Senin, 18 Juli 2016

Marquez "King of The Ring" Raih Kemenangan Ke-7 Beruntun di Sachsenring


Pebalap Repsol HondaMarc Marquez, membalap dengan brilian dan akhirnya menjuarai balapan GP Jerman di Sachsenring, Minggu (17/7/2016). Marquez sempat tersisih ke luar lima besar, tetapi berhasil kembali ke depan dan akhirnya memenangi balapan.

Dari grid ketiga, Valentino Rossi (Movistar Yamaha) melakukan start dengan baik. Dia melewati Hector Barbera (Avintia) danpole-sitter Marquez untuk memimpin balapan.

Pada lap ketiga, Rossi kehilangan posisinya setelah terlewati Andrea Dovizioso (Ducati). Tak lama berselang, dia turun lagi ke posisi ketiga setelah dilewati Danilo Petrucci (Octo Pramac).

Pada lap berikutnya, Petrucci berhasil melewati Dovizioso untuk memimpin balapan. Rossi, Marquez, dan Jack Miller (Marc VDS) menyusul di belakang mereka.


Pada lap ke-6, Miller naik ke urutan keempat dengan melewati Marquez. Memasuki lap ke-9, Marquez kehilangan posisi kelima karena dilewati Barbera.

Pada lap ke-11, Petrucci yang tengah memimpin balapan terjatuh saat melewati tikungan 3. Dovizioso memimpin balapan diikuti Rossi dan Miller.

Api muncul di motor Petrucci. Dia harus masuk pit untuk berganti motor. Dia akhirnya berhenti dari balapan.

Tak lama berselang, giliran Marquez yang keluar lintasan saat melewati tikungan 8. Dia bertahan dan bisa melanjutkan sesi.

Saat kembali ke lintasan, dia berada di urutan ke-9, tepat di belakang Andrea Iannone (Ducati).


Iannone masuk ke pit pada awal lap ke-14 untuk memakai mesin kedua dengan ban medium karena lintasan yang mulai mengering.

Tepat satu putaran berikutnya, Barbera naik ke urutan kedua dengan melewati Rossi. Dia dua detik tertinggal dari Dovizioso yang memimpin balapan.


Marquez yang berada di urutan ketujuh masuk ke pit untuk berganti motor pada awal lap ke-18.

Rossi kembali ke posisi kedua setelah melewati Barbera. Beberapa saat kemudian Cal Crutchlow (LCR Honda) naik ke posisi keempat dengan melewati Miller.

Dovizioso masih nyaman berada di depan, disusul Rossi, Barbera, dan Crutchlow.

Keempat pebalap tersebut masih bertahan dengan ban lama. Rossi dan Dovizioso mengabaikan tanda di pitwall untuk masuk pit dan berganti motor.

Dovizioso, Rossi, Crutchlow, dan Barbera baru masuk ke pit pada akhir lap ke-23, sementara Miller masih bertahan. Marquez di posisi kedua, di belakang Miller.


Pada lap ke-25, Marquez melewati Miller untuk memimpin balapan. Scott Redding (Octo Pramac) menyusul di belakang mereka.

Pada putaran berikutnya, Miller masuk ke pit untuk berganti motor. Redding membalap di belakang Marquez.

Crutclow naik ke urutan ketiga dengan melewati Dovizioso. Dia terus memacu motor dan mendekati Redding.

Pada awal lap terakhir, Crutchlow berhasil melewati Redding untuk mendapatkan tempat kedua. Redding kembali melorot setelah terlewati Dovizioso.

Marquez bertahan di depan dan akhirnya finis di urutan pertama


Bagi pebalap 23 tahun tersebut, ini merupakan kemenangan ketujuh beruntunnya di Sachsenring pada semua kelas, atau yang keempat beruntun di MotoGP.

Crutclow menyusul finis di urutan kedua yang merupkan finis terbaiknya dalam tiga musim terakhir.

Dovizioso menyusul finis di urutan ketiga, disusul Redding, Iannone.

Rossi finis di urutan ke-8, sementara rekan satu timnya, Jorge Lorenzo, finis di urutan ke-15.

Berikut hasil balapan MotoGP Jerman.


