Jumat, 25 Desember 2015

Merry Christmas & Happy New Year!


CERVERA - Pesan unik disampaikan Marc Marquez dalam perayaan ntal tahun ini. Juara dua kali MotoGP itu meminta agar penggemarnya berhati-hati merayakan libur natal dan tahun baru.

Melalui akun twitternya, @marcmarquez93, Kamis (25/12/2014), pembalap Spanyol yang berhasil merebut gelar juara MotoGP keduanya berturut-turut membuat sebuah video ucapan natal. Bersama adiknya, Aleix Marquez, dia mengucapkan kilas balik perjalanannya musim ini sekaligus memperingati penggemarnya agar merayakan libur natal dengan hati-hati.


"Hallo semua, ini jadi tahun yang fantastis bagi kami berdua. Kami harap Anda menikmati penampilan kami. Itu sangat penting,'' ucap Aleix yang keluar sebagai juara kelas Moto3 tahun ini.

"Tak ada lagi, Saya harap 2015 nanti hanya bisa jadi lebih baik lagi, yang mungkin akan jadi sangat sulit. Dari sini kamu ucapkan selamat berlibur dan berhati-hatilah sebab hal itu bisa jadi berbahaya jika anda kurang peduli bahaya," tambah Kakaknya, Marquez.

"Jadi 2015 nanti, kami berharap bisa jadi tahun yang buat kami lebih bugar, Kami akan banyak beristirahat. Peluk hangat buat kalian semua, dan selamat tahun baru,'' tutup pembalap bersaudara itu bersama-sama.

Selasa, 22 Desember 2015

Dorna Isyaratkan Batal Menggelar Balapan MotoGP Indonesia disirkuit Sentul 2017

Dorna Isyaratkan Batal Gelar MotoGP Sentul 2017
HELSINKI - Dorna Sports selaku pemegang hak komersial gelaran MotoGP mulai meragukan kesiapan Indonesia menggelar ajang balap roda dua di Sirkuit Internasional Sentul pada 2017. Ini bukan sekadar rumor, sebab Carmelo Ezpeleta mulai memberikan angin segar kepada Finlandia. 

Menurut informasi yang dilansir dari Speedweek, Senin (21/12/2015), Ezpeleta tengah melakukan negosiasi dengan pihak Kymi Motorsports Park, yang bakal jadi pelaksana balapan di Finlandia. Apalagi mereka sudah unggul satu langkah dari Indonesia dengan membangun sirkuit di Kausala dimana memiliki trek sepanjang 4,8 km. 

Arena kuda besi yang berada sekitar 110 km sebelah timur laut dari Helsinki itu direncanakan bakal selesai pada 2016 mendatang. Artinya, Finlandia mempunyai peluang yang bagus untuk mendatangkan pembalap dunia dan menempatkannya pada kalender 2017. 

"Finlandia bekerja sangat profesional. Mereka memiliki semua rencana dan dokumen yang telah lama kami inginkan. Mereka juga mampu memenuhi persyaratan serta pengajuan dengan tepat waktu," ungkap Ezpeleta.

Kabar tentang ketertarikan Ezpeleta untuk menggelar balapan di Finlandia sangat bertolak belakang dengan pernyataan General Manager Sirkuit Internasional Sentul, Lola Moenek. Dalam sebuah acara penghargaan Indonesia Touring Car Awards (ITCA) 2015, pekan lalu, ia bercerita jika Indonesia sudah mendapatkan kontrak untuk menyelenggarakan ajang balap MotoGP selama tiga tahun.
"Kontrak MotoGP selama 3 tahun (2017, 2018, 2019) dan itu sudah diketahui Menpora. Bos Dorna Sports Carmelo Ezpeleta sudah menunjuk bahwa Indonesia bakal menggelar MotoGP pada tahun itu," tegas Lola.

Sama seperti Lola, keyakinan Indonesia menggelar MotoGP 2017 juga disampaikan Pengelola Sirkuit Internasional Sentul, Tinton Soeprapto. Bahkan ia memberikan gambaran tentang harga tiket yang akan dijual selama penyelenggaraan MotoGP di Indonesia pada 2017 mendatang. 

Menurutnya, harga yang akan ditawarkan kepada pecinta kuda besi seperempat dari tiket konser Katy Perry. "Untuk tiket MotoGP Indonesia seperempat dari harga tiket konser Katy Perry," ujar Tinton, kepada sejumlah wartawan baru-baru ini.

