus menerima segala kondisi bersama tim Honda.
Seperti yang terjadi pada kesempatan pembaharuan kontrak pertama, pada tahun 2014, juara dunia termuda dalam sejarah harus puas dengan nilai kontrak yanag angkanya lebih rendah dari perkiraan.
Pada kesempatan pembaharuan kontrak pertama mungkin Marquez terlalu terburu-buru untuk menandatangani kontrak yang diajukan Honda.
Namun beda dengan saat ini. Fakta menunjukkan bahwa saat ini Marquez telah menunggu cukup lama, terutama melihat situasi dari Honda dan seberapa besar hasil balapan yang ia mampu perlihatkan sebagai daya tawar.
Pebalap Spanyol itu sadar bahwa posisi Honda lebih kuat dalam negosiasi, sehingga belum ada pengumuman perpanjangan kontrak baru setelah dia memenangkan balapan di Austin lalu.
Marquez saat ini mendapat bayaran dengan nilai kontrak sebesar 7 juta Euro (Rp 107 miliar). Nilai itu jauh lebih kecil dari nilai kontrak yang akan diterima Jorge Lorenzo bersama tim Ducati.
Nilai kontrak Lorenzo di Ducati sebesar 12 juta Euro atau sekitar Rp 183 miliar. Menurut sumber yang dekat dengan negosiasi, untuk mendapatkan kontrak yang lebih besar bagi Marquez tampaknya besar kontrak dari Honda bagi Marquez ini sudah terkunci, sampai Marc rela memutuskan untuk menurunkan tawarannya.
Nakamoto memiliki misi besar sebelum pensiun. Dalam delapan tahun bersama tim HRC, dia telah mencapai keberhasilan penting. Mendapatkan gelar juara pada 2016 akan menjadi gelar juara yang keempat kalinya bagi manajemen, tanpa melupakan keterlibatan Casey Stoner dan juga Marc Marquez.
Ketika Nakamoto pensiun, Honda tidak akan mudah untuk mencari pengganti dari figur sepertinya. Disebut-sebut ada tiga orang yang akan menjadi penggantinya dengan membagi tanggung jawab peran. Ketiga calon penggantinya adalah Shinichi Kokubu, Hattori, dan San Tetsuhiro Kuwata.

Ini Dia Tantangan Sirkuit Le Mans di GP Perancis Menurut Marc Marquez


Pebalap Repsol Honda Marc Marquez menganggap kesulitan pada GP Perancis terdapat pada cuaca dan karakter lintasan.
"Kita tidak bisa menebak cuaca di sana, tahun lalu suhu meningkat pada hari balapan dan itu menyulitkan kami," kata Marquez seperti dikutip dari Crash, Kamis (5/5/2016).
Pebalap asal Spanyol itu juga menuturkan lintasan pada Sirkuit Le Mans membuat pebalap sering membuka gas dan melakukan pengereman mendadak.
Namun Marquez mengaku timnya sudah menemukan solusi menghadapi tantangan tersebut.
"Pada uji coba di Jerez lalu, kami mengotak-atik peranti elektronik dan setelan sasis agar bisa dapatkan lebih banyak grip kami sudah dapatkan gambaran untuk Le Mans," ungkapnya.
Pada balapan tahun lalu, Marquez gagal naik podium pada GP Perancis. Rekan satu tim Dani Pedrosa itu hanya mampu finis di urutan keempat. 

Kejutan, Yamaha Bidik Pedrosa Gantikan Lorenzo

Rossi mengaku sempat ketir-ketir, namun akhirnya bisa bernapas lega setelah Dani Pedrosa keluar sebagai juara dan Lorenzo di urutan ketiga.

Kabar mengejutkan datang dari Movistar Yamaha. Tim berlambang garpu tala itu disebut-sebut siap menggaet pembalap MotoGP dari tim Repsol Honda, Dani Pedrosa untuk bertandem dengan Valentino Rossi musim depan.

Seperti diketahui, Yamaha dipastikan melepas Jorge Lorenzo ke Ducati untuk musim depan. Tindakan itu dilakukan setelah memburuknya relasi antara Lorenzo dengan Rossi pasca-insiden di Sepang pada musim lalu.


Mau tak mau, Yamaha pun harus mencarikan pembalap pengganti Lorenzo.