1.    Marc Marquez    ESP    Repsol Honda Team (RC213V)    47m    3.239s    
2.    Cal Crutchlow    GBR    LCR Honda (RC213V)    47m    13.096s    
3.    Andrea Dovizioso    ITA    Ducati Team (Desmosedici GP)    47m    14.852s    
4.    Scott Redding    GBR    Octo Pramac Yakhnich (Desmosedici GP15)    47m    15.231s    
5.    Andrea Iannone    ITA    Ducati Team (Desmosedici GP)    47m    25.994s    
6.    Dani Pedrosa    ESP    Repsol Honda Team (RC213V)    47m    29.159s    
7.    Jack Miller    AUS    Estrella Galicia 0,0 Marc VDS (RC213V)    47m    29.282s    
8.    Valentino Rossi    ITA    Movistar Yamaha MotoGP (YZR-M1)    47m    29.688s    
9.    Hector Barbera    ESP    Avintia Racing (Desmosedici GP14.2)    47m    29.853s    
10.    Alvaro Bautista    ESP    Factory Aprilia Gresini (RS-GP)    47m    34.513s    
11.    Eugene Laverty    IRL    Aspar MotoGP Team (Desmosedici GP14.2)    47m    44.447s    
12.    Maverick Viñales    ESP    Team Suzuki Ecstar (GSX-RR)    47m    45.397s    
13.    Bradley Smith    GBR    Monster Yamaha Tech 3 (YZR-M1)    48m    6.368s    
14.    Aleix Espargaro    ESP    Team Suzuki Ecstar (GSX-RR)    48m    9.330s    
15.    Jorge Lorenzo    ESP    Movistar Yamaha MotoGP (YZR-M1)    48m    20.933s    
16.    Tito Rabat    ESP    Estrella Galicia 0,0 Marc VDS (RC213V)*    +1 lap    
17.    Loris Baz    FRA    Avintia Racing (Desmosedici GP14.2)    +2 laps    
18.    Yonny Hernandez    COL    Aspar MotoGP Team (Desmosedici GP14.2)    +3 laps    
Pol Espargaro    ESP    Monster Yamaha Tech 3 (YZR-M1)    DNF    
Danilo Petrucci    ITA    Octo Pramac Yakhnich (Desmosedici GP15)    DNF

Berikut Klasmen Sementara Motogp 2016, Marquez Memimpin

Pebalap Repsol Honda Marc Marquez menjuarai balapan MotoGP Jerman di Sirkuit Sachsenring, kemarin malam waktu Indonesia. 

Pada saat balapan, dia mengaku sempat putus asa. Apalagi dia pebalap asal Spanyol itu sempat kecelakaan pada saat pemanasan.

Namun semangat Marquez menyala lagi saat mengingat bagaimana Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo kerap menyelesaikan balapannya.

"Pada titik tertentu hari ini (kemarin), saya pikir langkah saya di sirkuit ini akan berakhir. Tapi pada akhirnya kami berhasil dan mendapatkan hasil yang sangat baik. Terutama mengingat bagaimana Valentino (Rossi) dan Jorge (Lorenzo) menyelesaikan balapannya," katanya.
Dia juga mengatakan, kemenangan beruntun ketujuhnya di Jerman tidak lepas dari kerjasama tim yang baik.

"Saya sangat senang bagaimana tim bekerja. Mereka bekerja luar biasa dengan menyiapkan motor setelah saat pemanasan, dan kemudian strategi balapan kami terbukti sempurna," kata dia.

Meski demikian, dia mengaku lintasan kali ini lebih sulit dari sebelumnya. "Ini adalah balapan yang sangat sulit. Pada awal balapan, di lintasan basah, saya sedikit kesulitan," kata dia.
"Saya telah memilih ban depan yang salah untuk gaya balapan saya. Tapi saya bisa beralih ke slicks. Saya sangat berhati-hati di lap pembuka setelah mengganti motor karena bagian kering di lintasan sangat sempit dan masih ada banyak air," jelasnya.

Perjuangan Marquez meraih kemenangan itu memang cukup dramatis akibat trek yang basah. Marquez yang memulai dari posisi terdepan harus melorot hingga ke posisi 8 di 14 lap tersisa.