Kamis, 17 Desember 2015

7 Pembalap MotoGP Terbaik Sepanjang Sejarah

Tujuh rider MotoGP terbaik sepanjang masa (Foto: Totalsportek)
MOTOGP saat ini dikenal sebagai olahraga balap yang menyajikan pertarungan sengit dari para pembalap yang kompetitif. Sebut saja Valentino Rossi dan Marc Marquez yang musim lalu tampil luar biasa dan menghibur, namun pada akhirnya gelar juara jatuh pada Jorge Lorenzo.
Rossi dan Marquez hanya dua dari sekian pembalap terbaik di ajang MotoGP. Masih ada sederet pembalap lain yang masuk daftar pembalap terbaik dalam sejarah ajang balap motor hingga saat ini.
Berikut daftar tujuh pembalap terbaik sepanjang masa:
1. Giacomo Agostini
Berbicara soal kesuksesan di ajang balap motor, sejauh ini belum ada pembalap yang mendekati raihan yang dimiliki Giacomo Agostini. Agostini total meraih delapan gelar juara dunia di kelas premier (saat itu masih bernama 500cc) yakni pada 1966 hingga 1975.
Tak hanya itu, pria 73 tahun itu juga meraih tujuh gelar juara dunia di kelas 350cc. Sepanjang kariernya, ia tercatat memenangkan 122 grand prix (GP) yang hingga kini belum mampu dipecahkan oleh pembalap mana pun.
2. Valentino Rossi
Valentino Rossi tercatat sebagai pembalap terbaik dan tersukses kedua setelah Agostini. Rossi sejauh ini telah mengoleksi tujuh gelar juara dunia MotoGP dan masing-masing satu gelar di kelas 250cc (sekarang Moto2) dan 125cc (Moto3).
Mengingat saat ini Rossi masih bertarung di MotoGP, maka bukan tidak mungkin ia akan menyamai catatan juara kelas premier yang dimiliki Agostini. Musim lalu, The Doctornyaris meraihnya andai tidak terlibat insiden dengan Marquez yang membuat peluangnya lenyap begitu saja.
3. Michael Doohan
Michael Doohan dikenal sebagai pembalap Repsol Honda yang sangat mendominasi pada eranya. Mantan rider berpaspor Australia itu mengoleksi lima gelar juara dunia kelas premier yakni pada secara beruntun pada 1994 hingga 1998.
Tidak hanya dikenal sebagai pembalap yang luar biasa, Doohan juga disebut sebagai pembalap yang cerdas. Sebab, pria yang kini berusia 50 tahun itu dulunya sangat andal dalam mengatur motornya dan memiliki pandangan yang luar biasa dalam kelas 500cc.
4. Mike Hailwood
Mike Hailwood menempati posisi keempat dalam pembalap terbaik dalam sejarah MotoGP. Hailwood yang pada zamannya dijuluki “Mike The Bike” merupakan rider yang begitu mendominasi selama sembilan tahun yakni pada 1958 hingga 1967.
Hailwood total mengoleksi sembilan gelar juara dunia di tiga kelas berbeda, yaitu empat gelar di kelas premier, dua gelar di kelas 350cc, dan sisanya di kelas Moto3 (250cc). Ia sempat mencoba peruntungan di ajang Formula One (F1), namun tak bertahan lama sebab mengalami kecelakaan mobil hingga merenggut nyawanya di usia 40 tahun.
5. John Surtees
John Surtees merupakan salah satu pembalap Inggris lainnya yang ikut mendominasi di era yang sama dengan Hailwood. Total, Surtees mampu mengumpulkan tujuh gelar juara dunia di kelas premier (empat gelar) dan kelas 350cc (tiga gelar).
Kegemilangan Surtees tak hanya di bidang olahraga balap motor. Pria yang kini berusia 81 tahun itu juga sempat bertarung di F1 dan mampu memenangkan satu gelar juara dunia pada 1964. Sejauh ini, Surtees tercatat sebagai satu-satunya pembalap yang mampu menang di ajang balap motor dan mobil.
6. Marc Marquez
Marc Marquez menduduki posisi enam dalam daftar pembalap terbaik dalam sejarah MotoGP. Betapa tidak, dalam dua musim debut awalnya di kelas premier, Marquez mampu menjadi juara beruntun yakni pada musim 2013 dan 2014.
Raihan tersebut membuat The Baby Alien –julukan Marquez- menjadi pembalap termuda yang mampu memenangkan MotoGP dalam dua musim debutnya. Sejauh ini, pembalap 22 tahun itu telah mengoleksi empat gelar juara dunia, yaitu dua gelar MotoGP serta masing-masing satu gelar di kelas Moto2 dan Moto3.
7. Kenny Roberts
Sebelum dipecahkan oleh Marquez, Kenny Roberts merupakan pembalap termuda yang mampu menjuarai MotoGP (saat itu masih bernama 500cc) di musim debutnya. Jika Marquez menjuarainya di dua musim beruntun, Roberts meraih hasil yang lebih mengagumkan lagi yakni juara di tiga musim beruntun (1978-1980).
Terlepas dari total “hanya” tiga gelar juara yang diraih sepanjang kariernya, Roberts dikenal sebagai pembalap terbaik lantaran gaya membalapnya. Ia diketahui sebagai pembalap pertama yang memperkenalkan metode “menggantungkan” lutut ketika sedang berbelok di lintasan balap. Gaya tersebut berhasil membuat perubahan besar dalam cara membalap yang diterapkan di ajang balap motor hingga saat ini.

Johan Zarco Tunda Kepindahan ke MotoGP

Johann Zarco / foto: Motorsport

Juara dunia Moto2 2015, Johann Zarco, mengaku mematok target kembali menjadi jawara intermediate class musim depan. Ya, rider Red Bull KTM Ajo berkebangsaan Prancis itu ingin kembali merebut titel sembari menunggu tawaran menarik dari tim-tim MotoGP untuk musim 2017.
Zarco yang mengoleksi 14 podium termasuk delapan kemenangan di musim 2015, sukses merebut titel Moto2 dari Esteve ‘Tito’ Rabat. Baru-baru ini, Zarco pun menolak tawaran untuk naik kelas dari Pramac Ducati dan Aspar Team, yang ia nilai tak punya motor yang cukup kompetitif.
ADVERTISING
“Alasan saya tak hijrah ke MotoGP karena tak ada paket motor yang kompetitif. Jika saya menunggu, maka tujuan saya adalah mendapatkan motor dan tim yang bisa bersaing,” ungkap Zarco, seperti dilansir RACER, Selasa (8/12/2015).
Zarco pun tak berkecil hati melihat Rabat telah mendahuluinya naik kasta ke MotoGP musim depan. Rabat telah dipastikan gabung Marc VDS Racing. Zarco bahkan dirumorkan telah menandatangani prakontrak dengan KTM yang akan kembali ke MotoGP pada musim 2017.
“Saya rasa naik ke MotoGP merupakan keputusan tepat, bahkan meski Tito tak memenangkan gelar tahun ini. Tito kini jauh lebih kuat ketimbang setahun yang lalu. Jadi, bagus baginya naik ke MotoGP sekarang,” pungkas rider berusia 25 tahun tersebut.