Pembalap Suzuki, Maverick Vinales dikabarkan menjadi kandidat kuat untuk menggantikan Lorenzo. Namun seperti dilansir motorcyclenews, Yamaha mulai meninggalkan Vinales dan membidik Pedrosa.

Pedrosa sendiri dinilai merupakan pengganti yang pas bagi Yamaha. Pasalnya, pembalap asal Spanyol itu dianggap punya gaya membalap yang mirip dengan Lorenzo.

Pedrosa bergabung dengan Honda pada tahun 2006. Sayangnya, pembalap dengan nomor 24 ini belum pernah sekalipun merengkuh gelar juara dunia bersama Honda.

Statistik mencatat, Pedrosa telah meraih 28 kemenangan bersama Honda dengan 100 podium. Selain itu, dia juga 28 kali meraih pole position bersama tim dengan lambang sayap tersebut.

Marquez Beber Masalah Honda di MotoGP Prancis

Tim Repsol Honda sebut perangkat elektronik sebagai masalah terbesar di MotoGP 2016 (Mohd Hafsan/AFP)

Marc Marquez beber masalah yang bakal dihadapi Honda Respol saat menjalani seri ke-5 MotoGP Prancis di Sirkuit Le Mans, Minggu (8/5/2016). Meski unggul 17 poin dari Jorge Lorenzo di klasemen, Marquez yakin Honda Repsol harus kerja keras di Le Mans.

Soalnya, karakter sirkuit Le Mans yang dipenuhi tikungan stop and go (mengerem sebentar lalu tancap gas) membutuhkan akselerasi yang bagus di motor. Inilah masalah yang dialami Honda Repsol selama ini.

"Kita harus tunggu apakah bisa atasi masalah akselerasi seperti di Sirkuit Austin lalu. Di tes pasca balap lalu, kami mengotak atik peranti elektronik dan setelan sasis agar bisa dapatkan lebih banyak grip. Kami sudah dapatkan info untuk Le Mans," katanya seperti dikutip crash.

Meski dihambat masalah akselerasi, Marquez dan Honda Repsol hebatnya bisa konsisten selama empat seri. Terbukti, hanya Marquez yang bisa konsisten capai podium di empat seri pertama.

Musim lalu, Marquez berhasil rebut pole di MotoGP Prancis. Sayang, dia bermasalah dengan bagian depan motor karena cuaca berubah panas.

"Hal pertama yang harus diperhatikan yaitu cuaca. Anda tak akan pernah tahu apa yang bakal terjadi di sana," ujarnya.

Sempat Memburuk, Yamaha Samakan Status Lorenzo dengan Rossi

Dua pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, akan melakoni balapan penentuan juara dunia di MotoGP Valencia, Minggu (8/11/2015). (REUTERS/Issei Kato)

Jorge Lorenzo sudah memilih meninggalkan Movistar Yamaha di penghujung MotoGP 2016. Dia telah memutuskan bergabung dengan Ducati untuk dua musim ke depan.

Di musim terakhirnya, manajer direktur Movistar Yamaha, Lin Jarvis mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membeda-bedakan keperluan hingga misi antara Lorenzo dan rekan setimnya, Valentino Rossi.

"Selama sisa musim ini, misi kami masih sama dengan misinya Lorenzo. Dia dan kami akan keluar sebagai juara pada musim balap kali ini," ujar Jarvis, seperti dilansir dari Euro Sport.

"Kami akan memberikan dukungan secara maksimum kepada Lorenzo, seperti yang didapat Rossi agar keduanya bisa mengembangkan motor sepanjang musim," ucapnya.

Jarvis juga mengatakan, sejak insiden yang meilbatkan Rossi dan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez di Sirkuit Sepang pada 2015 membuat garasi Movistar Yamaha kian memanas. Ketika itu, Rossi menuduh Marquez membantu Lorenzo agar bisa memenangkan gelar juara dunia MotoGP 2015.

"Hal yang terjadi di Sepang sangat kami sayangkan. Itu sangat mempengaruhi suasana hati pembalap dan rekan-rekannya di dalam garasi. Padahal sebelum insiden di Sepang, Lorenzo dan Rossi sangat akur dalam tiga setengah musim," katanya.

Namun setelah Lorenzo memutuskan bergabung dengan Ducati, hubungannya dengan Rossi mulai membaik. "Jujur, sekarang hubungan mereka sudah jauh lebih baik dari sebelumnya," ujar Jarvis.