Berikut klasemen sementara MotoGP 2016:
1. Marc Marquez (Honda/SPA)           170 poin
2. Jorge LORENZO    (Yamaha/SPA)      122
3. Valentino Rossi    (Yamaha/ITA)      111
4. Dani Pedrosa (Honda/SPA)             96
5. Maverick VIÑALES (Suzuki/SPA)        83
6. Pol ESPARGARO (Yamaha/SPA)         72
7. Hector BARBERA    (Ducati/SPA)       65
8. Andrea IANNONE (Ducati/ITA)         63
9. Andrea DOVIZIOSO (Ducati/ITA)      59
10. Eugene LAVERTY (Ducati/IRL)        53
11. Aleix ESPARGARO (Suzuki/SPA)      51
12. Scott REDDING    (Ducati/GBR)       45
13. Jack MILLER (Honda/AUS)              42
14. Cal CRUTCHLOW (Honda/GBR)     40
15. Stefan BRADL (Aprilia/GER)           37
16. Bradley SMITH (Yamaha/GBR)       35
17. Alvaro BAUTISTA (Aprilia/SPA)      35
18. Danilo PETRUCCI (Ducati/ITA)       24
19. Michele PIRRO (Ducati/ITA)           19
20. Tito RABAT (Honda/SPA)               18
21. Loris BAZ (Ducati/FRA)                  8
22. Yonny HERNANDEZ (Ducati/COL) 3

Tepis Anggapan Salah Strategi, Rossi Sebut YZR-M1 Lambat

Tepis Anggapan Salah Strategi Rossi Sebut YZR M1 Lambat
Valentino Rossi mesti menerima kenyataan gagal naik podium di Grand Prix Jerman. Meski bisa tampil garang di awal start, pembalap Yamaha melempem di akhir, yang dinilai karena kecepatan motornya yang lambat di trek kering Sirkuit Sachsenring.

Dalam balapan yang berlangsung Minggu (17/7/2016), Rossi yang memulai start dari posisi tiga sejatinya bisa bersaing. Dalam kondisi trek yang masih basah, ia bisa melesat ke posisi terdepan dan bersaing dengan Andrea Dovizioso.

Setelah memasuki lap ke-18, trek yang mulai mengering membuat banyak pembalap melakukan pergantian ban. Namun tidak dengan Rossi, pembalap asal Italia memilih menunda pergantian ban basah ke ban normal hingga beberapa lap. Rossi tercatat baru mengganti bannya di lap ke-24.

Perjudian itu yang dinilai jadi faktor utama kekalahan Rossi. Pasalnya, Marc Marquez yang keluar sebagai pemenang, tak mau ambil risiko dengan langsung mengganti bannya sejak lap ke-18. Kecepatan pembalap Honda memang berangsur meningkat sejak lap ke-21 dan akhirnya bisa jadi yang pertama menyentuh garis finis.

Sementara kecepatan Rossi seolah menghilang di lap akhir. Berturut-turut ia disalip Andrea Iannone, Dani Pedrosa dan Jack Miller sehingga harus puas menempati posisi kedelapan. 

Setelah race berlangsung, Rossi akhirnya buka suara menanggapi kekalahannya. Ia menilai, bukan faktor strategi pergantian ban yang menyebabkannya kalah, melainkan kecepatan motornya yang memang kurang kompetitif.

"Masalah terbesar adalah saya sangat lambat di bagian kedua perlombaan pada trek yang sudah mengering," kata Rossi seperti dilansir Motorsport.
"Untuk lebih jelasnya soal strategi (pergantian ban), kenyataannya adalah saya bisa berhenti dua atau tiga lap lebih awal, tapi itu tidak akan banyak berpengaruh. Jika saya berhenti sebelumnya, saya sudah bisa dapat posisi enam," jelasnya.

"Saya bisa bersaing dengan Crutchlow dan Dovizioso, tapi ketika saya restart, saya punya perasaan tidak enak dengan motor, saya jadi lebih lambat, saya tidak merasakan ban," tambahnya.

"Pada akhirnya, saya finis kedelapan dan kehilangan kesempatan dapat poin yang lebih baik. Ini memalukan sebab dalam kondisi normal, kami harusnya bisa dapat podium," tutupnya.

Marquez yang jadi pemenang pun sukses memperlebar jaraknya dengan Rossi. The Baby Alien kini unggul 59 poin dari seniornya di klasemen sementara MotoGP.