Jack Miller Positif Jalani MotoGP 2016

Pembalap Tim Marc VDS, Jack Miller, optimistis akan meraih hasil yang lebih baik di MotoGP 2016. Terlebih lagi dia akan balapan menggunakan motor yang lebih kompetitif ketimbang musim lalu.
Musim 2015 adalah debut Miller di MotoGP setelah langsung loncat dari Moto3. Dia digaet oleh Tim LCR Honda dan berduet dengan pembalap gaek Cal Crutchlow. Menunjukkan performa yang cukup meyakinkan sebagai rookie, Miller pun hijrah ke Tim Marc VDS.
“Loncat dari Moto3 ke MotoGP adalah sesuatu yang tak mudah. Kami membuktikan bahwa kami berada di posisi atas klasemen akhir, meski tak begitu atas untuk kelasOpen,” papar Miller, seperti dilansir Autosport, Kamis (17/12/2015).
Di Tim Marc VDS, Miller akan bahu-membahu bersama juara Moto2 yakni Tito Rabat. Dengan musim depan yang menggunakan paket elektronik Magneti Marelli, rider yang kerap dilabeli The Next Casey Stoner ini yakin takkan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi seperti para pembalap Factory.
“Musim depan akan menjadi langkah yang besar. Semoga dengan Honda kami bisa selalu bertarung di 10 besar. Itu akan menjadi musim yang bagus karena semua pembalap menggunakan Magneti Marelli, elektronik yang telah kami gunakan musim lalu sebagai kelas Open,” jelas Miller.
“Sempat memiliki motor yang sama dengan Cal, Marc Marquez, atau Dani Pedrosa juga akan banyak membantu kami,” lanjutnya.





10 Pembalap MotoGP dengan Gaji Terbesar

AJANG balap MotoGP dikenal sebagai salah satu jenis olahraga yang termasuk paling ekstrem di dunia. Bagaimana tidak, keselamatan para pembalap kerap menjadi pertaruhan di ajang balap Kuda Besi tersebut.
Dengan segitu besarnya risiko yang dihadapi, maka bukan hal asing jika para pembalap mendapatkan gaji dari timnya masing-masing dengan nominal yang “wah”. Setidaknya, terdapat 10 pembalap dengan penghasilan terbesar saat ini.
Berikut 10 pembalap MotoGP dengan gaji terbesar, seperti dilansir TSM Play, Kamis (17/12/2015):
10. Colin Edwards (Forward Racing)
Meski sudah tak aktif di ajang MotoGP, Edwards nyatanya masih berstatus sebagai pembalap yang pernah mendapatkan gaji besar. Terhitung, pria asal Amerika Serikat tersebut sempat memiliki penghasilan sebesar USD5 juta atau sekira Rp70miliar.
9. Andrea Dovizioso (Ducati)
Nama Dovizioso memang belum pernah tercantum sebagai juara dunia MotoGP. Meski begitu, pihak Ducati rela menggaji pembalap berpaspor Italia tersebut dengan gaji sebesar USD6,5 juta atau sekira RP91 miliar per tahunnya.
8. Cal Crutchlow (LCR Honda)
Sama halnya dengan Dovizioso, Cructhlow juga bukanlah salah satu pembalap MotoGP yang sarat akan prestasi. Namun, dengan pengalamannya selama lima tahun tampil di MotoGP, membuat tim LCR Honda rela membayarkan jasanya sebesar USD9,3 juta atau sekira Rp130 miliar.
7. Alvaro Bautista (Gresini Racing)
Sempat disebut-sebut sebagai calon juara dunia MotoGP, Bautista justru memiliki karier yang kurang membanggakan di ajang tersebut. Akan tetapi, pembalap asal Spanyol itu tetap mampu meraih penghasilan besar dari timnya saat ini Gresini Racing dengan gaji sebesar USD15 juta atau sekira Rp210 miliar.
6. Stefan Bradl (Aprilia)
Nama Bradl memang diprediksi memiliki karier cemerlang di ajang MotoGP, terlebih ia sendiri sempat meraih gelar juara dunia di ajang Moto2 pada musim 2011. Hal itu pun membuat tim Aprilia rela memboyong pembalap berpaspor Jerman itu dan menggajinya sebesar USD18,2 atau Rp256 miliar.
5. Nicky Hayden (ASPAR Team)
Berstatus sebagai mantan juara dunia dan masih memiliki kharismatik yang luar biasa di atas lintasan, membuat Hayden memicut ASPAR Team untuk memboyongnya. Bahkan tak hanya itu, Hayden pun juga mendapatkan gaji sebesar USD29 juta atau sekira Rp408 miliar dari timnya tersebut.
4. Daniel Pedrosa (Repsol Honda)
Nama Pedrosa memang termasuk dalam empat pembalap papan atas di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi itu pun membuat pemilik julukan The Little Spaniard itu lantas mendapatkan bayaran cukup besar dari timnya, Repsol Honda sebesar USD32 juta atau sekira Rp451 milar.
3. Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha)
Kualitas Lorenzo sebagai pembalap MotoGP memang tak perlu diragukan lagi, terhitung sudah tiga kali pemilik julukan X-Fuera tersebut meraih gelar juara dunia. Kondisi itu membuat timnya, Movistar Yamaha memberikan gaji sebesar USD34 juta atau sekira Rp477 miliar.
2. Marc Marquez (Repsol Honda)
Penampilan Marquez di atas lintasan memang sukses menyihir banyak pecinta MotoGP dengan aksi-aksi luar biasanya. Bahkan, The Baby Alien sempat menguasai MotoGP dalam kurun waktu dua musim atau tepatnya pada 2013 dan 2014. Hal itu lantas membuatnya mendapatkan gaji sebesar USD43 juta atau sekira Rp604 miliar dari pihak Repsol Honda di setiap musimnya.
1. Valentino Rossi (Movistar Yamaha)
Berstatus sebagai salah satu pembalap legendaris di MotoGP, maka bukan hal asing jika Rossi menjadi pemilik gaji paling besar di ajang ini. Terhitung, The Doctor mampu mendapatkan penghasilan sebesar USD147 juta atau sekira Rp2 triliun dari pihak timnya, yakni Movistar Yamaha.