Kian Sulit Menangi MotoGP, Rossi Mulai Merasa Tua

Sukses pada MotoGP Jerez adalah kemenangan perdana pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, di musim 2016. (CRISTINA QUICLER / AFP)

Usia Valentino Rossi boleh saja telah menginjak 37 tahun. Namun, pembalap asal Italia ini tetap mampu menunjukkan kehebatannya di ajang MotoGP

Terakhir, dengan mengendarai motor tim Movistar Yamaha, Rossi finis terdepan di MotoGP Jerez, Spanyol, pada 24 April 2016. Itu menjadi kemenangan ke-73 Rossi di ajang balap motor paling bergengsi di dunia tersebut.

Kendati senang dengan kemenangannya di Jerez, Rossi mengakui, kini memenangkan balapan lebih sulit. Alasannya, pembalap yang dijuluki The Doctor ini jauh lebih tua dari para rivalnya di lintasan balap. 

"Itu tentu saja jauh lebih sulit (memenangkan balapan), karena 20 tahun lalu, segalanya lebih mudah untuk melakukannya, tapi saya tidak merasa begitu buruk," kata Rossi, seperti dilansir Fox Sport. 

"Saya perlu lebih berupaya dan berlatih lagi, tapi Anda dapat balapan di MotoGP setidaknya sampai usia 40 tahun. Motivasi adalah perbedaannya. Itu apa yang Anda rasakan, ketika Anda ingin mencoba menang dan berusaha melanjutkannya," bebernya. 

Kendati tampil mengesankan dengan mendominasi MotoGP Jerez, Rossi paham segalanya bisa berubah pada balapan berikutnya. Kini, Rossi berada di posisi ketiga klasemen kejuaraan dunia MotoGP tertinggal 24 poin dari Marc Marquez, yang berada di peringkat teratas. 

"Balapan-balapan memiliki cerita berbeda dari pekan ke pekan. Mungkin dalam 10 hari semuanya bisa berbeda. Ini tetap menjadi kemenangan besar, tapi mungkin Anda bisa bisa tanyakan lagi kepada saya dalam dua pekan ke depan," tuturnya.


Begini Cara Suzuki Tahan Vinales Gabung Yamaha

Valentino Rossi (kiri) secara tersirat mendukung Maverick Vinales menggantikan Jorge Lorenzo di Yamaha. (Bola.com/Vitalis Yogo Trisna/Twitter)
Banyak cara yang dilakukan Suzuki Ecstar agar pembalap andalannya, Maverick Vinales bertahan. Salah satunya dengan  membujuknya dengan iming-iming bakal cetak sejarah dengan Suzuki jika bertahan di pabrikan asal Jepang itu.

Cara ini diungkapkan oleh manajer Suzuki Ecstar, Davide Brivio. Pria yang dulunya pernah menjadi 'otak' di Yamaha mengaku pihaknya sudah berusaha keras untuk membujuk Vinales, pembalap yang masih berusia 21 tahun.

"Sudah sejak Juni tahun lalu kami mencoba pertahankan Vinales. Ini karena kami tahu di tiga atau empat seri MotoGP, Maverick akan putuskan masa depannya.Jadi kami harus gerak cepat. Kami sudah lakukan itu," ujarnya seperti dikutip motorsport.com.

Brivio mengaku tak perlu menakut-nakuti Vinales jika jadi gabung Yamaha. Salah satunya kemungkinan dianaktirikan oleh Yamaha yang masih punya 'sang dewa', Valentino Rossi.

"Saat saya bicara dengan dia, saya hanya bicarakan soal Suzuki. Soal apakah dia bakal nyaman tampil dengan Vale itu terserah dia. Saya jelaskan kepada dia apa yang bisa kami lakukan bersama-sama dengan Suzuki," kata Brivio.

Dulu, Brivio berperan dalam membujuk Rossi untuk pindah dari Honda ke Yamaha. Brivio punya pengalaman panjang dengan Rossi.

Meski demikian, Brivio tak mau jelek-jelekan Rossi. "Saya tak akan ceritakan situasi yang bisa dia dapatkan di Yamaha. Dia harus cari tahu sendiri. Yang pasti, dia bakal jadi legenda jika juara bersama Suzuki, kalau di Yamaha, semua orang bisa memprediksinya," ujarnya.