Sumber:

Pimpin Klasemen MotoGP 2016, Marquez Habiskan Liburan dengan Berpesta

Marc Marquez (Foto: Twitter Marc Marquez)


Pembalap Tim Repsol Honda, Marc Marquez, patut merasa bahagia atas pencapaiannya di sembilan seri pertama MotoGP 2016. Sebab sejauh ini, Marquez berhasil mempertahankan posisi di puncak klasemen MotoGP 2016 dengan raihan 170 poin.
Posisi tersebut semakin mantap diisi oleh Marquez setelah ia berhasil memenangkan GP Jerman pada Minggu 17 Juli 2016 malam WIB. Kemenangan tersebut memberikannya tambahan 25 poin.
Pasca-kemenangan tersebut, Marquez mengaku ingin menghabiskan masa liburannya dengan beristirahat. Rekan setim Dani Pedrosa itu menyatakan bahwa ia ingin berlibur ke pantai dan berpesta bersama teman-temannya.
“Saya sangat senang saat ini. Ini adalah waktunya pergi ke kolam renang, pantai, bersantai dengan teman, dan menghadiri beberapa pesta,” ujar Marquez, seperti dikutip dari Crash, Senin (18/7/2016).
Kendati ingin menghabiskan waktu dengan bersantai, Marquez menegaskan bahwa ia tetap akan mempersiapkan diri untuk menghadapi seri-seri MotoGP 2016 selanjutnya. “Namun saya tidak boleh lupa bahwa setengah musim ini akan berat dan saya harus mempersiapkan diri,” pungkasnya.

Marc Marquez Tak Akan Lengah hingga MotoGP 2016 Berakhir

Marc Marquez (Foto: Twitter MotoGP)

Pembalap Tim Repsol Honda, Marc Marquez memastikan posisinya di puncak klasemen MotoGP 2016 usai memetik kemenangan di Sirkuit Sachsenring, Jerman pada Minggu 17 Juli 2016 malam WIB.

Raihan 25 poin tersebut merupakan hal yang penting bagi Marquez. Sebab, dengan tambahan 25 poin, rekan setim Dani Pedrosa tersebut mampu memperlebar jarak dengan pembalap Tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo. Lorenzo sendiri hingga saat ini masih duduk di posisi kedua klasemen sementara MotoGP 2016 dengan raihan 122 poin atau selisih 48 dari Marquez.
Meski selisih antara poin Marquez dan Lorenzo sudah cukup jauh, namun Baby Alien -julukan Marquez- mengaku tidak ingin terlalu percaya diri. Ia justru lebih memilih tetap waspada dan fokus hingga musim 2016 berakhir.
“Saat Anda memimpin dengan selisih seperti ini, Anda harus hati-hati dan tidak boleh terlalu percaya diri. Pada 2014, saya memimpin dengan poin cukup besar, tetapi saya jatuh hingga dua kali dan kehilangan 50 poin,” jelas Marquez, sebagaimana dikutip dari Crash, Senin (18/7/2016).
“Apa yang terjadi di paruh pertama dan paruh kedua musim dapat sangat berbeda. Kami harus tetap fokus, tetapi memang selisih 48 poin lebih baik ketimbang berada di belakang,” tandasnya.

Sukses Strategi Ganti Ban, Marc Marquez Juarai Motogp Sachsenring

Sukses Strategi Ganti Ban Marc Marquez Rajai Sachsenring
Marc Marquez memetik kemenangan ketiga musim ini setelah finis di posisi pertama saat balapan berlangsung di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Minggu (17/7/2016). Kemenangan tersebut menandai gelar keempatnya secara beruntun di GP Jerman.  

Saat balapan belum genap satu lap, Valentino Rossi berhasil menyalip Marc Marquez yang start dari grid terdepan. Namun pembalap Pramac Yakhnich, Danilo Petrucci menunjukkan kemampuan dengan merebut posisi pertama. 

Di tengah perebutan tempat pertama, Jorge Lorenzo justru semakin kesulitan untuk tampil kompetitif. Dia merosot ke posisi ke-13 setelah disusul Espargaro dari tim Suzuki. 

Petrucci kemudian memimpin lomba, hingga akhirnya dia membuat kesalahan sendiri karena tergelincir ke luar lintasan pada lap ke delapan. Pembalap Italia mampu melanjutkan balapan tetapi motornya mengalami kerusakan mesin sehingga terbakar. 



Posisi pemimpin balapan kini diperebutkan Marc Marquez, Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso. Namun Repsol Honda berhasil menerapkan strategi pergantian motor dengan baik. Saat lintasan basah mulai mengering, Marquez dan Pedrosa mengganti motor. 