Insiden Marquez-Rossi Bagus untuk MotoGP

Kontroversi Bagus untuk MotoGP



Tidak sedikit yang menyayangkan terjadinya kontroversi di antara Marc Marquez dan Valentino Rossi di penghujung musim 2015. Tapi menurut pebalap LCR Honda Jack Miller, kontroversi itu bagus untuk MotoGP.

Perselisihan antara kedua pebalap itu dikecam oleh FIM [Federasi Balap Motor Internasional]. Menurut mereka konflik Marquez-Rossi meracuni olahraga tersebut.

"Kejadian-kejadian yang muncul dalam kaitannya dengan perebutan gelar juara dunia MotoGP 2015 mempunyai dampak merusak dalam penyelenggaran kompetisi kami dan meracuni atmosfir di sekitar olahraga ini," kata ketua FIM Vito Ippolito usai insiden di Sepang.

Namun, Miller tidak sependapat. Pebalap Australia itu menilai MotoGP justru memerlukan kontroversi-kontroversi semacam itu.

"Kupikir itu [kontroversi] itu bagus. Itu yang dibutuhkan olahraga. Semua orang berpikir bahwa itu adalah bencana, tapi olahraga justru membutuhkan kontroversi," ucap Miller yang dikutip Autosport.

"Kalau Anda melihat berapa banyak orang yang menonton di Valencia, itu adlah paddock dan balapan paling sibuk yang pernah kulihat dalam hidupku."

"Benar-benar tidak bisa dipercaya! Kupikir mereka menjualnya tiga kali lipat lebih banyak karena mereka terus-menerus mencetak tiket. Ini akan terus berlanjut pada tahun depan dan jelas orang-orang akan menyaksikan [balapan pembuka] Qatar," imbuh Miller.

Rabu, 16 Desember 2015

Dorna Beri Peluang Pabrikan Lain Untuk Jadi Pemasok Mesin Moto2 MotoGP



FIM dan Dorna Sports saat ini tengah membuka kesempatan bagi pabrikan lainnya di MotoGP yang tertarik untuk menjadi pemasok resmi mesin Moto2 mulai tahun 2019 hingga seterusnya.
Seperti yang kita tahu, sejak tahun 2010 yang lalu Honda Racing Corporation (HRC) telah menjadi pemasok tunggal mesin Moto2. Namun, akhir tahun lalu pabrikan Jepang itu mengumumkan akan terus menjadi pemasok mesin resmi untuk Kelas Moto2 selama tiga tahun kedepan yakni mulai 2016 sampai akhir musim 2018.
Nah karena hal itu FIM dan Dorna memberikan kesempayan buat pabrikan lainnya. Tidak menutup kemungkinan Yamaha atau bahkan Suzuki bisa menggantikan posisi Honda sebagai pemasok mesin Moto2 kedepannya.
Basis mesin Moto2 hingga saat ini menggunakan mesin Honda CBR600RR yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa untuk tujuan kompetisi yang terjangkau, namun dari segi harga tetap terjangkau bagi tim-tim Moto2, tidak overprice.
Bahkan harga satu unit paket lengkap motor Moto2 itu kabarnya jauh lebih murah dibanding satu unit motor prototipe Moto3 yang paling kompetitif saat ini seperti Honda NSF250RW.
ExternPro sampai saat ini bertugas men-tweak mesin CBR600RR yang digunakan di kelas Moto2. Namun, mereka juga bertanggung jawab untuk memperbarui komponen mesinnya sepanjang musim berlangsung. Kalau masalah sasis itu urusan Kalex sama Suter.
Kesempatan ini dibuka FIM dan Dorna hingga akhir musim ini bersamaan dengan proses pemilihan tender mesin Moto2.

Suter berhenti menjadi pemasok motor di Moto2 2016

Suter quits Moto2
Suter telah membatalkan rencananya untuk melanjutkan proyek pengembangan motor Moto2 dan akan berhenti di balapan moto2 sepenuhnya sebagai pemasok motor balap di kejuaraan kelas moto2.

Sebelumnya Suter telah banyak memenangkan kejuaraan moto2  pada musim 2010, 2011 dan 2012, ditambah gelar juara konstruktor Moto2 yang ditorehkan oleh Marc Marquez pada tahun 2011 dan 2012.  Suter sebelumnya sudah bermaksud untuk membuat 'comeback  yang kuat' dengan chassis diperbarui Suter MMX2 pada musim 2016.

Namun hanya tiga pembalap yaitu Efren Vazquez (Ioda), Federico Fuligni (AGP) dan Remy Gardner (AGP) yang terdaftar menggunakan motor desain Swiss itu di daftar pembalap dan tim moto2  2016  bulan lalu.

Suter sekarang telah menyatakan untuk menarik diri dari kejuaraan dunia moto2, setelah gagal untuk menarik minat setiap tim-tim moto2  untuk menggunakan motor buatannya nya.

"Dengan segera, Suter Racing mengakhiri keterlibatannya dikelas Moto2 GP dan tidak akan mengajukan izin tahun depan di MotoGP konstruktor," demikian pernyataan dari Suter.

"Karena tidak ada tim yang menunjukkan potensi besar untuk pengembangan suter sepenuhnya pada musim 2016, Suter mengakhiri komitmennya untuk saat ini, setelah memenangkan 3 gelar konstruktor dan pada tahun 2012 juga kejuaraan pembalap dengan Marc Marquez.

"Pada saat ini, departemen balap kami berkomitmen penuh untuk mandat rekayasa untuk produsen sepeda motor besar di Moto3 dan MotoGP. Tapi tentu saja kami akan mengembangkan dan memproduksi juga di masa depan merek kami sendiri untuk sepeda motor balap. Perencanaan untuk program motorsport baru sudah berjalan dengan baik. "

Keluarnya Suter disebabkan hanya Speed ​​Up dan Tech 3 yang sebagai alternatif dan tak sanggup bersaing dengan sasis motor dari Kalex, yang sudah diisi 26 dari 34 tempat di grid tahun depan.