Sementara Rossi dan Dovizoso baru mengganti motor mereka di enam lap terakhir. Alhasil hingga putaran terakhir, Marquez mampu mempertahankan posisi memimpin. 

Untuk mengekspresikan kegembiraan, Marquez melintasi garis finis sambil berdiri di atas motornya. Ini merupakan kemenangan keempat secara beruntun di Sirkuit Sachsenring saat balapan di kelas utama, sekaligus kemenangan ke tujuh di semua kelas. 

Kemenangan tersebut juga menandai dirinya mampu menyapu bersih kemenangan di sana sejak tampil di ajang MotoGP. Adapun di posisi kedua di menangkan Crutchlow dan posisi ketiga dicuri Andrea Dovizioso.  

Sumber :

Wacana MotoGP Pakai Radio Menguat, Ini Komentar Rossi dan Marquez

Wacana MotoGP Pakai Radio Tim Menguat Ini Kata Rossi dan Marquez
Hampir setiap orang berkata balapan hujan, khususnya di Kejuaraan Dunia MotoGP, diibaratkan sebagai gabungan dari perjudian dan keberuntungan. Apalagi saat trek mulai mengering dan cuaca membaik. 

Hal itu dialami oleh para pembalap MotoGP 2016 pada dua seri belakangan. Di GP Assen tiga pekan lalu, dalam balapan yang sempat dihentikan karena turunnya hujan lebat, Jack Miller mengambil keuntungan dengan merebut juara. 

Keberuntungan menaunginya saat itu, karena sebelum meraih kemenangan perdananya di MotoGP tersebut, sejumlah pembalap di depannya terjatuh saat memimpin balapan, termasuk salah satunya Valentino Rossi yang sebenarnya sudah unggul beberapa detik darinya. 

Teraktual seri ke-9 MotoGP 2016 di Sirkuit Sachsenring, Jerman, Minggu (18/7) malam WIB. Marc Marquez hampir saja gagal meneruskan enam kemenangan beruntun sebelumnya di sana, kalau saja dia tidak menuruti perintah tim Repsol Honda lewat papan pengumuman untuk masuk pit buat mengganti motor yang menggunakan ban slick.

Kemenangan ketujuh beruntun Marquez di Sachsenring kemarin disebut orang sebagai perpaduan ketepatan dan keberuntungan dari perjudian analisis tim Repsol Honda di tengah balapan. Yakni kala mereka melihat lewat gambar yang diambil dari helikopter, bahwa lintasan telah mengering walau hanya di sekitar racing line saja.

Tim Repsol Honda pun dipuji atas keputusan berani ini, karena satu lap sebelum Marquez masuk pit mengganti motor dan ban. Andrea Iannone telah lebih dulu mengganti motor Ducatinya, tapi dia keluar pit mengganti ban basah dengan jenis intermediate.

Marquez pun dipuji atas keputusannya menuruti perintah timnya, walau pasca balapan dia bilang bahwa dia memang tidak punya feeling bagus di atas motor Honda RC213V yang menggunakan ban basah. Karena itu dia berani ganti motor dan ban dan mulai menemukan kecepatannya di trek setengah kering Sachsenring hingga memenangkan balapan dengan brilian.

Tapi tidak dengan Valentino Rossi. Rider tim Movistar Yamaha itu, bersama Andrea Dovizioso (Ducati) jadi dua pembalap ternama yang dipojokkan atas hasil balapan Sachsenring 2016. Pasalnya, keduanya sudah disuruh timnya buat masuk pit berganti motor dan ban, persis sama dengan waktu pit yang diambil Marquez. Namun mereka bersikeras memundurkan waktu pit mereka, sekitar dua lap setelah pit stop Marquez.

Hasilnya cukup signifikan. Dovi yang memimpin dua pertiga balapan Sachsenring, harus puas finis di urutan tiga. Sedang The Doctor malah lebih parah, mengakhiri race di posisi delapan. Hal itu menjadikan Marquez memimpin separuh musim MotoGP 2016 dengan nilai 170. Memimpin 48 poin dari Jorge Lorenzo di peringkat kedua klasemen sementara dan unggul 59 angka atas Rossi di posisi ketiga. 