Moto2: Forward Racing Resmi Kontrak saudara tiri Rossi, Luca Marini

Moto2: Forward welcomes Rossi’s half-brother Luca Marini
Forward Racing telah resmi mengkonfirmasi bahwa saudara tiri Valentino Rossi akan membalap penuh pada debutnya di Moto2  tahun depan.

Marini hadir bersama rekan VR46 Academy pembalap Lorenzo Baldassarri di provisional 2016 daftar entri bulan lalu dan skuad Giovanni Cuzari dan sekarang telah mengungkapkan bahwa pembalap berusia 18 tahun telah menandatangani 'kontrak multi-tahun'.

Marini mengikuti debut grand prix sebagai Moto3 wild card di 2013 Misano, kembali di kelas Moto2 musim ini ketika ia selesai di tempat ke-21. Pembalap Italia ini juga mengklaim secara keseluruhan kelima kemenangan ditahun ini pada balapan Moto2 CEV Championship.

"Saya senang dan pada saat yang sama bersemangat untuk kesempatan besar ini!" Kata Marini. "Musim depan akan sangat penting dan menuntut. Akan Meneruskan Racing adalah kesempatan besar bagi saya untuk tumbuh dan belajar dari tim dan dari rekan setimnya saya: Saya ingin memanfaatkan ini dengan penuh! Saya ingin berterima kasih Giovanni dan Riders VR46 Academy untuk kesempatan ini dan saya berharap untuk membayar kepercayaan mereka pada saya dengan pekerjaan saya. "

Cuzari menambahkan: "Saya sangat senang untuk mengumumkan kedatangan pembalap baru untuk musim 2016. Luca adalah pembalap muda yang kami bangga untuk menyambut tim kami dengan tujuan tumbuh bersama. Luca akan diturunkan bersama 'Balda' dan bersama-sama akan membentuk sepasang muda Italia berbakat naik Kalex dari Forward Racing. Untuk mengkonfirmasi keyakinan dan dukungan yang VR46 Riders Academy ingin memberikan proyek kami untuk 2016 juga bagi saya alasan lebih lanjut untuk kepuasan. "

Baldassarri selesai kesembilan di kejuaraan dunia tahun ini, puncak dari yang merupakan podium debut di Phillip Island, dengan rekan setimnya Simone Corsi kedua belas.

Setelah ditutup tim MotoGP-nya, Moto2 akan hanya fokus grand prix Teruskan di tahun 2016, bersama sebuah proyek baru di WSBK dengan MV Agusta. Crash.Net

Selasa, 15 Desember 2015

Rekrut Manajer Baru, Stoner Kembali Jadi Pembalap Utama

Casey Stoner / foto: Crash.net
BOLOGNA – Casey Stoner telah resmi berpindah tim dari Honda ke Ducati, meski masih menjadi test rider. Namun, belakangan tersiar kabar kalau Kurri Kurri Boy tengah berniat untuk comeback sebagai full time rider, bukan hanya sebagai test rider.
Kabar ini mencuat setelah Stoner diketahui telah merekrut Chris Hillard sebagai manajer bisnisnya. Seperi dikabarkan RACER, Jumat (11/12/2015), Hillard bukanlah sosok baru dalam karier Stoner. Hilard adalah orang penting di Alpinestars, equipment yang pernah mesponsori Stoner. Selain itu, keduanya juga diketahui menjalin hubungan persahabatan.
Nah, dengan direkrutnya Hillard ini pun memunculkan rumor kalau Stoner berencana untuk kembali mengaspal di MotoGP secara full time. Entah ini benar atau tidak, yang pasti layak dinanti kiprah Stoner dalam menyokong Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso di Ducati musim depan.
Dua kali juara dunia MotoGP itu dipastikan akan menjalani tes pramusim 2016 di Sepang dan Qatar. Hal ini dikonfirmasi oleh Sporting Director Ducati, Paolo Ciabatti.
“Casey tidak akan tes dengan para pembalap lainnya. Ini karena kami mungkin tidak punya banyak motor baru sebelum musim dimulai,” jelas Ciabatti.

Alasan Rider Amerika Serikat Minta Motor Marquez

BARCELONA – Tidak hanya bertarung di ajang yang berbeda dari yang biasanya dihadapi, pembalap Marc Marquez juga berkesempatan mengendarai motor yang tak pernah digunakan sebelumnya. Motor tersebut milik rider AMA Pro Flat Track, Jared Mees.
Mees mengaku ingin sekali mencoba motor yang digunakan Marquez. Pembalap berpaspor Amerika Serikat itu menjelaskan, ada beberapa elemen pada motor The Baby Alien yang lebih baik ketimbang miliknya.
“Saya pikir perbedaan terbesar di antara motor kami adalah set-up motornya sedikit lebih rendah, milik saya lebih tinggi. Motornya memiliki beberapa poin yang sangat kuat,” ungkap Mees, seperti diberitakan Crash, Minggu (13/12/2015).
Meski demikian, Mees juga berpikir Marquez tertarik untuk menjajal motor miliknya. Melihat hal tersebut, baginya itu sangat wajar karena setiap pembalap pasti ingin mencoba hal baru yang belum ditemukan pada motornya.
“Dia (Marquez) berkata motor saya memiliki lebih banyak torsi dan tarikan,” papar jawara AMA Grand National 2015 tersebut.
Mees hanya mampu finis di tempat ketiga pada ajang Superprestigio Dirt Track 2015. Ia kalah dari Marquez yang duduk di posisi kedua, sedangkan status kampiun menjadi milik rider AMA Pro Flat Track lainnya, Brad Baker.