Lorenzo menerima hasil ini karena dia memang tak konsisten di atas motor Yamaha YZRM1 khususnya dalam balapan basah. Tapi Rossi tak puas dan malah mengkambinghitamkan motornya malah lambat di trek setengah kering Sachsenring. Dari ketidakpuasan inilah muncul bakal dipergunakannya radio tim di MotoGP seperti di Kejuaraan Dunia Formula Satu (F1).

Namun apakah radio tim, jadi solusi tepat dalam komunikasi antara pembalap dengan tim dalam balapan MotoGP, apalagi jika balapan berlangsung dalam kondisi basah dan trek mulai mengering serta mengharuskan pembalap buat berganti motor serta ban, istilahnya flag to flag race.

Rossi jadi pembalap yang pro dengan penggunaan radio tim karena dapat mengubah jalannya balapan. Akan tetapi, letak keseruan balapan MotoGP apalagi saat balapan basah, yang sering memunculkan kejutan. Bisa saja tereduksi dengan penggunaan radio tim. 

“Saya masih belum tahu apakah lebih baik memasang radio tim di MotoGP seperti di F1. Tapi faktanya, komunikasi langsung (antara pembalap dan tim saat balapan) bakal lebih mudah,” sembur Rossi seperti dilansir Marca.

“Contohnya di Assen, jika saya diberitahu tim sedang memimpin balapan dua detik di depan pembalap terdekat, maka saya tidak akan memacu motor terlalu cepat. Jika memungkinkan memakai radio tim, saya oke-oke saja. Kita dapat mencobanya, tapi saya tidak tahu resikonya (seperti apa). Kita pernah mencobanya 10 tahun lalu tapi tak dipakai lagi,” ulas Rossi yang mengatakan pemakaian radio tim di MotoGP pernah dijajal sekitar 10 tahun yang lalu dan dihentikan karena membuat segalanya lebih berbahaya.

Lalu bagaimana tanggapan pembalap MotoGP lainnya, apakah mereka setuju seperti Rossi atau menolak ide ini? “Saya tidak dapat membayangkan seseorang berbicara kepada saya sementara saya sedang memacu motor, ini dapat berbahaya. Yang terbaik adalah mengadakan pertemuan terlebih dulu dan mempersiapkan seluruh kemungkinan skenario (dari memakai radio tim),” ujar Marquez.

“Untuk kasus ini, lakukanlah semuanya demi keamanan, karena (pemakaian radio tim) memang agak berisiko buat keamanan. Olah raga kita berbeda dari F1. Adalah lebih baik untuk tidak menggunakannya,” kata Dovizioso menimpali.

“Saya tidak berpikir ini (pemakaian radio tim di MotoGP) adalah ide yang bagus. Saya tidak bisa membayangkan saya seperti Kimi Raikkonen dan apa yang akan dikatakan bos (Lucio Cecchinello, pemilik tim LCR Honda) kepada saya saat balapan. Tim (MotoGP) sangat profesional, diisi oleh orang yang punya kemampuan hebat dan kami (pembalap) mendengarkan mereka,” tandas peraih podium kedua GP Jerman 2016, Cal Crutchlow.

Sumber:

Sabtu, 02 Juli 2016

Marc Marquez: Terpuruk di 2015, Bangkit di 2016

Marc Marquez Melempem di 2015 Galak di 2016
Marc Marquez untuk sementara memimpin persaingan kejuaraan MotoGP 2016 mengungguli dua pembalap Yamaha; Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi. Penampilan The Baby Alien sejauh ini cukup berbeda ketimbang musim lalu.

Marquez selalu mendulang poin dari delapan seri perdana MotoGP 2016. Dua kemenangan, tiga posisi runner up, dua kali podium ketiga, dan sekali melorot ke peringkat 13 dalam balapan membawanya memuncaki klasemen dengan poin 145.

Marquez punya poin lebih banyak ketimbang Lorenzo (121) dan Rossi (103), dua rivalnya yang justru terseok-seok sejauh ini. Lorenzo meski bisa merebut tiga kemenangan, ia sempat terjatuh dua kali di Argentina dan Catalunya. Begitu pun The Doctor, dua kemenangannya tak cukup membawanya ke puncak akibat tiga kali gagal menyelesaikan balapan akibat serangkaian masalah.

Kendati demikian, Marquez merendah. Ia mengklaim posisinya belum aman sebab kejuaraan belum memasuki setengahnya. "Itu cuma bahan perbincangan di cafe," ujar Marquez bermaksud menolak diunggulkan dari delapan seri perdana seperti dikutipMotorsport.