Juara Superprestigio Puji sang Fenomena, Marquez


BARCELONA – Bagi rider Repsol Honda, Marc Marquez, 2015 sepertinya menjadi tahun yang ingin dilupakannya. Pembalap berusia 22 tahun itu gagal mempertahankan trofi MotoGP, dan kembali kalah di ajang Superprestigio Dirt Track oleh Brad Baker.
Juara Superprestigio, Brad Baker puji Marc Marquez (Foto: Crash.net) Pembalap asal Amerika Serikat itu baru pertama kali mengunjungi Eropa, dan ia banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan untuk memulihkan cedera bahu dan sikut. Baker namun, tak tinggi hati untuk mengakui bahwa penampilan maksimalnya muncul, setelah Baby Alien terus menekannya sepanjang balapan.
“Saya hanya ingin memberikan kredit kepada Marc. Dia pembalap fenomenal, baginya terus menekan saya sepanjang balapan cukup menegangkan. Saya tak bisa melakukan kesalahan dan di trek tadi sangat penuh balapan teknik. Anda harus pelan-pelan berkendara untuk lebih cepat. Jika terlalu agresif, Anda akan melakukan kesalahan,” tutur Baker di Crash, Senin (14/12/2015).
Bagi Baker, balapan di ajang Superprestigio merupakan balapan terbaiknya sepanjang tahun. Terutamanya melawan dua kali beruntun juara MotoGP itu.
“Tadi balapan yang hebat. Saya bahkan tidak melihat ke belakang untuk tahu dia di sana, karena setiap kali dia mendekat, penonton mulai riuh. Balapan tadi menyenangkan, sepanjang malam menyenangkan dan di event Superprestigio dari lap pertama sangat tengah, ini jelas balapan favorit saya sepanjang tahun,” paparnya

Honda Siap, Yamaha Belum Temukan Setting Terbaik

Yamaha kalah kompetitif ketimbang Honda. (Foto: AFP/Manan Vatsyayana)
Perubahan regulasi pada MotoGP 2016 menyulitkan Tim Movistar Yamaha menemukan setting-an terbaik. Di saat Yamaha masih mencari-cari hasil terbaik, Tim Repsol Honda meraih pencapaian memukau di sesi tes pramusim MotoGP 2016 yang berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia pada 11 hingga 12 November 2015.
Saat itu, dua rider Repsol Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa selalu masuk tiga besar di dua sesi latihan yang dilangsungkan. The Baby Alien–julukan Marquez–berhasil menjadi yang tercepat pada sesi latihan pertama dan kedua. Sementara Pedrosa berturut-turut menduduki posisi ketiga pada kedua sesi tersebut.
Sementara duo Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi belum berhasil meraih hasil maksimal. X-Fuera julukan Lorenzo berturut-turut hanya menduduki posisi lima. Sementara Rossi lebih buruk dengan duduk di posisi 12 dan tujuh.
Kebobrokan performa Yamaha pada sesi latihan ditengarai Lorenzo karena perubahan regulasi. Yang pertama peralihan ban Bridgestone ke Michelin serta diwajibkannya semua tim memakai perangkat elektronik keluaran Magneti Marelli dari Dorna.

Bos Dorna Balas Kritikan Valentino Rossi

Rossi (kiri) bersama Ezpaleta (kanan) (Foto: AFP)
MADRID – Keputusan Dorna memilih perangkat lunak elektronik baru (ECU) memang menjadi kontroversi jelang MotoGP 2016. Bahkan pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, sempat menilai keputusan tersebut merupakan langkah mundur yang dilakukan oleh pihak Dorna.
Bos Dorna, Carmelo Ezpeleta pun langsung memberikan tanggapannya mengenai ECU baru Magnetti Marelli itu. Ia berujar bahwa keputusan pihak Dorna terkait ECU tersebut merupakan salah satu cara untuk membantu tim-tim kecil bersaing di ajang MotoGP 2016.
“Mungkin pemilihan ECU baru merupakan salah satu langkah mundur olahraga ini. Mungkin perangkat baru ini adalah perangkat yang jauh lebih buruk dari yang kita gunakan pada tahun lalu. Namun, perangkat ini juga yang akan membantu tim-tim kecil bersaing di tahun depan,” ucap Ezpeleta, seperti dikutip Speedweek, Senin (14/12/2015).
“Kami sadar bahwa kami telah memberikan masalah yang terlihat sangat luar biasa untuk sejumlah pembalap senior di olahraga ini. Akan tetapi, bagi sebagian pembalap muda keputusan kami ini merupakan langkah yang benar,” sambungnya.
“Jadi, apakah kami telah memilih sebuah langkah mundur? Apakah kami telah sembarangan memilih sebuah perangkat? Itu semua tergantung bagaimana sikap dewasa Anda menyikapinya,” tuntas pria asal Spanyol tersebut.

Motor MotoGP 2016 Akan Lebih Lambat

Menurut Lorenzo motor MotoGP 2016 akan lebih lambat. (Foto: AFP/Jamie Reina)
Pembalap Tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, memprediksi semua motor peserta MotoGP 2016 akan mengalami penurunan kecepatan. X-Fuera julukan Lorenzo meyakini paling tidak motor-motor akan mengalami penurunan kecepatan minimal setengah detik ketimbang kuda besi yang bersaing pada MotoGP 2015 di setiap putarannya.
Perubahan regulasi pada MotoGP 2016 yang membuat Lorenzo yakin berpendapat demikian. Per musim depan, semua peserta akan dipasok perangkat elektronik (ECU) keluaran Magneti Marelli dari Dorna.
Sebelum Dorna memberi kebijakan yang mengharuskan semua tim memakai perangkat elektronik keluaran mereka, tim-tim pabrikan seperti Yamaha, Honda dan Ducati bisa mengembangkannya secara bebas. Karena itu, tak heran bila ketiga tim pabrikan tersebut selangkah di depan dibanding tim lainnnya.
Dengan memakai perangkat elektronik keluaran Dorna, potensi Yamaha, Honda dan Ducati dilewati tim lain cukup besar. Bahkan hal itu sudah tersaji saat melakukan sesi tes pramusim MotoGP 2016 pada 11 November 2015 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol.