"Kami bahkan belum setengah jalan melalui musim dan saya merasa tidak punya keunggulan satu balapan ketimbang pembalap di posisi dua. Meskipun cukup jelas sangat penting bisa punya selisih ini, terutama dari Valentino," tambahnya.

Pencapaian ini jauh berbeda ketimbang aksi Marquez di awal musim 2015. Tahun lalu, Marquez terjatuh tiga kali dalam delapan seri perdana. Hal itu membuatnya sempat tertinggal jauh dari Lorenzo dan Rossi.

Banyaknya crash membuat Marquez mesti melewati tahun terburuk sepanjang kariernya. Walhasil, ia gagal mempertahankan gelar juara 2013 dan 2014, yang akhirnya jatuh ke tangan Lorenzo.

Kini, Marquez bisa kembali ke performa terbaiknya. Meski banyak mengeluh soal motor RC213V serta aturan menggunakan ban Michelin, pembalap berusia 23 tahun bisa membalas rivalnya.

Ketika disinggung apa kunci suksesnya, Marquez menjawab singkat. Penampilan buruk musim lalu cukup memberinya pelajaran berharga yang bisa ia terapkan musim ini. "Semua manusia belajar dan tidak ada cara yang lebih baik untuk melakukannya dengan berkaca dari kesalahan sendiri," jelasnya.

"Saya salah satu dari orang yang bisa mengatakan 20 kali ada dinding di depan saya. Tapi sebelum saya membenturkan kepala, saya tidak percaya tembok itu ada," tutupnya.

Dilatih Max Biaggi, Lorenzo Menilai Bukan Hal yang Fundamental

Max Biaggi dan Joege Lorenzo.
Juara dunia MotoGP musim lalu, Jorge Lorenzo, mengungkapkan soal bergabungnya Max Biaggi menjadi pelatih ke Ducati. Menurutnya, kehadiran pria asal Italia tersebut bukan hal yang mendasar.
Seperti dikabarkan oleh Marca, kemungkinan Biaggi bergabung dengan Ducati. Pabrikan asal Italia tersebut berencana menjadikanya sebagai pelatih Lorenzo untuk mengarungi MotoGP musim 2017.
Kendati demikian, Biaggi bukan satu-satunya nama yang disiapkan Ducati sebagai pelatih Lorenzo. Casey Stoner juga kabarnya siap menjadi mentor juara dunia MotoGP 2015 tersebut. Lantas pembalap asal Spanyol tersebut hanya tertarik bisa dilatih oleh seorang figure yang bisa membantunya.
“Saya tak berpikir ini hal yang fundamental, tapi kadang dilatih seorang figur sangat membantu. Saya tak tahu, kita lihat saja nanti,” ucap Lorenzo mengutip Marca, Kamis (30/6/2016).
Sekadar informasi, Lorenzo sejatinya membutuhkan staf mekanik yang baru. Sebab beberapa staf mekanik Lorenzo saat ini lebih memilih untuk bertahan di Movistar Yamaha.

Valentino Rossi: GP Assen Sangat Memalukan!

Valentino Rossi. (Foto: Motorsport Magazine)
Keberuntungan tak memihak kepada tim Yamaha kala melintas pada seri kedelapan di Sirkuit Assen. Hal tersebut terjadi pada pembalap gaek, Valentino Rossi yang tak mampu menjaga momentunmya saat berada di posisi pertama.
Seperti diketahui, balapan sempat terhenti pada lap ke-15 akibat hujan lebat. Lantas seluruh pembalap harus mengganti motor dan ban di pit. Sayangnya, usai pergantian tersebut, The Doctor yang memimpin, mengalami kecelakaan tunggal hingga membuatnya mengakhiri lomba.
Atas insiden tersebut, Rossi mengaku mengalami kejadian yang memalukan. Sebab, ia merasa tampil baik kala melakoni latihan bebas, namun kesalahan di perlombaan membuat jarak poinnya dengan Marc Marquez (Honda) menjadi jauh.
“Ini sangat memalukan, mengingat kami memiliki kecepatan yang baik di trek ini. Kami sebenarnya bisa mendapatkan poin penting setelah melakukan beberapa latihan bebas dengan baik,”ucap Rossi mengutip situs resmi MotoGP, Senin (27/6/2016).
“Saya menyadari terlalu tampil menekan karena memiliki kesempatan yang baik. Namun saya gagal karena membuat kesalahan hari ini, dengan membuang banyak poin. Sehingga memperlebar jarak dengan marquez. Kami harus bekerja keras lagi dan berusaha kompetitif padarace berikutnya,” tuntas pembalap berusia 37 tahun tersebut.
Sekadar catatan, musim ini Rossi  telah tiga kali gagal finis akibat terjatuh. Sebelumnya, peraih tujuh gelar juara MotoGP tersebut tak menyelesaikan balap di GP Amerika dan GP Italia.

Maverick Vinales Bisa Jadi Rider Tercepat di MotoGP

Maverick Vinales / Motorsport
Rider muda asal Spanyol, Maverick Vinales, merupakan salah satu pembalap muda terbaik saat ini. Menurut Cal Crutchlow, pembalap berusia 21 tahun tersebut merupakan salah satu yang wajib dikalahkan di musim ini.
Kepergian Jorge Lorenzo musim depan ke Ducati membuat Vinales ditunjuk sebagai pengisi pos kosong yang ditinggalkan. Kabar mengenai ketertarikan Yamaha kepada Top Gun- julukan Vinales – memang sudah terendus sejak akhir musim lalu.
Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, sempat mengakui jika Yamaha tengah melakukan pembicaraan dengan dengan pihak Vinales. Kedatangan Vinales ke Tim Garpu Tala tentu jadi salah satu hal yang paling dinanti untuk musim balap 2017. Selain Yamaha, Repsol Honda juga sempat dikabarkan mendekati sang pembalap.
“Saya rasa, seperti yang kita semua tahu, setiap tim sangat ingin mendatangkan Maverick (Vinales),” ujar Crutchlow seperti dikutip dariCrash, Sabtu (2/7/2016).
“Saya akan jadi suporter pertamanya sebab dia merupakan sosok yang harus dikalahkan. Dia akan menjadi salah satu yang tercepat di MotoGP,” jelasnya.

Honda: Miller Harus Jadikan Assen Batu Loncatan

Honda: Miller Harus Jadikan Assen Batu Loncatan
Direktur Marketing dan Komunikasi Honda Racing Corporation (HRC), Livio Suppo menyatakan pebalap Estrella Galicia 0.0 Marc VDS Honda, Jack Miller tak boleh berpuas diri begitu saja atas kemenangannya di MotoGP Belanda yang digelar di Sirkuit Assen akhir pekan lalu, demikian yang ia nyatakan kepada Speedweek.

Miller yang masih berusia 21 tahun, langsung melompat dari Moto3 ke MotoGP tahun lalu, dengan kontrak berdurasi tiga tahun dari HRC. Meski telah menunjukkan adanya perkembangan, Miller diyakini Suppo masih harus banyak belajar demi menjadi pebalap papan atas MotoGP.

"Kemenangan memang berharga untuk meningkatkan kepercayaan diri, tak peduli dalam kondisi basah atau kering. Meski begitu Jack tak boleh menjadikan Assen sebagai patokan. Ia harus menjadikan kemenangan ini sebagai batu loncatan untuk terus berkembang," ujar Suppo.

Jack Miller dan Tim Estrella Galicia 0.0 Marc VDS Honda (c) Marc VDS

"Jack punya potensi menjadi pebalap papan atas MotoGP suatu saat nanti, kami sudah melihatnya pada tahun 2014. Assen merupakan bukti bahwa gaya balapnya memang cocok untuk MotoGP. Kelas Open tahun lalu tampaknya menjadi 'sekolah' yang baik untuknya, toh ia terbukti berkembang," lanjutnya.

Meski begitu, mantan manajer tim pabrikan Ducati Corse ini memberikan pujian dan selamat kepada Miller dan Marc VDS Racing, yang sukses menjadi pebalap dan tim satelit pertama yang meraih kemenangan di MotoGP sejak Toni Elias dan Fortuna Honda (Gresini) di Estoril, Portugal, 10 tahun silam.

"Kemenangan Assen tentu membuat semua orang senang, termasuk timnya. Meraih podium, bahkan kemenangan di MotoGP merupakan tantangan berat bagi tim satelit. Kemenangan ini sudah tercatat dalam sejarah. Saya bahagia untuk semua orang yang terlibat," pungkas Suppo.