Balap Underbone 130 cc Asia Road Racing Championship Bakal Dihapus

Salah satu kelas balap yang membanggakan Indonesia di kancah Asia adalah kelas Underbone 130 cc. Banyak pembalap Indonesia yang berhasil mendominasi kelas ini di balap level Asia. Seperti Gupita Kresna, pembalap tim Manual Tech ini berhasil menjadi juara Asia untuk kelas Underbone 130 cc Asia tahun ini. Namun, ada berita baru. Balap Underbone 130 cc Asia Road Racing Championsip bakal dihapus.
Balap Underbone 130 cc bakal dihapus dari penyelenggaraan Asia Road Racing Championship (ARRC). Tahun depan akan menjadi musim balap terakhir kelas Underbone 130 cc di kancah Asia. Dalam lampiran regulasi teknis yang diterbitkan Two Wheels Motor Racing (TWMR) selaku penyelenggara ARRC, sudah ditegaskan kalau tahun depan menjadi musim terakhir balap Underbone 130 cc.
Untuk kelas Underbone atau pengganti 130 cc, TWMR akan membuka kelas baru Underbone 150 cc. Nampaknya, kebijakan ini dilakukan karena banyak pabrikan sepeda motor yang lebih fokus ke Bebek 150 cc. Makanya, di event level Kejurnas kelas Bebek 110 cc juga dihapus tahun depan dan digantikan dengan Bebek 150 cc. Jadi, bisa buat persiapan juga untuk balap level Asia.

Jumat, 11 Desember 2015

Rossi Mengalah, Hukuman Tetap Coreng Karier Balap Sang Legenda

Rossi Mengalah Hukuman Tetap Coreng Karier Balap Sang Legenda

Valentino Rossi resmi mencabut gugatan bandingnya yang ia ajukan ke Pengadilan Abritase Olahraga (CAS)/ Reuters

Valentino Rossi mencabut banding yang ia ajukan ke Pengadilan Abritase Olahraga (CAS). Pencabutan itu ia lakukan kurang lebih satu bulan setelah dirinya resmi dinyatakan bersalah dalam insiden kecelakaan Marc Marquez di Sirkuit Sepang Malaysia.


Insiden tersebut sebenarnya terjadi pada 25 Oktober 2015 lalu. Saat itu Rossi dituduh menendang motor milik Marquez hingga pembalap Repsol Honda tersebut jatuh dan keluar lintasan. Rossi langsung dinyatakan bersalah oleh Race Direction. Ia dikenai tiga poin hukuman dan salah satunya harus memulai seri terakhir di Sirkuit Valencia dari posisi paling belakang.



Pembalap Movistar Yamaha itu sempat mengajukan banding lewat jalur CAS. Namun banding tersebut ditolak pada 6 November 2015. Saat itu juga Rossi resmi dijatuhi hukuman yang mencoreng karier balapnya di pentas MotoGP.

"Valentino Rossi sudah menarik gugatan banding yang ia ajukan ke Pengadilan Abritase Olahraga (CAS) atas keputusan Federasi Balap Motor Dunia (FIM) terkait tiga poin hukuman yang diterimanya usai melanggar pembalap lain selama lomba di Shell Malaysia Motorcycle Grand Prix, 25 Oktober 2015 lalu," bunyi penyataan CAS.

"Dalam banding itu, Rossi meminta pembatalan hukuman atau setidaknya pengurangan dari tiga poin menjadi satu. Kini dia sudah memberi tahu kami bahwa kasusnya sudah diselesaikan. Dengan demikian, prosedur abritase telah dihentikan dan keputusan FIM akan tetap berlaku," lanjut pernyataan tersebut.

Akibat hukuman itu, Rossi gagal menjuarai balapan tahun ini. Gelar yang diincarnya sejak awal kompetisi, jatuh ke genggaman rekan satu timnya, Jorge Lorenzo.

Bos Yamaha Sebut Hukuman untuk Rossi Cukup Adil

Perselihan antara Valentino Rossi dengan rekan setimnya Jorge Lorenzo belum juga berakhir. Kedua pebalap Yamaha Movistar itu tidak saling bertegur sapa sejak dua seri terakhir MotoGP 2015. Bos Yamaha Tech 3, Herve Poncharal, pun memberikan komentarnya terkait permasalahan ini. Ia mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hukuman penalti untuk Rossi. Namun, Herve menjelaskan bahwa sanksi tersebut sangat berat bagi Rossi dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP. 

"Bagi saya pribadi hukuman untuk Rossi cukup adil, tapi hal itu memang sangat berat baginya," kata Herve dilansir Crash, Kamis (10/12/2015). "Rossi tidak akan memulai balapan dari grid belakang jika ia tidak mendapatkan penalti di Misano. Aturan poin penalti berlaku untuk semua orang," sambungnya. 

Herve menilai balapan MotoGP 2015 berjalan sangat menarik. Dan, Rossi menjadi salah satu iko di balik kejuaraan yang luar biasa ini. "Tahun ini balapan sangat menganggumkan dengan perebutan gelar juara hingga seri terakhir. Dan tentu saja, salah satu pembalap yang terlibat dalam cerita ini adalah ikon kami, Rossi. Dia adalah kaisar kami." pungkasnya. -Crash.Net

Adik Marc Marquez Panaskan Rivalitas Sang Kakak dengan Rossi

Alex Marquez yang merupakan adik kandung Marc Marquez memanaskan rivalitas antara sang kakak dengan Valentino Rossi. Seperti diketahui, hubungan Marquez dengan Rossi memang tengah panas menjelang penutupan MotoGP musim 2015. 

Di mulai dari insiden di Sepang hingga berbagai tuduhan yang dilayangkan kedua pihak. Sebagai adik, Alex yang turun di kelas Moto2 merasa perlu mendukung pebalap Repsol Honda tersebut untuk mengatasi permasalahannya. "Saat saudara Anda mengalami hal seperti itu, Anda tentu akan terpengaruh dan mencoba untuk mendukungnya," kata Alex. 
"Saya tidak ingin pebalap lainnya mengalami hal yang sama, karena ini tidak mudah dan tidak ada unsur olahraga sama sekali," tuturnya. 

Alex mengungkapkan bahwa kondisi The Baby Alien semakin membaik pasca kejadian tersebut. Marquez mulai bisa mengatasi tekanan karena mengikuti banyak aktivtas. "Kami sangat beruntung karena di dekat rumah banyak sekali sirkuit, yang memungkinkan untuk berlatih kapan saja, yang membuat melupakan semua masalah." tutupnya.

Marquez Blak-blakan soal Insiden dengan Rossi di MotoGP 2015

Barcelona - Marc Marquez bicara blak-blakan dan panjang lebar mengungkit perselisihannya dengan Valentino Rossi di pengujung musim 2015. Marquez menegaskan tak salah apa-apa dan segalanya terjadi karena Rossi sendiri.


Kejadian antara Rossi dengan Marquez meramaikan MotoGP 2015. Saat tinggal terlibat perebutan gelar juara dengan Jorge Lorenzo, Rossi menuding Marquez sudah membantu sesama rider Spanyol itu. Puncaknya, Rossi dan Marquez terlibat insiden langsung di Sepang.



"Apa yang sudah dilakukan Valentino untuk balap motor sudah luar biasa. Segala yang pernah dicapainya berarti bahwa ia punya kemampuan besar di MotoGP. Tapi pada akhirnya tak ada yang sempurna dan selalu ada kemungkinan membuat kesalahan," kata Marquez dalam wawancara eksklusif dengan MCN.



"Valentino amat tangguh dan tahun ini aku melihat bahwa di luar lintasan Anda akan kalah kalau berhadapan dengan Valentino. Itu sudah terjadi di masa lalu dengan (Sete) Gibernau, (Max) Biaggi, dan (Casey) Stoner. Jadi Anda harus berkonsentrasi untuk bisa menang di atas lintasan."



"Aku sudah membantu Valentino dengan mengalahkan Lorenzo di Australia dan setelah itu ia menyalami tanganku. Tapi ketika kami menuju Malaysia... duaarr, semuanya meledak. Aku saat itu terkejut tapi pada akhirnya Valentino-lah yang memulai masalah ini."



"Aku tahu ada orang yang bertanya kenapa aku menyalip Valentino berulang kali, tapi aku juga ingin tahu kenapa ia juga melakukan hal serupa. Aku sedang berusaha menggeber tapi ia melewatiku berulangkali. Aku sempat tertinggal darinya tapi aku tahu lebih cepat darinya. Sejak balapan itu aku bertanya pada diri sendiri, 'mengapa ia membuat duel di Malaysia sedemikian sengit?'," bebernya.



Dari sesi konferensi pers jelang balapan di Sepang, saat Rossi menuding Marquez lebih suka Lorenzo yang juara juara, situasi sudah terlihat panas. Marquez menegaskan motivasinya adalah untuk menang dan bukan menghancurkan asa juara Rossi.



Setelah kemudian mereka terlibat insiden di lintasan Sepang, Rossi dihukum start dari posisi paling belakang dalam balapan penentu di Valencia. Saat itu Lorenzo akhirnya jadi pemenang untuk memuluskan jalan ke takhta juara, dengan Marquez yang finis kedua dituding Rossi sudah mengawalnya ke kursi kampiun.



"Valencia adalah balapan tersulit dalam karierku. Aku saat itu lebih gugup ketimbang saat menghadapi balapan perebutan gelarku sendiri. Targetku adalah memenangi balapan karena aku tahu kalau aku ada di tengah-tengah persaingan dan aku tidak menang, Valentino akan mengeluhkan tentangku," ucap Marquez.



"Aku berusaha sebaik mungkin untuk mengalahkan Jorge tapi ia memecahkan rekor lintasan dan rekor balap. Terkadang Anda bisa melaju cukup cepat untuk menyalip tapi tidak cukup untuk cepat untuk menutup jarak, jadi rencanaku ketika itu adalah menunggu sampai putaran terakhir, seperti Indy, dan menyalip. Tapi lalu Dani tiba dan aku kehilangan terlalu banyak waktu berduel dengannya," jelasnya.



Konflik yang ada di MotoGP 2015 turut memunculkan topik bahasan mengenai sebuah foto lawas yang bergambarkan Marquez kecil bertemu dengan Rossi yang disebutnya sebagai panutan. Keadaan kini berbeda. 



"Aku selalu bilang Valentino adalah panutan dan pahlawanku. Dengan segala yang sudah terjadi aku masih menghormati pencapaiannya di lintasan, tapi aku ingin punya jalanku sendiri. Aku menghormatinya, dan aku tahu bagaimana situasinya dan kenapa semua ini terjadi. Aku paham ia ketika itu sedang memburu gelar dan karena itu juga ia jadi lebih gugup dari biasanya. Saat Anda sedang gugup, Anda dapat mengatakan hal-hal yang tidak ingin Anda katakan. Tapi pada akhirnya ia sudah mengatakannya," sebutnya.



Sudah pernah terlibat dalam duel yang mempertaruhkan gelar juara dunia, Marquez tahu terkadang mengusik rival bisa menjadi hal penting. Dalam balapan, mind games memang bukan hal asing dan untuk pebalap top ada ungkapan cuma ada dua pilihan; memberi tekanan atau menerimanya. Marquez menilai apa yang terjadi di pengujung musim pada awalnya bagian dari strategi Rossi untuk membuyarkan konsentrasi Lorenzo. 



"Jorge dan Valentino musim ini sama-sama luar biasa. Keduanya akan jadi kampiun yang pantas, tapi Jorge lebih cepat dan Vale lebih konsisten. Ketika Anda merasa seseorang lebih cepat daripada Anda, maka Anda akan berusaha menggoyahkan kestabilan orang lain itu," ujar Marquez.